TRACK 15 - DAYS LIKE THESE

Start from the beginning
                                        

"I'm sorry I didn't know you were struggling too."

"It's alright now though. But one thing you should know too. There was no 'too late' word in the dictionary of chasing dream I guess. Everyone has their own timeline in life. We don't compete each other."

Entah mengapa perkataan Hujan kali itu menyadarkannya akan sesuatu. He really misses talking to him like this.

"You're right." Katanya.

"I was lucky to find someone that help me find my way back, and I'm here also want to try to be someone that can help you find your way back. You can talk to me every time you need someone. I will be there for you, I promise, Dith." Katanya.

"Thank you, man. I appreciate that." Kataya tulus. Jujur Radith kini sedikit terharu dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Hujan. Something's really changed him.

But, is it really not too late for him?

"You should really start posting your demo on internet. You're good man, I'm sure people will dig your music." Kata Hujan.

"I don't know man."

"I have a friend who's great in video editing and internet marketing,, dia bisa bantu lo buat bikin video pertama lo." Kata Hujan.

"Ya.. thank you, that will be a great help man. But no offense, was Rama really this pushy towards you back then? Hahaha.. because you know.. you really.."

"You had no idea.. Rama udah lengket kayak permen karet sama gue." Katanya. Merekapun terkekeh bersama.

"Gue masih gak percaya, dia dokter sekarang. Temen gue bolos, hahaha."

"Tell me about it." Katanya.

"I miss this talk, you know." Celetuk Radith.

"Me too."

"Pindah ke topik lain." Kata Radith setelah sekilas hening melingkupi mereka.

"Hm?"

"Lo sama Raya.. something is going to happen for real between the two of you now? It's been so long overdue."

Radith tahu sejak dulu Hujan menyukai Raya. Dari semua gadis yang mendekatinya ketika SMA dulu, Hujan tidak pernah tampak tertarik, namun berbeda dengan Raya. Tidak ada yang bisa membuat perhatian Hujan teralihkan dari hobi fotografinya selain Raya.

"I don't know man.. but I'll try my best to make her not to hate me that much first.." Katanya. "Lo gimana? ada rencana nikah dalam waktu deket?"

Radith tidak menjawab pertanyaan itu.

"Wait.. lo mau nikah dalam waktu dekat ini? Asli?" Tanya Hujan dengan nada tidak percaya.

"Enggak lah, gila lo." Jawab Radith singkat. "Udah ah, yuk masuk, gue ngantuk." Ajak Radith.

"Ah.. cemen lo jam segini udah ngantuk." Katanya.

Namun kemudian Hujan mengikutinya dari belakang. Mereka pun berjalan melewati ruang TV untuk menuju kamar yang telah ditentukan untuk mereka masing-masing. Namun kemudian tiba-tiba Hujan berhenti.

"Dith, lo duluan aja deh, gue mau nyari makanan dulu di dapur." Kata Hujan.

"It's ok, just say lo gak tega ninggalin Raya tidur sendiri di ruang TV." Katanya. Namun Hujan hanya mengangkat bahunya sambil tersenyum.

Dalam perjalanannya menuju kamarnya, Radith kembali memikirkan obrolannya bersama Hujan tadi, tentang ide bahwa semua manusia memiliki timeline mereka masing-masing. Tawaran Hujan untuk membantunya menggapai kembali mimpi yang telah mati terkubur.

Namun dalam perjalanannya itu telepon genggamnya berbunyi. Nomor telepon berawalan +1 mengiriminya pesan singkat.

Unknown:

Test..

Radith membaca pesan singkat tersebut di tempat tidurnya. Siapa orang tak dikenal yang tiba-tiba mengiriminya pesan. Radith mencoba untuk tidak menghiraukannya. Pesan seperti itu biasanya dikirim oleh orang iseng atau jahat yang berniat meretas apapun itu yang ada dalam telepon genggamnya.

Ya, he knows, maybe he watched too many crime movies, but he will never know, he should be careful.

Namun kemudian pesan selanjutnya datang yang sepenuhnya membuat perhatiannya teralihkan. Amarah itu kembali muncul ke permukaan, yang ia tahu saat ini ia tidak ingin membahasnya di waktu ketika ia seharusnya bersenang-senang bersama teman-teman lamanya.

Lura:

Pick up your phone when I call you. We should meet. I know you read this message.

Radith kemudian mematikan telepon genggamnya dan menaruhnya di lemari di sisi tempat tidurnya.

He really needs to sleep now.

****

Thank you for reading another chapter of STRINGS..

nomor telepon berawalan +1..

Let's meet soon..

be healthy everyone.

XOXO,

Sadddh.

STRINGSWhere stories live. Discover now