#30

1.9K 181 11
                                    

"Di saat aku berjuang sendirian, di situlah aku merasa memang berjuang itu penuh pengorbanan"

"Di saat aku berjuang sendirian, di situlah aku merasa memang berjuang itu penuh pengorbanan"

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Rose salah tingkah. Sedari tadi pria itu memperhatikan wajahnya dengan senyum tipis di bibirnya. Senyum tipis yang ia pernah sukai beberapa tahun yang lalu. 

"Aku tak menyangka Rose bisa bertemu dengan mu di tempat ini"

Rose hanya tersenyum paksa, bingung ingin membalas apa. 

"Tempat ini tak berubah" Ucap Jaehyun sembari menghela nafas melihat taman secara luas. "Tapi kau sudah sangat berubah"

Rose menoleh, matanya mengerjap. "Berubah bagaimana?"

"Kau tidak seceria yang ku kenal. Ada apa? sepertinya banyak sekali beban yang kau tampung"

Rose tersenyum kecut, "Ah, tidak. Mungkin aku semakin dewasa"

Jaehyun mengangguk faham, "Sejujurnya, aku merindukanmu Rose"

Mendengar itu Rose terpana, ia mengerjap beberapa kali. Mulut mungilnya terbuka sedikit. 

"Aku tau itu tak pantas bagi seorang pria sepertiku yang sudah menikah. Tapi apa boleh buat? aku tak bisa membohongi perasaanku sendiri" Lanjut pria itu di selingi tawa getir.

Rose masih membungkam, ia tak tau harus menjawab bagaimana.

"Rose?"

"I-iya?"

"Salahkah aku merindukanmu?"

Rose terdiam sejenak, lalu menggeleng. "Ah, tidak. Maksudku, iya! Kau salah. Bagaimana dengan perasaan istrimu jika mendengar ini?"

Jaehyun tersenyum getir, "Kau benar. Tapi, bagaimana dengan perasaanku jika mendengar ini? Ia pasti lega akibat kebohongan yang menutupinya"

Rose lagi-lagi bingung ingin menjawab apa. Tak lama kemudian, badan Rose membeku saat tangan Jaehyun mengusap lembut kepalanya, aroma tangannya. Ah, benar-benar Rose amat suka dengan aroma tangan pria itu.

"Saat aku melihatmu sendirian dan menangis. Aku yakin itu kau. Maka dari itu aku datangi, dan ternyata benar, itu kau. Ada apa denganmu?"

Rose menyingkirkan tangan Jaehyun secara perlahan, ia menggeleng pelan. "Tidak apa-apa, aku hanya bingung dengan pelajaran yang semakin sulit"

Jaehyun terkekeh, "Dulu kau bersikap bodo amat jika ada pelajaran yang sulit kau pahami dan sekarang? kau malah menangis sampai begini?"

Rose tertawa singkat, "Iya, aku juga bingung dengan diriku"

Jaehyung kembali terkekeh, pria itu tanpa berfikir panjang menarik Rose dalam dekapannya. Lalu mengelus punggungnya lembut. "Benar-benar aku tak bisa melupakanmu Rose. Aku sangat merindukanmu"

Rose tergemap. Ia mengerjap beberapa kali. Ia bisa mencium aroma khas tubuh pria itu. Aroma yang membuat Rose candu jika di peluknya saat dulu. Rose juga bisa mendengar suara dekat jantung pria itu terasa dekat.

Te Amo, RoseHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin