BAB VIII - TRIPLE KILL!

86 11 0
                                    

Halo-halo semuaa, akhirnya setelah berbulan-bulan menghilang saya muncul lagi membawa Aretha.

Hehehe maaf sebelumnya karena saya menggantung ceritanya. Soalnya saya fokus buat ujian yang seabrek, uspbk lah, ujian praktik lah, dan UNBK yang katanya dibatalkan saat saya sudah selesai UNBK, padahal saya sudah belajar sampe ga tidur. Oke gausah banyak cing cong.

Langsung baca aja yuk 😁
Mohon kritik dan saran nya supaya aku bisa memperbaiki novel ini.

HOPE YOU ENJOY READING GUYSS

And Don't Forget to vote and komen ya. Terimakasih 😘😘

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

“Perkenalkan ini anak bungsuku, Rajendra” terdengar suara bu Nirmala yang menyadarkanku dari lamunanku.

“Selamat malam, saya Rajendra” Ya Tuhan suaranya yang berat terdengar begitu menggelitik telingaku.

Astaga apa yang aku pikirkan, apakah aku terlalu lama sendiri hingga aku berpikiran sangat kotor. Ah sudahlah lupakan, fokus Retha fokus. Dewi batinku berteriak agar pikiran sehat ku kembali.

“Ah iya nak Rajen, perkenalkan ini suami tante, dan ini si bungsu Anneth, dan yang di sana Aretha” ujar mama yang terdengar sangat bersemangat dan dibalas anggukan oleh pria dihadapanku yang baru saja ku ketahui namanya-Rajendra.

“Rajen,” mendengar panggilan yang dilayangkan ibunya, lelaki itu langsung menoleh ke hadapan ibunya, “Retha ini manajer di perusahaan papa lho” dan ku lihat dia hanya menaikan seblah alisnya sambil berkata,

“Oh ya, berarti kita bakal sering ketemu “ ucapnya sambil mengulas senyum tipis, sangat amat tipis hingga sedikit yang menyadari bahwa itu adalah senyuman.

Entah aku tidak tahu apa arti senyuman itu, Smirk? Senyuman Tulus? Atau apa. Aku lemparkan senyum sopanku untuk membalas kalimat ujarannya.

“Eh iya lupa, jadi gimana Lidya, apa kau setuju dengan ideku mengenai....

Dan akhirnya terjadilah perbincangan antara mama dan juga tante Nirmala, selebihnya papa dan juga om Dzaky masih berbicara soal politik negeri ini. Ku lirik adikku yang ternyata sudah asyik berbincang dengan lelaki di , wait tunggu duh kenapa adikku satu ini ganjen banget sih.

Tiba-tiba terdengar suara berat yang berasal dari lelaki di depanku, “Kamu bagian apa?”

Hah, bagian?, bagian apanya, ini dia tanya sama siapa, aku?. Dengan sedikit bingung aku mengarahkan jari telunjuk ku ke tubuhku. Aku?

Dan dia menganggukkan kepalanya, segera ku jawab “Bussiness Development”

“Oh” terdengar dia hanya ber-oh ria membalas perkataanku. Kenapa canggung sekali ya.

Tidak lama kemudian, rupanya mama dan juga tante Nirmala sudah menyelesaikan acara diskusinya, dan segera mengakhiri acara diner kami.

Terlihat mama beranjak setelah meminta izin sebentar untuk mengangkat panggilan yang ku ketahui dari budhe Ajeng. Setelah selesai dengan panggilannya terlihat mama terburu-buru mengahmpiri kami dan berniat undur diri karena anak budhe asri katanya dilarikan ke rumah sakit untuk lahiran.

My Manager, Manage My Life [On Going]Where stories live. Discover now