loveless - 10

7.1K 416 33
                                    

"Daddy, let me! Let me!"

Pagi ini, suasana dalam apartemen milik Chanyeol sudah dipenuhi dengan suara Chelsea yang tengah merengek memperhatikan bagaimana sang Daddy yang tengah memasakkan makanan untuk sarapan pagi mereka. Menghindari protes dari Chelsea karena terbangun dengan posisi tidur diabaikan oleh sang Daddy yang lebih nyaman tidur berpelukan dengan tamu mereka saat ini—Baekhyun—sang tetangga, Chanyeol memutuskan membawa puterinya untuk menemani pagi-nya di dapur.

Sebenarnya ia tahu, membawa Chelsea di dapur bersamanya adalah kesalahan besar, sudah sering kali dan menjadi kebiasaan anak itu ingin melakukan semuanya dengan alasan membantu namun yang terjadi pada akhirnya adalah sebuah kekacauan besar, dan saat ini anak itu tengah memaksa berulang kali hanya untuk memecahkan beberapa telur yang akan dimasak sebagai omelet nantinya.

"No." Chanyeol tetap melakukannya sendiri sementara Chelsea melanjutkan mencuci beberapa sayuran untuk salad mereka.

"Daddy selalu begitu." Bibir Chelsea mengerucut lancip kedepan dan memberikan suara merajuk namun Chanyeol tetap mengabaikan dan terus melakukan memecahkan beberapa telur dalam satu mangkuk dan langsung mengocoknya dengan sumpit yang sudah siap ditangannya.

"Kau tidak bisa Chels.. untuk melakukan ini, belum." Chanyeol memberitahu, "Bikinkan kopi untuk Daddy dan Baekhyunnie, lalu siapkan piring dan perlengkapan makan yang lainnya di meja makan, roti – rotinya disiapkan dalam satu tempat." Perintah lainnya ia ucapkan sebagai tugas Chelsea selanjutnya.

"Dadddddyyy..." Chelsea mengucapkan nada panjang. "Ini belum selesaiiii.."

Chanyeol yang sudah berpindah tempat hanya bisa tersenyum kecil melihat tingkah anaknya yang masih disibukkan dengan berbagai sayuran, ia menggelengkan kepala, mengabaikan dan membiarkan Chelsea menyelesaikan apa yang sudah ia perintahkan sebelumnya.

Rutinitas pagi yang selalu mereka lakukan bersama kurang lebih seperti itu, Chanyeol adalah Masterchef bagi Chelsea. Menyiapkan sarapan, makan siang hingga makan malam hampir setiap harinya—atau kadang ia mengajak Chelsea untuk makan malam di restoran pada hari dan saat – sata tertentu. Namun selama ia melakukan tugasnya memasak, Puterinya tidak pernah berada jauh karena ingin mencoba semua hal yang Chanyeol lakukan dengan alasan ingin membantu.

"Daddy!" teriak Chelsea kearah sang Daddy yang tengah berkonsentrasi pada hasil omelet-nya. "Chelsea sudah selesai." Anak itu melangkah turun dari tangga khusus yang dibuat untuk anak kecil seukuran dirinya yang berguna menjangkau temapt cucian dan juga beberapa lemari tinggi didapur. Ia meletakkan mangkuk besar berisi sayuran pada meja makan, dan melakukan perintah lainnya yang diberikan oleh Chanyeol sebelumnya, menyiapkan perlengkapan makan seperti piring, sendok, garpu dan juga gelas, lalu ia juga menyiapkan serbet makan disana, dan setelahnya ia beralih pada mesin pembuat kopi yang dimilik Ayahnya. Tanpa ada suara bicara dari mulutnya, tangannya telah melakukan pekerjaan lebih dulu dengan begitu yakin.

"Daddy.. seperti ini?" setelah memasukkan bubuk kopi, ia menanyakkan pada Daddynya, meyakinkan apakah yang ia lakukan sudah cukup benar.

Chanyeol menghentikkan apa yang ia lakukan saat ini dan beralih menghampiri Chelsea disana, melihat kadar bubuk kopi yang sudah disiapkan oleh puterinya, dan juga memastikkan kadar air yang sudah tersedia disana. "Hm, pintar." Chanyeol mengusap kepala Chelsea, menandakkan kebanggaannya akan apa yang dilakukan oleh puterinya dan Chelsea seketika memekik senang hanya karena perlakuan itu.

"Kopi, done." Ucapan Chelsea menjelaskan bagaimana ia menyelesaikan pekerjaannya untuk membuat kopi dan menekan tombol start pada mesin itu sebagai permulaan perkerjaan mesin pembuat kopi untuk memproses pengubahan bubuk – bubuk kopi didalam sana menjadi sajian minuman untuk Daddynya.

LOVELESS (END)Where stories live. Discover now