"Bisa tolong ambilin minum di kursi belakang?" Pinta Chanyeol pada Baekhyun karena ia sedang sibuk menyetir.

"Ada gak?" Tanyanya saat Baekhyun membalikkan badan untuk mengambil barang yang Chanyeol minta.

"Ini." Kata Baekhyun singkat sambil memberikan sebuah botol.

"Minum." Tanpa mengambilnya, Chanyeol hanya mengucapkan satu kata itu pada Baekhyun. "Minum." Ulangnya lagi saat Baekhyun tidak bergerak.

"Gue?"

"Iya. Engga bawa botol minum kan hari ini?"

Baekhyun mengangguk.

"Ya udah. Diminum."

"Baiknya." Baekhyun mendekut karena perkataan dan tingkah Chanyeol. Senyum manis datang begitu saja di wajahnya.

Beberapa menit kemudian, Chanyeol memarkirkan mobil Mercedes-Benz G65nya di depan sebuah kedai kecil yang didominasi warna coklat sebagai temanya. Sepertinya, sang pemilik menyukai tema kafe dan vintage.

"2 cinnamon roll, 1 Americano, dan 2 Honey Black Tea."

"Baik. Mohon ditunggu."

"Terima kasih."

Setelah mengucapkan itu, mata Baekhyun masih saja menatap kotak kaca yang menutupi jenis-jenis roti dan kue lainnya dengan tatapan berbinar.

"Masih mau yang lain?"

"Oh?" Baekhyun terlihat agak terkejut dengan pertanyaan Chanyeol. "Enggak kok. Cuma terlihat benar-benar menggiurkan aja." Baekhyun terkekeh.

"Lain kali, mampir aja lagi."

"Lo mau traktir gue?"

"Sure."

"Dasar boros." Baekhyun tersenyum lebar.

///

Chanyeol itu lebih tua satu tahun dari Baekhyun.

Alasan kenapa ia bisa berada dalam satu angkatan dengan Baekhyun adalah karena orangtua yang telat mendaftarkannya ke sekolah.

Jadi, untuk keamanan dan ketentraman batin Baekhyun, ia akan selalu menggunakan alasan itu setiap kali membandingkan kemampuan matematika Chanyeol dan dirinya.

Setelah memberi makanan yang sudah mereka beli kepada Nyonya Byun, Baekhyun memutuskan untuk menahan Chanyeol dan memonopoli sahabatnya itu untuk kursus privat matematika. Memang tidak ada ujian atau apapun, tapi ia hanya ingin belajar. Ia rasa ada terlalu banyak hal untuk dipahami beberapa minggu belakangan ini dalam pelajaran yang melibatkan ribuan angka itu.

"Udah ngerti?"

"Belum." jawab si mungil sambil memanyunkan bibirnya.

"Ayolah, semangat. Ini gampang, kok."

"Gampang buat lo. Chanyeol, lo itu lebih tua satu tahun dari gue. Jadi, otak lo yang sepertinya lebih gede itu," Baekhyun melingkarkan jari-jarinya di diameter kepala Chanyeol, lalu ke kepalanya sendiri. Membuat gerakan seolah-olah membandingkan ukuran otak kedua manusia itu.

"... udah jauh lebih matang dan dewasa daripada punya gue."

Sunyi.

"Logika apaan itu?"

"Logika Byun Baekhyun." Baekhyun hanya bisa menyengir lebar.

"Gue capek." Baekhyun melepaskan genggamannya pada pensil mekanik warna kuning yang ia pegang. Dengan gerakan pasti, ia menggerakan bokongnya dan mendaratkannya lagi di sebelah Chanyeol. Karena bahu Chanyeol terlihat sangat menggiurkan, dalam artian lebar dan terlihat bisa diandalkan, ia membiarkan kepalanya tergeletak di sana.

Sedikit jahat memang, tapi Chanyeol menggerakan bahunya dan mencoba menepis kepala Baekhyun.

"Diem!" Omel Baekhyun.

"Lo berat."

"Bohong banget. Lo kan kuat gendong gue, berjam-jam pun kuat." Baekhyun menyenderkan kepalanya lagi.

"Jangan lebay."

"Terserah lo aja. Gue emang gak pernah didengerin."

"Hehe, sayang deh." Lagi-lagi, Baekhyun mengangkat kepalanya untuk tersenyum lebar pada yang lebih tinggi untuk mengacungkan jempolnya.

"Anak baik." Katanya sambil menepuk-nepuk kepala milik Chanyeol. Dengan cepat, tangan Chanyeol bergerak untuk menangkap pergelangan tangan Baekhyun untuk menghentikan pergerakan anak itu.

"Lo baru bilang tadi, gue lebih tua dari lo." Ia menggoyang-goyangkan lengan milik Baekhyun yang berada di genggamannya.

"So-pan san-tun." Untuk meledek Baekhyun, ia mengeja setiap suku katanya.

"Dan, jangan bawel. Kalo mau istirahat, istirahat aja. Ga usah banyak gerak." Chanyeol menarik tubuh Baekhyun agar mendekat dengan menarik lengan milik Baekhyun. Agar Baekhyun tidak tersentak ke depan, lengannya yang lain menahan bahu si mungil.

Setelah Baekhyun sudah masuk ke ruang pribadinya, ia meraih kepala Baekhyun dan ia senderkan ke dada bidangnya selagi ia merebahkan dirinya ke sofa.

"Cup cup cup, adik bayi. Tidur yang nyenyak."

Dengan kesal (namun main-main), Baekhyun memukul pelan lengan Chanyeol.

Straight-A Student | ChanBaekWhere stories live. Discover now