20 : Complicated

1.7K 188 19
                                    

Lia POV

Sudah terhitung satu minggu aku tidak lagi berkomunikasi dengan Ryujin, dan sudah satu minggu juga aku bersusah payah untuk menahan diri agar tidak goyah setiap kali berpapasan dengan Ryujin. Mengingat kita satu sekolah, ini membuatku frustasi, aku menderita.

Bahkan sampai detik ini aku masih memikirkan, apakah pilihanku kali ini sudah tepat atau sebaliknya?

Aku memang benar-benar tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Ryujin, tapi untuk bertatap muka sering terjadi di lingkungan sekolah. Percuma saja, sekeras apa pun usahaku untuk menghindar, toh kami juga berada di satu sekolah yang sama.

Setiap kali melihat wajah Ryujin yang terlihat murung itu membuatku merasa bersalah. Bagaimana tidak? Pada waktu itu aku mengatakan kepadanya bahwa aku menyukainya dan pada ke esokkan harinya aku malah menjadi kekasih orang lain.

Maafkan aku, Ryujin, aku tahu ini terkesan jahat. Aku hanya tidak punya pilihan lain karena ini baru untukku, semua terasa tidak benar Ryujin.

Seperti niat awalku, aku ingin menghilangkan perasaan cintaku kepada Ryujin. Aku pikir, aku bisa menghilangkan perasaan ini dengan mudah, tapi nyatanya — orang itu adalah Ryujin, tidak mudah bagiku menghilangkan perasaan ini. Aku masih memikirkan gadis itu, memikirkan semuanya. Aku benci setiap kali aku sedang melakukan sesuatu jadi teringat tentangnya — tentang kami.

Heoll....

Tidak begitu sebenarnya, aku berbohong. Aku tidak membencinya, bahkah tidak akan pernah bisa membenci orang sebaik Ryujin, hanya saja, seminggu tidak bersamanya sangat menyiksaku. Aku sudah terbiasa dengan adanya Ryujin yang selalu berada di dekatku.

Gadis itu pasti sangat membenciku. Bagaimana bisa aku merasa yakin? Dua hari yang lalu kami tidak sengaja bertemu di toilet sekolah. Aku tahu pada saat itu matanya sedang menatap diriku yang sedang mencuci tangan. Aku yang menyadari keberadaannya pun balik menatapnya, mulutku yang gatal ingin mengeluarkan suara, tetapi saat mulutku terbuka dia segera pergi begitu saja. Dia yang melihatku jadi tidak melakukan apa-apa. Siapa tahu dia ingin buang air kecil? Mencuci tangan? Atau urusan lainnya yang mengharuskan dirinya ke toilet?
Jujur hatiku merasa sakit melihat perubahan sikapnya kepadaku, tapi aku tahu, hatinya jauh lebih sakit.

Karena diriku.

Soal Jeno.

Aku benar-benar terpaksa menerima perasaan laki-laki itu. Lagi, aku merasa seperti orang jahat. Aku sungguh tidak bermaksud untuk menjadikan Jeno sebagai pelarianku. Jeno sangat baik padaku, memperlakukanku seakan-akan aku adalah seorang putri kerajaan. Tapi, tetap saja rasanya berbeda jika yang melakukan itu semua adalah Jeno. Anggap saja aku ini gadis beruntung yang bisa mendapatkan Jeno sebagai kekasihku di sekolah. Nyatanya banyak gadis-gadis yang menyukainya dan tergila-gila padanya, tapi sayangnya laki-laki itu jatuh kepada gadis bodoh yang malah jatuh hati kepada seniornya yang bernama Shin Ryujin.

Ketika Jeno memuji atau menggodaku, aku tidak merasa malu, aku tidak merasa bahagia dan aku tidak merasakan hal spesial apa pun. Hatiku tidak merasa hangat, rasanya — biasa saja.

Ryujin...Ryujin...Shin Ryujin...

Semakin aku sering menyebut namanya dalam hati, jantungku berdegup kencang. Senyuman nya, tatapan matanya, harum tubuhnya, pelukkannya. Aku benar-benar merindukan semua hal tentang nya. Jadi aku benar-benar jatuh hati ya kepadanya? Betapa rindunya mengingat sudah satu minggu aku tidak berkomunikasi sedikit pun kepadanya. Apa merindukan nya memang memiliki efek samping segila ini?

Semakin aku bergumam di dalam hati, kepalaku semakin penuh dengan segala tentang Ryujin. Tapi untuk kali ini aku sama sekali tidak menyangkal hal itu. Apakah aku menyesal dengan apa yang sudah terjadi?

FallWhere stories live. Discover now