Marry me?

4.9K 473 84
                                    

Luhan menatap penuh tanya pada sosok Chanyeol yang pada pagi ini kembali sudah datang mengunjungi Mal's disaat semua karyawan tengah sibuk menyiapkan restoran sebelum jam buka. Bukan hanya itu, kedatangan Chanyeol yang katanya baru saja berbelanja kebutuhan kulkas rumahnya, langsung memasuki area bar dan membantu sang bartender membersihkan gelas dan juga merapikan beberapa botol minuman.

Melihat hal itu seakan – akan Luhan kembali di waktu dimana Chanyeol bekerja disana.

Ia memilih membiarkan Chanyeol melakukan apa yang pria itu inginkan, tapi setelah dirinya selesai dengan pekerjaan intinya, lantas Ia menyusul dengan niat mengajak bicara pria itu dengan duduk pada kursi meja bar yang sangat tinggi. Chanyeol masih berada di balik bar, membersihkan gelas – gelas minum, bahkan ketika Luhan sudah berdeham memberikan sinyal kehadiran dirinya, pria itu masih tetap berkutat pada gelas kaca yang dipegangnya.

"Bukankah seharusnya kau tengah memasak di dapur rumahmu saat ini?" tanya Luhan yang meskipun demikian belum mendapatkan perhatian dari pria itu yang sekarang tengah meracik minuman dimana Luhan yakini minuman itu pasti untuk Chanyeol seorang diri.

"Jam buka bar kami jam 2 siang Tuan Park, mohon hargai dan hormati itu." Luhan mengoceh lagi dan nampaknya Chanyeol mendengar apa yang dikatakan olehnya karena pria itu menyeringai.

"Ada apa? Dua hari berturut – turut kau datang kemari, setiap pagi, apa ada masalah? Kau dan Baekhyun kembali bertengkar?"

"Aku tidak bertengkar dengannya." Akhirnya pria itu bersuara, memberikan dua gelas minuman hasil racikannya untuk Luhan dan untuk dirinya sendiri.

"Aku hanya butuh tempat untuk berpikir.. dan hanya Mal's yang bisa aku kunjungi saat ini."

"Berpikir untuk apa? Ada masalah serius?"

Chanyeol menggeleng, menikmati minumannya lebih dulu diikuti oleh Luhan.

"Selalu berhasil membuat minuman dengan rasa enak." Puji Luhan setelah merasakan minuman yang Chanyeol buat, bukan minuman beralkohol, hanya campuran jus dan minuman soda. Dan Luhan selalu mempertanyakkan darimana ide – ide kreatif itu didapat oleh Chanyeol untuk membuat minuman senikmat ini.

"Aku akan memberikan resepnya tapi kau harus membayarnya nanti."

Luhan mendengus kesal lalu menggeleng. "Jadi.. ada apa? Kalau kau bertengkar dengan Baekhyun atau kembali melakukan hal bodoh, akan aku seret kau keluar dan aku buang ke pantai."

"Kalau Sehun melamarmu, apa yang ada dalam bayanganmu?" dan setelahnya Luhan terbatuk cukup lama karena pertanyaan Chanyeol itu.

"Ma-maksudmu?"

"Aku hanya ingin tahu.. apa yang kau inginkan ketika Sehun melamarku kelak?"

Luhan sedikit gugup setelahnya. Bukan karena efek batuk yang baru saja ia derita tapi itu karena pertanyaan Chanyeol jelas sangat tiba – tiba dan tak pernah ia pikirkan sebelumnya, serta pertanyaan itu mengandung banyak arti dan susah untuk ia tangkap maksud dan alasannya.

"Se—sehun melamarku?" tanyanya, menginginkan kejelasan lebih dulu. "K—kau tahu 'kan hal itu masih sangat lama.. hahaha, kenapa kau menanyakkan hal yang belum terjadi—belum tentu terjadi." Gugupnya membuat Ia jelas berhati – hati berkata.

"Aku hanya bertanya, kalau kau tidak mau membayangkan adikku yang melamarmu—"

"Tentu saja aku membayangkan dia!" Luhan memotong dengan suara tingginya yang hanya diangguki oleh Chanyeol dengan senyuman yang cukup menjengkelkan untuk Luhan.

"Ke—kenapa kau menanyakkan hal itu?" selang sedetik setelahnya Luhan baru bertanya alasan Chanyeol bertanya.

"Aku bingung bagaimana harus melamar Baekhyun." kali Luhan tak lagi tersedak, tapi matanya membelak kaget serta garis senyuman di wajahnya terbentuk begitu lebar, tubuhnya bahkan bergerak cepat untuk memeluk Chanyeol yang masih berada dibalik meja bar.

LOVELESS (END)Where stories live. Discover now