Pagi

1.8K 261 70
                                    

.
.
.
.
.
.

***

Murid 1-A sudah berkumpul di ruang makan. Sato bertugas untuk memasak dibantu dengan Ojiro dan Yaoyorozu bertugas untuk membuat teh bersama Jirou, Asui dan Hagakure.

"Kejadian apa lagi yang akan terjadi hari ini? " Kirishima bersandar disofa sambil menatap langit-langit.

Kaminari dan Mineta (sohib) memasang wajah enggan. Mereka sudah tidak mau berurusan dengan Liga Penjahat yang terus menerus mengincar nyawa mereka.

"Ohayou, Minna. " Midoriya yang baru saja bangun menyapa mereka. Tanpa balasan, mereka hanya terdiam berusaha menebak apakah dia betul-betul Midoriya.

"Ke... Kenapa kalian menatapku seperti itu? " Midoriya gugup ketika seluruh mata tertuju padanya.

"Oh, itu Midoriya. " ucap Sero setelah melihat kegugupan pria berambut pirang pucat itu.

"Huh, apa kalian masih memikirkan siapa diriku? " Midoriya sangat ingin semua ini berakhir dan dia segera kembali ke tubuhnya yang asli.

Sementara itu, Todoroki yang berada di dalam tubuh Midoriya berlagak aneh. Dia berlarian dengan sedikit melompat kesana kemari dan tertawa~

(Lupakan)

"Todoroki-kun. Apa yang kau lakukan? " tanya Midoriya.

"Oh? Hanya melakukan sebuah tes. Badanmu benar-benar ringan dan kau memiliki stamina yang cukup bagus, pantas saja ketika bertarung kau tidak kehabisan tenaga. " komentar Todoroki mengawali paginya.

"Todoroki-kun. Sebaiknya kau hentikan itu. Aku tahu Deku-kun orang yang periang dan manis, tapi melihatnya terus melompat lompat seperti itu rasanya agak OOC. " Uraraka datang membawa makanan.

"KUSO TEME... "

"Ah, sepertinya ini tidak akan bagus. " gumam Kirishima ketika mendengar teriakan.

Bakugou datang dengan wajah yang sangat tidak santai.

"Oi, hanbun yaro. Apa apaan rambut mu ini, hah? " Bakugou curhat masalah rambut.

Pagi ini Bakugou berniat untuk membuat Todoroki malu. Dia mengambil jel rambut yang ada di kamarnya dengan niatan membentuk rambut Todoroki menjadi bentuk bentuk yang ambigu.

Namun dia salah, seberapa banyak pun dia memberi jel, rambut Todoroki tidak pernah bisa mengikuti keinginan. Yang pada akhirnya masalah kecil ini membawanya pada emosi yang membeludak.

"Semuanya, duduk. Kita akan sarapan, jangan berteriak didepan makanan karena itu bukanlah hal yang terpuji. Semuanya, duduk. " Iida dengan satu tangan terkepal dan satu lagi terangkat ke atas mulai mengatur anak-anaknya.

"Iida, kaupun belum duduk loh. " goda Kaminari. Iida terdiam. Dia duduk disamping Uraraka dengan wajah kesal. "Seharusnya aku tahu itu. " sangat berat menjadi ketua kelas seperti Iida.

"Iida-kun, don't mind. " Uraraka berusaha membangkitkan semangat sahabatnya itu.

"Daripada itu. Bak..Deku-kun, apa kau baik-baik saja? "

"Eh? Kenapa kau bertanya begitu? "

"Soalnya, kemarin Aizawa sensei berkata bahwa dia akan melakukan praktik uji tanding hari ini. Lalu bagaimana kalian bisa mengendalikan Quirk kalian? "

"HAH? OI, MUKA BULAT. KAU MERAGUKANKU YA? Akan ku perlihatkan padamu, kalau aku bisa mengendalikan Quirk si Habun Yaro itu. "

"Bakugou baka. " Todoroki berniat mengehentikannya. Namun, tanpa aba aba dan diduga duga, dia mengeluarkan Quirk Es milik Todoroki yang tentunya berada diluar kendalinya dan menyebabkan satu lantai membeku. Bahkan dirinya pun ikut membeku.

"BAKUGOUUUUUU. " Mereka semua meneriaki kebodohan yang dilakukan Bakugou.

***

Dengan bantuan Yaoyorozu yang menciptakan alat penghangat ruangan, es milik Bakugou pun meleleh dengan cepat.

Mereka semua menggigil kedinginan karena serangan es barusan.

"Kacchan, sebaiknya kau tidak melakukan itu lagi. Terlalu berbahaya. " Midoriya memperingati.

"Jangan menasehatiku, kuso Deku. "

"Bakugou kau benar-benar tidak mau mengakui jika dirimu salah. Yah, itu sudah jadi bagian dari dirimu, tapi yang tadi itu cukup berbahaya, bro. " Kirishima datang menenangkannya.

Bakugou terdiam, dia berbalik dan kembali ke kamarnya. Kaminari, Kirishima dan Sero mengikut dibelakang.

Sarapan pagi ini terpaksa batal karena semua makanan yang telah dimasak berhamburan.

"Entah kenapa, aku merasa bersalah atas semua ini. Maafkan aku, Minna. " Uraraka menyalahkan dirinya sendiri. Disaat mereka berusaha menenangkan Uraraka, Todoroki yang sedang duduk di sofa termenung.

"Apa ada yang mengganggu pikiranmu, Todoroki-kun? "

"Aku hanya berpikir... " Todoroki menggantung kalimatnya.

Yang lain menuggu. "Ternyata Quirk-ku cukup hebat juga. Walaupun tadi masih terlalu kaku dan sedikit sembrono. "

Mereka diam.

Mereka penasaran, apa yang membuat Todoroki menjadi orang yang begitu peduli pada hal itu. Apakah dia baik-baik saja? Atau jangan-jangan, kepalanya habis terbentur dan tidak ada yang menyadarinya?

Tidak ada yang tahu. Hanya Todoroki yang mengerti apa yang sedang ia perbuat.




*TBC

EXCHANGE : BOKU NO HERO ACADEMIAWhere stories live. Discover now