1. Sekolah

88 4 0
                                    

Aku , kakakku dan kak Rashid sudah duduk di angkutan umum setelah sekian lama menunggu di depan rumah, kami tidak tau kenapa bisa selama itu kami menunggu, padahal biasanya kami lebih cepat dapat, entah kenapa lebih lambat dari dugaaan, tapi untungnya kami menunggu lebih pagi dan Kak Rashid pun tidak terlambat datang di depan rumah.

Kami bertiga sudah biasa berangkat sekolah dengan angkutan umum,

Sekolah ku berjarak 5kilo dari rumah, dan sekolah mereka berdua begitu jauh dari rumah tepatnya di tengah kota.

Berangkat sekolah kita selalu bertiga, sedangkan pulang aku hanya sendiri dan mereka berdua.

Terkadang saja jika pulang kita satu angkutan umum, tapi itu jarang sekali.

Sesampainya di depan Sekolahku

"Kak aku duluan ya" Seruku kepada kakak sambil mencium tangannya

"Iya dek, hati hati lo turunnya" kata kakakku sambil tersenyum , sembari tangannya mengelus kepalaku

"Uh calon adik  ipar hati-hati ya" ungkap kak Rashid sambil cengengesan

"Iya kak, dah kak" teriakku sambil turun dari angkutan umum sambil melambaikan tangan

Di dalam angkutan umum

POV Vaela Afifah

"Dhan, coba deh liat udah lengkap belum ya  perlengkapannya" sikutku ke Rashid bertanya

"lengkap itu udah tenang aja, kalo kurang ya nanti tinggal di hukum, santai hehe" jawab Rashid santai sembari cengegesan

"Gila ya, tapi yaudahlah" ungkapku pasrah

Sekarang aku sedang perjalanan menuju sekolah bersama sahabatku, iya teman satu sekolah, satu kelas, juga teman kecilku, dia memang biasa di panggil "Rashid", tapi aku lebih suka memanggilnya "Fardhan" atau "Dhan" kalo dia biasa memanggil ku "El"

Singkat cerita aku baru masuk di Sekolah Menengah Atas (SMA) bersama sahabatku itu,

Tapi tidak tau baru masuk sekolah ini, banyak sekali hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya, lalu terjadi saat ini.

Mulai dari telat sekolah setiap paginya, tertidur di dalam kelas sampai hampir ketahuan guru, lalai mengerjakan tugas dan satu lagi sampai hampir akan di labrak kakak kelas gara-gara ada senior pendamping waktu Masa Orientasi Siswa (MOS) yang tiba-tiba mengajakku untuk menonton pertandingan badmintonnya di luar sekolah setelah kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) selesai.

Untung sekali aku memiliki sahabat laki-laki yang selalu ada di dekatku dan menemaniku, jadi tidak ada salah paham di antara aku dan senior pendamping itu lagi.

Banyak sekali rumor tidak baik tentangku, sehingga sahabat ku kena imbasnya juga, tapi untungnya sahabatku tidak apa-apa. Tapi tetap saja aku tidak enak, sehingga perempuan yang dia suka tidak bisa dia dekati lagi.

Next,
Aku dan Rashid sedang ada tugas di mata pelajaran fisika, Praktek individu sebenarnya, tapi aku selalu bertanya kepada sahabatku ini karena dia yang membantu dalam segala hal, dan tetap membuat tenang, karena aku tipe orang kalo udah gerogi pasti takut salah dan bingung semua, jadi dia yang selalu memberi penjelasan dan ketenangan kepadaku.

"El, kalo nanti lo gak ngerti bilang ya" kata Rashid sambil mengelus kepalaku

"Pokoknya lo jangan gerogi, biasa aja nanti santai ok" tambah Rashid kepadaku

"Iya Bismillah, bantuin pokoknya" sahutku ke Rashid

"Nanti lo pelajari lagi" ungkap Rashid

This is My StoryWhere stories live. Discover now