#36

1.3K 134 5
                                    

Taehyung mengangguk pelan, ia tersenyum getir. Sebenarnya, sudah seharusnya pria ini merelakan Rose untuk kakaknya. Tapi, selalu saja hatinya tidak rela untuk melepaskan wanita di sampingnya ini. Mau berusaha bagaimanapun dirinya susah untuk mendapatkan hati Rose. 

"Aku mengerti" ucap Taehyung pelan. 

Rose menoleh ke arah Taehyung, "Terima kasih kau sudah..."

"Aku akan mencoba berhenti mencintaimu Rose"

Rose terdiam, mulutnya terbungkam. entah mengapa ucapan itu sungguh tak bisa dia terima. Hatinya merasa sakit padahal hatinya sudah milik Chanyeol. Ada apa ini? Apakah ini disebut egois?

"Aku selalu mencari cara agar bisa melupakan mu Rose. Tapi aku selalu tidak bisa. Jadi aku berfikir untuk merebut hatimu kembali, namun ternyata itu juga tidak bisa"

Rose masih terbungkam, entah mengapa matanya kini mulai panas kembali, ia bisa merasakan air matanya mau keluar dari mata indahnya.

"Dan mendengar pembelaanmu pada Chanyeol hari ini membuatku semakin yakin untuk pergi dari hidupmu Rose" lanjut Taehyung tanpa menoleh ke arah Rose.

"Apa maksudmu Taehyung?" tanya Rose terdengar bergetar.

"Kamu benar Rose, kita hanya cocok sebagai sahabat. Tidak lebih"

"Taehyung.."

Taehyung menoleh ke arah Rose. Kedua mata indah itu saling bertemu. Taehyung melemparkan senyum manisnya, ia menghapus air mata Rose yang dimana wanita itu tanpa sadar ternyata air mata telah mendarat di pipinya.

"Jangan menangis, aku hanya pergi sebagai lelaki biasa, bukan pergi sebagai sahabatmu Rose" ucapnya lalu mengelus puncak kepala Taehyung.

Taehyung melirik jam tangannya, "Ah, sepertinya aku harus kembali ke kelas. Aku sangat bodoh pelajaran bahasa inggris, kalau aku remedial lagi bisa-bisa Eomma marah padaku" 

Rose masih diam. Ia tau bahwa lelaki ini hanya ingin menghindar, ini pertama kalinya Taehyung memilih pelajar dibanding berdua dengan Rose menikmati angin di atap sekolah.

Taehyung pun beranjak, lalu melangkah pergi. Namun, langkahnya terhenti saat Rose menahan ujung seragamnya.

"Taehyung.. tolong jangan pernah berubah"

Taehyung diam sejenak, ia menutup matanya singkat untuk menarik nafas. Ia pun menoleh kembali ke arah Rose, lalu memperlihatkan senyum terbaiknya, berusaha membuat Rose tenang akan dirinya.

"Rose, untuk melupakanmu saja rasanya mau mati. Bagaimana aku bisa sepenuhnya pergi darimu? bisa-bisa suamimu itu tidak punya adik lagi"

Mendengar itu Rose terbisu. Ia mencerna ucapan Taehyung dan menerimanya di hati. Rose pun mengangguk perlahan.

"Kau percaya kan padaku?" tanya Taehyung.

Rose kembali mengangguk.

Taehyung tersenyum, "Baiklah kalau begitu aku ke kelas dulu ya" ucapnya lalu mencubit pelan pipi Rose, "Kau mirip pinguin jika menangis. Berhentilah menangis, habis ini kamu ke kelas juga ya. Aku yakin keadaan sudah aman."

Akhirnya Taehyung pun meninggalkan Rose yang tak berkomentar itu. Sebelum ke kelas, ia berjalan ke kamar mandi, entah mengapa ia tak bisa menahan sakit hatinya itu. Taehyung sangat sakit hati melihat Rose menangis, apalagi itu karna dirinya. 

Kini Taehyung di balik pintu salah satu toilet, badannya merosot hingga ia terduduk di lantai toilet yang kering itu. ia menundukkan kepalanya sembari memegang bagian jantungnya. 

Sakit.

Itulah yang ia rasakan sekarang, Taehyung mengaku pria lemah jika bersama dengan Rose. Apapun yang wanita itu minta tentu saja di turuti. Dan kali ini, wanita yang amat Taehyung cintai memilih orang lain dan itu membuatnya menahan sakit hati yang berkepanjangan.

Te Amo, RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang