Seven (Back and XXX)

8.3K 870 246
                                    

Suasana sore sehabis hujan benar-benar indah. Udara menjadi lebih segar dan langit berubah menjadi warna oranye. Itulah alasan kenapa Donghyuck sekarang berjalan-jalan sendirian di taman dekat apartemen. Donghyuck suka dengan suasana ini, membuatnya menjadi merasa tenang. Di taman itu juga ada beberapa tetangganya yang juga melakukan hal yang sama, mereka juga tak mau melewati suasana seperti ini.

Donghyuck berjalan santai sambil bersenandung kecil, namun tiba-tiba saja sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Donghyuck!"

Menolehkan kepalanya ke asal suara tersebut dan betapa terkejutnya Donghyuck melihat sosok yang berada beberapa meter di depannya.

"Aku merindukanmu." Sosok itu kembali bersuara. Kali ini ucapannya mampu membuat Donghyuck semakin menegang di tempat.

"Mark," ucap Donghyuck pelan tapi masih mampu terdengar oleh sosok itu yang ternyata bernama Mark, kekasih Donghyuck yang kembali ke Vancouver bersama orang tuanya.

Kekasih? Ya, karena memang mereka berdua tak pernah memutuskan hubungan mereka bahkan saat Mark diberitahu sendiri oleh Donghyuck kalau dia akan menikah dengan Jeno.

"Donghyuck, aku sangat merindukanmu!" Dan Mark berlari memeluk tubuh Donghyuck. Memeluk erat tubuh mungil itu untuk mencurahkan rasa rindunya. Sementara Donghyuck yang juga sangat merindukan Mark membalas pelukan lelaki Vancouver itu.

"Mark, aku juga merindukanmu!" ucap Donghyuck dalam pelukan Mark. Lantas menghirup aroma tubuh lelaki yang selama dua tahun ini ia rindukan.

Setelah merasa pelukannya cukup, Mark menjauhkan tubuhnya dari Donghyuck. Lelaki ini masih sama, itulah yang ada di pikiran Mark saat ini. Matanya menatap ke dalam mata Donghyuck, mata sosok yang sangat ia cintai.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Mark masih menatap Donghyuck yang juga menatapnya.

"Aku baik-baik saja. Kau sendiri?"

"Aku juga baik," jawabnya dengan senyuman menawan miliknya yang mampu membuat Donghyuck menghangat.

"Mark bagai-"

"Aku tahu apa yang akan kau tanyakan, lebih baik kita cari cafe di dekat sini untuk lebih nyaman mengobrol."

Donghyuck pun hanya bisa mengangguk setuju ketika Mark mengenggam tangannya-- menarik tubuhnya untuk ikut berjalan. Senyuman makin terukir indah di bibir Donghyuck.

Sekarang keduanya sudah berada di sebuah cafe yang tidak jauh dari taman tadi. Mereka menikmati minuman yang mereka pesan. Suasana cafe tenang, karena tidak begitu ramai oleh pengunjung. Lokasinya pun sedikit jauh dari keramaian, sehingga membuat pengunjung merasa nyaman.

"Jadi, sejak kapan kau kembali ke sini?" tanya Donghyuck memulai pembicaraan mereka.

"Aku baru datang ke sini dua hari yang lalu," jawab Mark sembari menyeruput minumannya.

"Lalu apa yang membuatmu kembali ke sini?"

"Karena aku merindukanmu." jawaban itu membuat perasaannya menghangat.

"By the way, bagaimana hubunganmu dengannya?" Kali ini pertanyaan yang dilontarkan Mark membuat senyum di wajah Donghyuck sirna seketika.

"Mark sebaiknya jangan bahas itu,"

Pria asal Vancouver itu mengerti dan tak lagi melanjutkan pertanyaannya mengenai hubungan Donghyuck dan Jeno.

•••

"Terima kasih, Mark. Lain hari kurasa kita bisa menghabiskan waktu lebih lama lagi," ujar Donghyuck saat telah sampai di depan gedung apartemennya. Hari sudah semakin sore karena itulah mereka memutuskan untuk pulang.

Secret || Nohyuckحيث تعيش القصص. اكتشف الآن