02.

176 20 2
                                    

Mingyu.

"Habis makan mau kemana Gyu?" tanya seseorang didepan gue. Seseorang yang sudah berhasil mencuri perhatian gue selama 7 tahun lamanya.

Namanya, Lee Jira seorang pengacara yang jadwal kerjanya padet terus, sampe gue kadang kalau chat dikacangin. Tapi, besoknya kadang Jira suka dateng ke Kodim sambil bawa makanan kesukaan gue. Gue makanan ga pemilih, omnivor. Asal jangan makanan haram gue makan, intinya gitu.

"Gyu?" panggilnya yang kedua kalinya. Ah kan sampe lupa gue lagi ngobrol sama bidadari.

"Ha? Nonton aja lah kuy dirumah kamu tapi." kata gue pada akhirnya. Bukannya gamau ngajak nonton, cuman...

Bro! Bandung siangnya panas banget gila hari ini, tumben banget.

"Dasar pelit!" katanya sambil masang muka galak.

"Bukan pelit, panas gini terus macet kamu mau macet-macetan dijalan? Terus nanti nontonnya midnight?" jawaban gue barusan kayanya berefek soalnya Jira kaya mikir gitu.

"Yaudah, mau nonton film apa?" tanya gue sambil nyeruput lemon tea yang udah sisa setengah gelas lagi gue sedot sampe habis.

"Nanti kita cerita tentang hari ini?" tanyanya sedikit ragu.

"Kenapa ragu?" tanya gue tanpa terbata sedikitpun.

"Ceritanya sedikit nguras tenaga, jangan deh. Terlalu tampan?" tanya lagi.

"Aku udah tampan ngapain nonton itu?"

Plak!

Tanpa perasaan Jira nampar gue pake tangannya yang mungil itu, gila sakit parah. Itu tangan kecil kalau buat gaplok orang kayanya udah tersetting kali ya? "Kalau mukul suka ga pake bismillah." kata gue sambil ngelus pipi gue yang gue yakini berbekas dan warna merah. Ga ada warna pink ga ada, mana ada sejarahnya seorang Lee Jira mukul bisa sampe blushing?!

"Apasi."

...

Setelah dari city walk Braga gue sama Jira sekarang udah ada di apartemen Jira yang terletak di Bandung kota. Jarak dari city walk menempuh waktu 5 menit seharusnya kalau ngga macet, tapi tadi hampir 20 menit lamanya. Soalnya gue bawa mobil jadi gabisa nyalip sana-sini.

"Gyu." panggilnya yang daritadi sibuk nyari film. Bingung katanya mau nonton film apa, padahal mah apa aja gausah milih gitu.

"Apa?" tanya gue sambil main smartphone yang baru keluaran tahun kemarin. Gamau sombong gaboleh kata guru ngaji gue, bolehnya ria.

"Mau nonton film apa?" tanyanya lagi. Ini udah pertayaan keberapa dia nanya?

"A Taxi Driver aja." usul gue setelah bertanya kepada bawahan gue mengenai film rekomendasi, dia bilang itu.

"Kenapa?" tanyanya dengan samar dahi yang mengkerut.

"Katanya bagus." jawab gue sambil ngambil alih remot ditangan dia dan mencari filmnya.

"Itu Korea loh." katanya mengingatkan.

Gue mengangguk. "Drama action not bad." ucap gue sambil berusaha mengetik dilayar lewat remot. Astaghfirulloh, ga lagi-lagi gue ngetik dilayar segede gaban ini. Capek, ribet.

"Serius Gyu?" tanyanya sekali lagi, sepertinya untuk menyakinkan gue apakah keputusan gue benar atau tidak.

"Kapan aku ngga seriusnya sama kamu?"

Captain.जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें