Nine (A Baby)

8K 748 67
                                    

Pletak!

"Aduh! Donghyuck, kenapa malah memukul kepalaku?" Jaemin mengaduh kesakitan. Tangannya mengelus-elus kepalanya yang terasa sakit akibat pukulan dahsyat Donghyuck barusan.

"Kau ini yang kenapa! Jangan seenak jidatmu mengatakan aku hamil!" ucap Donghyuck marah.

"Ck! Tapi kau sendiri bilang kau sudah beberapa hari ini mual-mual seperti ini kan? Ini persis dengan gejala orang hamil," Jaemin mulai kesal dengan Donghyuck yang sangat sulit diberitahu.

"Tidak mungkin..." gumam Donghyuck.

Setelah mengatakan itu tiba-tiba saja Donghyuck memegang kepalanya yang terasa semakin pusing dan sakit, tubuhnya pun ikut limbung ke belakang dan ia terjatuh di lantai toilet. Jaemin yang kaget langsung berteriak panik, mendengar suara teriakan Jaemin membuat Jeno segera masuk ke dalam toilet.

"Astaga! Jaemin, apa yang terjadi pada Donghyuck?" tanya Jeno panik dengan kedua tangannya yang menepuk pelan pipi Donghyuck, berharap dengan itu bisa menyadarkan Donghyuck.

"Aku juga tidak tahu. Lebih baik kau bawa dia ke rumah sakit sekarang. Aku akan mengizinkan kalian pada Jeon-ssaem," ucap Jaemin lalu membantu Jeno memapah tubuh Donghyuck keluar dari toilet.

•••

"Dokter, bagaimana keadaannya? Dan apa yang terjadi dengannya?" tanya Jeno pada dokter wanita di hadapannya.

Sekarang Donghyuck sudah sadar, tapi masih berbaring di ranjang pasien yang tidak jauh dari Jeno dan juga Dokter Kim. Ia memperhatikan kedua orang itu.

"Um, kalian masih anak sekolah kan? Apa kalian berpa--" ucapan Dokter Kim terpotong karena disela oleh Jeno.

"Kami sudah menikah dok, dan benar kami masih sekolah." ujar Jeno dengan menunjukkan senyum canggungnya.

"Oh begitu, saya mengerti," ucap sang dokter sambil tersenyum. Kemudian dokter itu menuntun Jeno untuk mendekat ke ranjang tempat Donghyuck berbaring.

"Jadi begini, sebenarnya saya awalnya juga tidak yakin dengan hal ini. Tapi kenyataannya memang benar seperti itu. Donghyuck-ssi sedang mengandung janin berusia satu bulan. Selamat untuk kalian berdua, saya turut bahagia," ucap dokter itu tenang. Di akhir kalimatnya ia tersenyum membuat dirinya semakin cantik.

"Apakah dokter serius?" tanya Jeno tidak percaya. Wajahnya sangat tegang menunggu kepastian dari dokter wanita itu. Sementara Donghyuck menelan ludahnya kasar, lehernya terasa tercekat tak mampu mengeluarkan suara.

"Saya serius, Jeno-ssi." ucap sang dokter lagi-lagi dengan senyuman cantiknya.

"Syukurlah, saya sangat senang sekali. Terima kasih, dok."

Setelahnya, sang dokter meninggalkan keduanya untuk menyiapkan beberapa vitamin untuk Donghyuck dan bayinya.

•••

"Donghyuck, apa kau senang sekarang kau mengandung anak kita?" tanya Jeno memecah keheningan di dalam mobil yang mereka tumpangi.

"Diamlah Jeno, kepalaku sakit." kesal Donghyuck. Wajahnya terlihat sangat masam dan masih sedikit pucat membuat Jeno tak lagi berani berbicara dan keheningan kembali terjadi hingga mereka sampai di apartemen.

Sejak kepulangan Jeno dan Donghyuck dari rumah sakit, keduanya belum kembali berbicara karena Donghyuck yang mengurung dirinya di dalam kamar, dan belum juga keluar bahkan untuk makan malam. Jeno sudah berulang kali membujuknya untuk keluar dan makan malam, tapi Donghyuck sama sekali tidak mempedulikan Jeno. Hal itu membuat Jeno khawatir dengan kondisi Donghyuck dan juga bayi mereka karena kondisi Donghyuck juga belum terlalu sehat setelah tadi di sekolah pingsan.

Secret || NohyuckWhere stories live. Discover now