19 : Day Sh*t

1.9K 195 22
                                    

RYUJIN berjalan lesu ke arah kelasnya, baginya tidak ada lagi hari spesial mulai detik ini. Ryujin sedari tadi pagi tidak melihat keberadaan Lia di sekolah. Apakah gadis itu tidak masuk sekolah? Atau gadis itu sengaja menyembunyikan diri agar tidak bertemu dengan nya?

Ryujin berdecih dan tersenyum kecut mengingat kejadian semalam.

Semalam memang malam ter-sialnya.

Memikirkan orang tuanya yang sering bertengkar.

Sudah ditolak secara tidak langsung.

Bensin motornya habis.

Bodohnya ia tidak menyadari jika uang di dompetnya habis. Sungguh, dia lupa meminta kepada Ibunya.

Lengkap sudah penderitaan nya semalam. Beruntung ada ponsel. Hanya Beomgyu—Mantan kekasihnya yang bisa membantunya untuk pulang ke rumah dengan selamat. Lelaki itu memang selalu baik kepadanya, padahal Ryujin selalu bersikap acuh.

-Flashback on-

(NOTES: karena flashback yang cukup panjang, gak saya jadikan huruf italic supaya gak pusing juga bacanya)

Setelah kepergian Lia dari hadapan nya, Ryujin tidak ingin lagi membuang waktunya lebih lama lagi di depan rumah gadis yang sangat ia cintai itu. Baru ingin menstarter motornya matanya jatuh kepada jarum bensinnya yang menunjukkan huruf E.

Tapi Ryujin masih ingin mencoba, siapa tahu saja masih bisa berfungsi sampai ia bisa menemukan tempat bensin terdekat. Saat Ryujin mencoba menyalakan mesin motor tersebut nampaknya tidak ada tanda-tanda motor itu akan menyala. Ryujin menghembuskan napasnya kasar. Ia melirik ke arah rumah Lia. Tidak mungkin Ryujin harus bermalam di rumah itu. Akhirnya mau tidak mau, Ryujin terpaksa mendorong motornya.

"Apa kau marah padaku karena kutendang tadi?" Ryujin bermonolog sendiri.

"Mianhae...."

Ryujin sepertinya sudah cukup jauh dari rumah Lia. Matanya berbinar saat melihat ada vending machine. Dengan tenaga seadanya Ryujin mendorong motornya. Ia sangat haus dan juga lelah. Tidak ada salahnya beristirahat sebentar.

Ia mulai membuka tas ranselnya dan mengambil dompet putih miliknya. Setelah membuka dompet tersebut mulutnya terbuka lebar, matanya melotot melihat isi dompetnya yang kosong. Dengan cepat gadis itu kembali memasukkan dompetnya ke dalam tas ranselnya. Tangan nya memukul keras dahinya, bisa-bisa nya ceroboh— alias ia lupa meminta uang jajan pada Ibunya hari ini. Beruntung tadi ia tidak ke kantin sama sekali. "Aish jinjja!! Mengapa aku sial sekali?!" gadis itu berdecak pelan dan mulai meraba kantung rok sekolahnya. Ah ia merasakan ada selembar kertas.

"Ku mohon sepuluh ribu won." saat ia mengeluarkan selembar kertas itu, ternyata hanya lah kertas struk belanjaan. Ryujin mendengus kesal. Dari mana juga datangnya kertas itu!

Ryujin duduk di atas jok motornya. Ingin menangis, tapi untuk apa ia menangis? Hidupnya sudah menyedihkan, kalau dirinya menangis, bukan lagi menyedihkan tapi menjijikan.

Ia melihat nama-nama kontak di ponselnya.

Chaeryeong, tidak mungkin... pasti tidak diizinkan oleh orang tuanya.

Eunbi, ah bocah itu mah pasti lagi bersama dengan gebetan nya.

Yeji? Dia lagi...

Yujin? Mana punya motor tuh anak.

Ryujin mendesah pelan. Ia merasa tenggorokkan nya kering, Ryujin sangat haus.

Jarinya berhenti di kontak bernama Beomgyu.

Ryujin menggigit bibir bawahnya, dengan ragu ia memencet icon berwarna hijau itu.

Gadis itu menempelkan ponselnya di telinga kirinya.

FallWhere stories live. Discover now