Part 17- Gadis yang bersedih

Začať od začiatku
                                    

Midorima menggenggam kedua tangan (your name) dengan satu tangannya lalu satu tangannya menyentuh sebuah tombol.

"Ya ? ada yang bisa kami bantu ?" ucap suara dari speaker yang terpasang di langit langit ruangan.

"Cepat kemari ! Pasien mencoba mencabut infusnya."

Tak lama setelah itu, dua perawat datang dengan membawa troli yang terdapat berbagai macam obat-obatan dan alat kesehatan.

Perawat laki-laki menahan kedua kaki (your name) yang menendang-nendang dan satu perawat lagi mengambil cairan dari botol kecil dengan suntikan.

"Tidak ! Kumohon jangan...." perawat itu berhasil menyuntikkan obat penenang kedalam tubuh (your name).

(your name) mulai tenang dan matanya terasa sangat berat, seketika ia merasa mengantuk.

Midorima dan perawat itu melepaskan tangan mereka setelah melihat (your name) yang tertidur.

Midorima menghapus airmata yang menetes dari sudut matanya (your name).

Dari mata yang khawatir itu, Midorima menyimpan kecurigaan.

Untuk seseorang yang takut jika timnya kalah, sikap (your name) terlalu berlebihan bagi Midorima.

'Apa ada yang dia sembunyikan dari kami selama ini ?' pikir Midorima.

-----------

Sudah satu jam (your name) tertidur dan Midorima pun dengan sabar menjaga (your name).

Ia sudah memberitahu Takao jika dia tidak datang menyaksikan pertandingan Seirin dan Touou hari ini.

Dia siap menerima hukuman dari para senpai nya nanti. Karena prioritasnya sekarang hanya (your name).

Toh ia juga bisa menonton pertandingan dari televisi di ruangan ini atau menonton siaran ulangnya.

(your name) bergumam sebelum membuka matanya "Shin-chan..."
Wajah Midorima tidak menunjukkan ekspresi tapi (your name) tau bahwa pria berkacamata ini sedang marah.

"Maaf aku merepotkan Shin-chan."

"Tidak. Jangan pikirkan itu." Ucap Midorima seraya menaikkan kacamatanya.

(your name) tertawa lemah "Habisnya aku merahasiakan ini dari mereka karena aku tidak mau menganggu pertandingan mereka. Dan Rumah Ryo-tan jauh dari Tokyo. Yah tapi aku yakin dia mau saja kesini sih."

Midorima menghembuskan napasnya "(your name), apa ada hal yang kau sembunyikan dari kami selama ini nodayo ?"

(your name) berusaha menyembunyikan wajah terkejutnya. Ia harus mengganti topik pembicaraan atau membuat Midorima melupakan apa yang ia tanyakan barusan.

(your name) merintih kesakitan yang membuat Midorima bangkit dari duduk nya "Apa yang sakit ?"
(your name) merasa bersalah karena sudah membohongi Midorima tapi ia tidak punya pilihan yang lain "Aku belum makan. Aku ingin makan buah pir."

"Baiklah. Tapi jangan buat masalah selama aku pergi nodayo." (your name) menganggukkan kepalanya.

Karena di dalam pikiran Midorima hanya (your name) saat ini, Midorima pun menuruti permintaan (your name) tanpa pikir panjang.

(your name) melihat Midorima melewati pagar rumah sakit dari jendelanya.

"Gomenne Shin-chan. Tapi aku harus pergi." Gumam (your name) seraya mencabut infusnya pelan.

Sebelum darah mengucur dengan derasnya, (your name) segera membersihkan tangannya dengan air di kamar mandi yang terdapat di ruangannya.

Darah masih keluar tapi tidak sederas ketika (your name) mencabut infusnya. Lalu (your name) mengikat sapu tangannya di tangan kirinya untuk menghentikan pendarahan sekaligus menutupi lukanya agar tak nampak.

[Kuroko No Basket] Our Story ✅Where stories live. Discover now