"Biasa saja. Aku ingin ke Bieber group untuk mengecek keadaan perusahaan. Kenapa memangnya?" Tanyaku sakartis.

"Tumben saja. kenapa kau tak pakai Hoodie?" tanyanya lagi lalu ia tertawa kecil.

Aku tak membalas ucapannya dan aku mendekatinya yang masih diambang pintu. Lalu dengan cepat aku mencubit pipinya keras karena kesal.

"Ughh sakit Justin!" Erangnya sambil memukul lenganku.

"Apa kau lupa. Dulu jika aku pergi ke Bieber group selalu memakai pakaian seperti ini kan?" Tanyaku malas.

Dia terkekeh pelan. Selalu saja begitu.
"Ya ya aku ingat sekarang" ujarnya malas.

"Dasar pikun" ucapku lalu mendorong dirinya agar aku bisa lewat. Dia memukul bahuku dan ku hiraukan.

Selena's POV

"Bagaimana sel. Apakah dia akan datang" tanya Jules saat aku selesai mengirim pesan pada Justin.

"Belum ada balasan darinya. Tetapi pesanku sudah terkirim" balasku dengan raut kecewa.

Jules tersenyum dan mengelus pundakku.
"Aku yakin dia pasti datang" ucapnya seraya mencubit pipiku. Itu sudah biasa, dia memang gemar mencubit pipiku.

"Ah ya pasti dugaanmu salah. Dia tak akan mau datang untuk hal seperti ini." Ujar ku seraya membersihkan meja.

Jules meletakkan nampannya dan duduk di kursi. "Dugaanku pasti benar. Lihat saja nanti!" Bantahnya dan aku mendengus kesal. Sok tahu sekali dia. Sedangkan aku tahu benar Justin itu bagaimana orangnya.

"Lihat saja nanti" ucapku malas. Lalu pergi ke dapur dan Jules mengikutiku.

Ya.. aku sudah menceritakan semuanya pada Jules tentang semalam aku bertemu dengan Justin di depan restaurant. Bagaimana tidak... Dia sudah mengetahui apa yang Justin lakukan padaku tadi malam. Rupanya ia mengintipku dari dalam restauran. Mau tak mau aku harus menceritakan padanya karena ia terus memaksaku. Dan hari ini Mr. Jared meresmikan menu baru yang akan dijual di restaurant dan dikhususkan hari ini menu tersebut gratis, siapapun boleh mencobanya. Jadi aku fikir aku bisa mengajak Justin untuk mencoba menu baru ini.

Soal Swift dan Dave  aku meninggalkan mereka dirumahku dalam keadaan yang masih tidur. Memang pemalas mereka. Aku membiarkannya sampai ia bangun sendiri.

----

Rintikan salju terus saja berjatuhan di bumi. Sudah pukul 9 malam Justin belum datang juga. Apa dia memang tidak akan datang kesini mengingat pesanku saja tidak dibalas olehnya. Mungkin jika aku menelponnya dia mau menjawab. Ah bermimpi lah sel! Dia tidak akan menjawab telfon mu. Tapi aku harus menghubunginya, tiba-tiba saja perasaanku tak enak terhadap Justin. Ya.. aku harus menghubunginya.

Drrrtt...

Drttt...

"Ah panggilan tak terjawab, apa dia sedang sibuk atau memang dia tidak mau menjawab telfon dariku?"

Aku menghempaskan tubuhku di kursi sofa. Semuanya pelayan sedang beristirahat. Hanya aku saja yang duduk menyendiri sambil menatap ke arah luar restauran.
Mungkin benar ia tak akan datang..

Justin's POV

"Tolong kerjalah secepat mungkin. Semuanya harus kalian selesaikan dan pulihkan seperti semula sebelum Mr.Scooter kembali dari Las Vegas." Ucapku kepada salah satu pegawai di perusahaan ini. Ia mengangguk paham.

"Semuanya akan saya selesaikan dengan cepat Mr.Bieber. Saya akan menyuruh semua pegawai agar lebih cepat mengerjakannya." Balasnya lalu aku mengangguk. 

My Sweatheart Justin Where stories live. Discover now