Part 16-Tertekan

4.6K 562 64
                                    

Warning Typo !

Manik biru laut itu tidak berpaling dari (your name) sedikit pun. Angin pagi yang berhembus itu entah kenapa tidak membuat tubuh mereka kedinginan, melainkan kehangatan lah yang mereka rasakan.

(your name) hanya berdiri kaku dari tempatnya, tidak mampu mengucapkan sepatah kata apapun.

Tapi Aomine tau apa yang ingin (your name) katakan dari wajah perempuan itu. Semuanya tertulis dengan jelas.

Aomine menjulurkan tangannya yang memegang bola “Nih.”

(your name) mengangkat tangannya ragu, mau meraih bola miliknya itu. Tapi belum sempat (your name) mengambilnya, Aomine menjatuhkan bola itu dengan sengaja.

Tangan (your name) yang masih menggantung diudara, tiba-tiba di tarik hingga tubuh (your name) menabrak tubuhnya Aomine. (your name) membulatkan matanya karena Aomine yang sekarang  memeluknya.

Sedangkan Aomine memeluknya erat, seolah-olah memberitahu rasa rindunya kepada (your name) yang sudah lama ia rasakan.

“Ini benar-benar kau kan (your name) ?”

(your name) hanya diam. Mendengarkan dengan seksama detak jantung Aomine dari telinganya yang menempel di dada Aomine.

(your name) menutup matanya seraya menghirup aroma tubuh Aomine dan tangannya meremas kuat hoodie pria bersurai biru laut itu.

Meskipun tanpa analisismu, aku bisa mengalahkan mereka SENDIRIAN.’

(your name) membuka matanya lalu mendorong dada Aomine keras hingga pelukan Aomine terlepas.

(your name) berasa ingin menangis karena mengingat kejadian buruk itu. Karena hal ini lah (your name) belum memberi tahu kepulangannya kepada Aomine karena ia tau bakal begini akhirnya.

Perubahan yang terjadi dengan Aomine dan Akashi sangat memberikan dampak buruk baginya.

Pikiran (your name) selalu menolak kalau sosok yang ia lihat sekarang ini Aomine yang dulu ia kenal. Tapi hatinya tetap merasakan kehangatan yang sama.

“(your name)-” Aomine melangkahkan kaki nya mendekati (your name) namun (your name) melangkah mundur menjauhi Aomine.

Aomine menatap (your name) sedih karena melihat reaksi penolakan dari (your name).

Aomine tersenyum kecut “Tentu saja kau seperti ini. Setelah apa yang kulakukan waktu itu. Ini salahku.”

(your name) menggelengkan kepalanya  “Ini juga salahku. Disaat keadaan Daiki-kun yang seperti itu, aku malah....” (your name) menundukkan kepalanya.

Aomine menatap (your name) lembut sebelum memejamkan matanya sesaat dan  menatap (your name) dingin.

“Meskipun waktu itu kau tidak pergi, keadaan ku tetap tidak berubah. Tidak ada yang bisa mengalahkan ku kecuali aku.”

Dia sudah pergi terlalu jauh. Apa aku bisa membawa Daiki-kun kembali ?’

Mata (your name) yang perlahan berubah mati, tiba-tiba memancarkan kehidupan karena melihat layar ponselnya. Ada 2 nama muncul diiringi getaran di ponselnya tanda  pesan masuk.

‘(your name)-chan hari ini kita latihannya di dua tempat kan ?’  -Tetsuya-kun.

Baka kau ada dimana ? Kau sekolah apa  tidak ?’  -Taiga-chan.

Angin berhembus menggerakkan helaian rambut (your name). (your name) menatap Aomine lurus lalu membuka mulutnya.

“.........”

[Kuroko No Basket] Our Story ✅Where stories live. Discover now