/tiga puluh lima/

1K 150 27
                                    

CHIRA
Triracup memang bikin capek banget, tapi gak tahu kenapa gue bahagia ngalamin prosesnya.

Malam ini hari keenam Triracup selesai. Setelah makan di salah satu restoran fast food, gue duduk manis di jok Rubicon hitam Hyunjin untuk segera pulang.

Awal Triracup hubungan gue dengan Hyunjin memang membaik banget. He even kissed my forehead to show his affection. Tapi memang kewajiban serta kepentingan gue dan dia di Triracup beda, gue sibuk LO dia sibuk ngurus perlengkapan. Gue tentunya lebih sering kerja bareng crew LO dan dia kerja sama crew perkap—salah satunya Yeji.

Kalau malam di jalan pulang, gue sama dia udah sama-sama capek, nggak jarang gue ketiduran dan baru bangun waktu sampe rumah. Kita ngobrol banyak kalau pagi, itupun cuman sebatas tentang hari ini bakal ngapain aja atau ada tanding apa.

Gue nggak tahu memang gue yang banyak mau atau gimana, tapi begini justru rasanya jauh banget dari Hyunjin. Lebih berasa nggak enak karena jauh yang kali ini bukan gara-gara gue yang menjauh dari dia atau karena masalah apapun. Pahak gak sih?

"Chir," gue noleh begitu denger Hyunjin manggil, padahal tadinya mata gue sudah nyaris merem. "Gua mau cerita sesuatu deh."

"Apa?"

Hyunjin menghela nafas, "sebenernya gua ngga tahu sih ini seharusnya diceritain ke lu apa nggak. Tapi kalo diem aja gua ngerasa gak nyaman."

"Buruan napa deh, ada apa sih?"

"Itu," Hyunjin meringis gugup, "Yeji."

Dada gue rasanya mencelos denger kata-kata Hyunjin. Gatau deh pokoknya Yeji udah mirip tanda-tanda kejadian buruk, jadi gue udah lemes duluan. Apapun yang menyangkut Yeji pasti nggak ada baik-baiknya buat gue.

"Gimana ya," Hyunjin meringis lagi, gue nggak tahu kenapa. "Dia orangnya baik, manis. Gua seneng sih temenan sama dia."

Gue cuman diem menunggu Hyunjin nyelesain kalimatnya, pandangan gue memandang jauh ke jalanan. Nggak berani natap Hyunjin, kalau tiba-tiba gue nangis kan nggak lucu.

"Tapi lama-lama gua berasa kalau she wants to be more than friends," Sialan lo tolol baru nyadar sekarang dari kemaren kemana aja???????

Bau-bau percakapannya udah nggak enak banget. Gue udah nyiapin mental buat nggak breakdown dengan apapun kalimat Hyunjin selanjutnya.

"Awalnya risih, tapi kayaknya sekarang I'm starting to catch feelings for her."

Hebat. Hebat bangat lo Jin, maksud lo ngomong kayak begitu terang-terangan depan gue apa sih? Apa biar makin jelas omongan lo waktu mabok itu? Biar gue beneran ngejauh dari lo?

Gue memaki Hyunjin dalam hati, tapi mulut gue sama sekali nggak berani mengeluarkan dialog apapun.

Hyunjin juga malah diem habis itu, kan anjing. Gue bisa merasakan Hyunjin noleh ke gue dari sudut matanya, "respon kali Chir."

"Lah udahan? Terus inti cerita lo apa, gue gak nemu," ucap gue yang tanpa sadar jadi nyolot dan kesal sendiri.

"Ya gitu," Hyunjin kembali natap jalanan, "ah gak jadi lah. Gua udah rasa it isn't right to tell you this."

"Kalo gitu ngapain ngomong ke gue?" decak gue kesal.

"Ya gua kan—Chir jangan marah," Hyunjin motong sendiri omongannya.

Gue malah jadi sadar kalau gue nggak berhak marah, jadi akhirnya gue mulai nenangin intonasi gue. "Gue capek nggak bisa diajak ngomong berat, kalo udah sampe rumah bangunin," gue buru-buru memejamkan mata. Another Chira-lari-dari-perdebatan moment.

loveless ; hwang hyunjinOnde as histórias ganham vida. Descobre agora