Chapter 8

81 9 0
                                    


Selena's POV

Seperti biasa aku selalu menyapa tetanggaku yg sedang beraktivitas diluar rumahnya masing-masing. Terkadang mereka dahulu yg menyapaku. Aku senang memiliki tetangga yg sangat ramah seperti mereka.

"Pagi Sel, semangat sekali hari ini untuk bekerja" ucap Mr.Sean yg sedang menyiangi rumput-rumput lebat di taman rumahnya.

"Ah bukankah aku seperti biasanya Mr.Sean, dan hari ini aku dapat jatah libur kerja." balasku padanya.

"Oh libur ya, lalu kau akan kemana?" tanya Mr.Sean.

"Aku ingin berkunjung ke teman lamaku, kalau begitu aku pergi dulu Mr.Sean. Selamat beraktivitas!" balasku tersenyum padanya dan dibalas dengan senyumnya juga.

Aku menikmati perjalanan menuju ke rumah Swift, Sengaja aku tidak naik kendaraan dan memilih untuk jalan kaki karena aku ingin sambil berolah raga, meskipun apartement Swift jauh, aku tak peduli.

"Tunggu...kakiku.. sudah sembuh?" Aku baru menyadari bahwa aku tak merasakan sakit lagi di kakiku karena kejadian semalam, bahkan aku bisa berjalan sepenuhnya mengingat tadi malam kakiku sulit utuk berjalan dan tentunya aku bersama makhluk dingin berwajah datar dan juga tampan, yang selalu memakai Hoodie hitamnya itu.

"Ah aku tak peduli, yang terpenting sekarang kakiku sudah membaik."

aku melanjutkan perjalananku menuju ke apartement Swift.

-----

Seseorang membukakan pintu setelah aku memencet bel berulang kali di dekat  pintu apartement tersebut.

"Swifttt!!!" Teriakku kencang dan langsung memeluk erat sahabat yg sudah lama tak kutemui itu.

"Uncchh.. aku sungguh merindukanmu Sel!" Balasnya yg juga tak kalah eratnya memelukku. Kami berpelukan cukup lama.

"Ayo masuklah" ajaknya sambil menggandeng tanganku, kurasa dia benar-benar rindu padaku.

"Aku rindu apartement mu" ucapku sambil menghirup udara diruangan itu.

"Kau tidak merindukan moment kita waktu dulu yg selalu tidur bersama dikamar ku?" tanya Swift dengan cengirannya.

"Tidak usah ditanyakan Swift, aku juga pasti merindukannya. Aku ingat saat kau tak sengaja menendangku sangat keras saat tidur hingga membuatku terjatuh dari atas kasur. Dan kau sama sekali tidak sadar saat melakukan itu padaku. Dan.. oh ya, kau juga pernah mengompol kan?" ucapku mengingat masa lalu dan dibalas dengan tawaan Swift.

"Shut up Sel! Jangan dibahas, itu adalah suatu hal yg buruk bagi seorang Taylor Swift." ucapnya sok bijak.

"Bukan suatu hal yg buruk, tapi suatu hal yg memalukan bagi seorang Taylor Swift" balasku hingga kami tertawa terbahak- bahak.

"Ah sudahlah Sel, lupakan saja. Kau ingin minum apa?" tanya nya padaku setelah kami berhenti tertawa.

"Up to you Swift, seadanya saja" balasku lalu dibalas dengan anggukan lalu dia pergi ke dapur.

Sungguh, Swift tak pernah berubah dari dulu. Dia selalu ingat dengan persahabatan kami yg berjalan hampir 8 tahun, sejak kami masih berusia kurang lebih 10 tahun. Meskipun dia sudah pindah ke Canada. Dia selalu mengingatku dan menemuiku. Dia pindah ke Canada  karena orang tuanya menyuruhnya untuk tinggal di sana saat kami berusia 12 tahun. Jadi sekitar lima tahun kami berpisah. tidak bisa seperti dulu lagi yang selalu bersama.

Aku berharap agar persahabatan kami berdua akan tetap seperti ini, dan akan selalu baik-baik saja selamanya.

"Aku buatkan Coklat panas saja, ini cocok diminum saat musim dingin." Ucap Swift yg datang membawa minuman untukku.

My Sweatheart Justin Место, где живут истории. Откройте их для себя