04.

104 14 2
                                    

Mingyu.

Hari ini gue udah dirumah dengan keadaan mood yang kacau gara-gara omongan Jeno pas di kantor.

Untung adiknya Jira, anaknya atasan gue, coba kalau ngga, sekarang udah di ICU kayanya. Gue berdiri dari sofa untuk ke membersihkan diri, kayanya dengan mandi gue bisa sedikit tenang.

...

Gue berjalan keluar rumah untuk mencari angin karena dirumah sumpek kepikiran itu terus, bisa stress yang ada gue. Butuh waktu 24 menit untuk sampai ke Braga dari Buah Batu, gue menepikan mobil diparkiran yang disediakan.

Gue menyusuri jalanan malam kota Bandung yang indah pagi sampai pagi ini, ga akan pernah nyesel buat tinggal di Bandung karena cantiknya kota ini.

Jalanan di Braga kalau malam ramai, banyak orang yang lalu lalang ntah itu orang pacaran, keluarga atau yang iseng nyari angin.

Kaya gue.

"Maafin Ayah ya Nak sudah maksa kamu, perjodohan ini kita batalkan saja."

Perkataan Ayahnya Yura tiba-tiba terputar diotak gue, keadaan waktu itu kacau. Gue mengusap wajah gue, kapan kekacauan ini beres? Gue gamau berhubungan lagi sama masa lalu.

"Ada yang bilang kalau stress itu baiknya cari angin. Padahal mah itu cuman buat masuk angin." suara seseorang yang lagi duduk siamping gue menganggu acara merenung gue.

"LOH?!"

Plak!

"Biasa aja! Gausah teriak, kalau mau teriak dihutan sono!" ujarnya kesal.

Gue masih masang muka idiot, masalahnya kenapa orang ini duduk disebelah gue?!

"Lo ngapain disini?!" kata gue masih kaget.

Dia berdecak malas sambil menyandarkan tubuhnya dikursi. "Balik lah bego, masa gue jadi kuli panggul." katanya.

Ga mungkin cuma balik pas-

"Jagain Jira kalau gamau kalah start sama Abang gue."

gue manatap dia heran, emangnya kenapa?

"Karena dia masih belum menyerah untuk mendapatkan hati seorang Lee Jira Kim Mingyu."

Perkataan dia barusan menyadarkan gue, bahwa gue masih harus berusaha menyingkirkan parasit itu.

Yura benar, gue harus jagain apa yang sudah milik gue.

...

Jira.

Gue ga berhenti senyum-senyum sendiri selepas Jaehyun pulang. Ya, tadi gue habis jalan-jalan sama Jaehyun. Gue gatau kenapa gue bisa sebegini antusiasnya kalau bareng Jaehyun, beda kalau gue bareng Mingyu rasanya berbeda.

Wahhh, parah sih ini gue ga ngerti gue kenapa. Gue sayang Mingyu tapi gue juga gabisa lepas Jaehyun. Gue paham gue keliatan kaya cewek brengsek yang mainin dua hati laki-laki yang tulus sama gue, tapi kenyataannya berkata lain. Gue benar-benar gabisa menjadikan mereka sebuah pilihan.

Kayanya tidur bisa membuat pagi gue secerah senter, ya semoga saja.

...

Drrt...Drttt...

Gue menggeliatkan tubuh lalu menyipitkan mata gue untuk melihat jam.

03.00 AM.

Kurang ajar yang nelepon gue jam segini gatau tatakrama kayanya, orang lagi pules-pulesnya tidur diganggu, gue melihat siapa yang berani nelepon gue pagi buta gini.

Captain.Where stories live. Discover now