2 | Rapat

9.1K 870 203
                                    

*****

Jisoo berjalan malas menuju teras rumahnya sembari membawa segelas orange juice di lengan kanan. Ia menghampiri Sehun yang tengah sibuk dengan dunianya. Cowok itu tampak tenang duduk bersandar pada kursi kayu di teras rumah Jisoo, memejamkan mata dan memakai earphone di telinganya.

"Heh, cowok es! Nih minuman buat lo." Jisoo tampak terlihat malas memberikan minuman itu pada Sehun. Cowok itu masih memejamkan mata menikmati musik di earphone-nya.

Jisoo menarik napas kesal, segelas orange juice untuk Sehun masih ia genggam. "Ckkk ... berasa ngomong sama patung pancoran tahu gak? Gue tahu lo denger walaupun lo pake earphone, jangan pura-pura budek deh." Jisoo berdecak sebal karena Sehun belum meresponnya sedari tadi. Cowok itu masih saja asik dengan dunianya sendiri hingga mengabaikan Jisoo yang wajahnya sudah kusut sekusut boxer Bobby.

Segelas orange juice yang digenggamnya kini Jisoo simpan di atas meja kayu di samping Sehun. Gadis itu menatap Sehun kesal, rasanya ia ingin mengurung Sehun di kandang buaya. Kalau bukan karena suruhan abangnya—Seokjin—Jisoo tidak akan mau berurusan dengan Sehun. Mendengar namanya saja sudah malas apalagi bertemu dengan orangnya.

"Heh, lo lama-lama ngeselin ya! Budek beneran baru tahu rasa lo. Dasar jelmaan kulkas. Kalau bukan karena abang gue yang nyuruh ngasih minuman ini ke lo, gue nggak bakalan mau berurusan sama cowok es macem lo!"

Sehun hanya diam, bergeming sedikit pun. Kendati Jisoo mengoceh sedari tadi, cowok itu tidak terusik sama sekali. Tangan Jisoo mengepal. Kalau saja gadis itu tak punya hati, sudah pasti ia akan mencekik Sehun sekarang juga. Cowok ini benar-benar membuatnya naik darah.

"Woy, cowok es! Bangun nggak lo! Gue tahu lo denger dari tadi gue ngoceh. Seenggaknya lo nggak cuekin gue kayak gini. Haissshhh ... jangan diem aja dong. Ngomong kek, lo punya mulut 'kan? Bilang makasih bisa nggak? Heh Sehun! Arghttttt ... dasar nyebelin! Gue benci sama lo. Nggak usah dateng aja deh lo ke rapat ini. Nggak usah nunjukin muka kulkas lo depan gue. Ada nggak ada lo ngga berpengaruh apa-apa. Nggak guna tahu gak? Pulang aja sana nggak usah ke sin—"

Bruk!

Jisoo terkesiap saat Sehun dengan cepat menarik lengannya. Mata Sehun memang masih tertutup. Namun, lengan kekarnya begitu ajaib sehingga bisa tahu letak lengan Jisoo di mana, hingga dengan mudah Sehun menariknya. Dan Jisoo sekarang jatuh di pangkuan Sehun. Mata Jisoo membola saat Sehun menariknya, ia menelan ludahnya kasar saat mendapati wajahnya dan wajah Sehun yang dekat sekali seperti ini. Jisoo dapat merasakan aroma maskulin dari tubuh Sehun. Jisoo semakin terlonjak saat Sehun perlahan membuka matanya. Mata mereka bertemu, Jisoo tidak mengerjapkan matanya sedikit pun. Entah mengapa di balik sikap dingin Sehun, ia menyimpan tatapan yang hangat. Alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung, rahangnya yang tegas dan bibirnya yang hmmm ... tak dapat Jisoo pungkiri Sehun memang tampan.

"Astaga naga Neng Jisoo, Kang Sehun, kalian teh lagi ngapain?" Lengkingan Suara Baekhyun—salah satu satpam komplek—dari luar gerbang membuyarkan lamunan mereka berdua, Sehun terlonjak kaget dan sontak mendorong tubuh Jisoo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Astaga naga Neng Jisoo, Kang Sehun, kalian teh lagi ngapain?" Lengkingan Suara Baekhyun—salah satu satpam komplek—dari luar gerbang membuyarkan lamunan mereka berdua, Sehun terlonjak kaget dan sontak mendorong tubuh Jisoo.

KOMPLEK SULTAN [ON GOING]Where stories live. Discover now