11 : This is Me

1.8K 232 14
                                    

SUDAH lima putaran Ryujin berlari. Keringat membasahi wajah dan tentu juga seragamnya, ia sangat benci dengan keadaan nya sekarang. Beruntung sekali saat ini suasana lapangan sangat sepi tidak ada murid yang bertebaran. Dari sudut lapangan Ryujin bisa melihat Pak Kim sedang asik memainkan ponselnya. Entah apa yang sedang dilakukan guru itu, bukan kah seharusnya guru itu mengawasinya?

Ryujin menghentikan langkah kakinya sambil mengatur pernapasan nya. Memutari lapangan sebanyak lima kali cukup membuat dadanya terasa sakit dan sesak. Rasanya tenggorokkan nya sangat kering, Ryujin butuh air minum sekarang juga.

Ryujin berjalan lesu ke arah Pak Kim yang sedang tertawa melihat ponselnya, "Pak, hukuman saya sudah selesai, boleh saya kembali ke kelas?" tanya Ryujin sopan.

Tawa Pak Kim mereda, guru tersebut sedikit terkejut melihat kedatangan Ryujin. Guru tersebut merasa belum lama tadi ia memberi hukuman.

Pak Kim terbatuk sekali, kemudian membenarkan letak kacamatanya yang sedikit turun pada hidungnya, "Benar kau sudah menyelesaikan hukumanmu? Lima putaran lho!"

Ryujin menahan napasnya, sepertinya guru di hadapannya ini suka sekali membuatnya kesal, "Sudah saya lakukan pak." jawabnya dengan sabar.

Guru itu menatap Ryujin tak percaya. "Masa cepat sekali?"

Ryujin berdecak. Sudah cukup, kesabaran nya sudah habis. "Ah, Apakah ini terlalu cepat?" kedua alis Ryujin terangkat, "Ah, benar, ini terasa cepat, pak, apalagi kalau kita sambil bermain ponsel." jawab Ryujin dengan sarkas.

Ryujin bisa melihat mata guru itu membulat siap untuk mengeluarkan ceramahan, tapi bagi Ryujin itu adalah sebuah makian.

"Kau..." geramnya.

"Pak, saya masih menghargai anda sebagai guru di sini. Saya tahu, saya telah melakukan kesalahan, tapi saya masih bisa bertanggung jawab dengan kesalahan saya. Tidak ribet kok melihat saya lari mengelilingi lapangan," Ryujin menjeda, takut-takut ia melihat ekspresi wajah gurunya itu. "Kalau seperti ini jadinya, anda tidak mempercayai saya kan? Lalu saya harus apa? Ini salah saya yang larinya terlalu cepat atau anda yang tidak memperhatikan saya?"

"APA KAU TIDAK PERNAH DIAJARKAN SOPAN SANTUN DENGAN ORANG TUAMU, RYUJIN?!"

Ryujin sangat terkejut mendengar suara Pak Kim yang sangat keras itu. Emosinya hampir terpancing karena bentakan itu, namun ia berusaha untuk mengendalikan dirinya, ia tidak ingin terkena masalah lagi. Jangan sampai orang tuanya hadir untuk kedua kalinya karena kesalahan nya.

Pak Kim menatap Ryujin dengan tajam, tanpa sadar Ryujin mengepalkan tangannya.

"Kenapa Ryujin? Benar kan apa yang saya katakan?"

TIDAK BODOH!

Mata Ryujin terpejam menahan amarah, terbesit wajah Suzy— Ibunya yang sedang tersenyum. Ah, kenapa semua orang dengan mudah mengatakan hal-hal menyakitkan kepadanya?

Ryujin menghela napasnya dan menunduk, ia sudah lelah terus berdebat kepada gurunya itu. "Maafkan saya Pak, apa boleh saya masuk ke kelas? Saya tidak ingin ketinggalan pelajaran."

Pak Kim berdehem, "Silahkan."

****

"Lia!" panggil Minju dengan berbisik, jari telunjuknya menusuk-nusuk pundak Lia gemas.

"Hm?" Lia menjawab tanpa melihat ke arah Minju, matanya fokus ke arah depan memperhatikan guru yang sedang menuliskan soal.

"Tadi saat aku ke toilet aku tidak sengaja melihat Ryujin. Sepertinya anak itu terkena hukuman lagi deh. Ah aku juga mendengarnya berdebat dengan Pak Kim. Anak itu selalu saja mencari masalah." mendengar ada nama Ryujin disebut wajah Lia langsung menoleh dan menatap Minju dengan serius.

FallWhere stories live. Discover now