"Sudah selesai!" ujar Kendall berbinar menatap Justin. Namun yang ditatapnya hanya menunjukan tatapan dingin lalu  menghembuskan nafasnya kasar.

"Kenapa kau tidak senang. Bukanya semuanya sudah terselesaikan?" Kendall memastikan bahwa Justin pasti akan menjawab pertanyaannyan.

Justin menggeleng pelan dan masih dengan raut wajah dinginnya. "Mereka tidak sendiri. Masih ada dua orang yang belum tertangkap. Kemungkinan jika mereka tahu bahwa Mark tertangkap polisi, kedua temannya itu pasti akan melarikan diri sejauh-jauhnya. Dan pasti akan mempersulit para polisi untuk melacak keberadaan mereka." ujar Justin terlihat kacau.

"Aku saja tidak pernah menggunakan uang perusahaan. Bahkan aku rela sampai menjual rumah, apartemen dan semuanya untuk menghidupiku dan Jazmyn. Lalu bisa-bisanya penjahat itu seenaknya menggunakan uang perusahaan!" Ucap nya lagi. Matanya mulai memerah tergambarkan aura kebencian yang sangat dalam.

Kendall mengelus pundak Justin dengan lembut berusaha untuk menenangkannya.
"Justin. Tenanglah. Kau tahu mereka tak akan semudah itu untuk melarikan diri" Ujar Kendal menenangkan Justin.

Kendall tersenyum manis pada Justin.
"Ayo kita pulang, anak-anak pasti sudah menunggu kita" Wanita itu menuntun Justin  keluar dari ruangan.

---

Sementara itu Gadis latin yang selalu memakai apronnya terus mengembangkan senyumnya tanpa henti membuat Jules dan yang lainnya menatap dirinya heran. Hari ini mood nya sedang baik. Selena masih membayangkan dimana momen dirinya kemarin saat bersama Justin. Ia masih mengingat bagaimana pria itu mencubit pipinya dengan gemas. Selena semakin melebarkan senyumnya dan tidak perduli dengan Jules dan Alex yang menatapnya geli.

"Senyum-senyum sendiri seperti orang gila" cibir Alex yang sedang mengantarkan pesanan kepada pelanggannya. Selena tidak perduli dengan ucapan Alex, ia terus melanjutkan pekerjaannya tanpa menghentikan senyumnya.

"Sel, kau tidak apa-apa kan?" tanya Jules memastikan sahabatnya itu.

"Memangnya aku kenapa?" Selena mengernyitkan dahi sembari berkacak pinggang.

"Sejak tadi kau tersenyum terus. Aku takut kau menjadi gila" Ujar Jules bersiap-siap kabur.

Selena menghentikan pekerjaannya dan menatap Jules tajam. Lantas ia tersenyum kembali "Kau tau aku sangat bahagia hari ini!" Selena melemparkan lap meja ke atas dan menangkapnya lagi. Ia terus melakukannya berulang kali.

Jules  bergidik ngeri melihat tingkah Selena.
"Coba ceritakan padaku.. siapa yang sudah  membuatmu menjadi bahagia seperti ini Mrs.Gomez?" Jules menatap Selena dengan tatapan jahilnya.

"Apa maksudmu? Mood ku sedang membaik saja hari ini" balas Selena. Tentu saja ia bohong. Gadis itu memang sedang memikirkan pria berhoodie.

"Really,Gez?"  Sekali lagi Jules menatap Selena jahil. Gadis itu rupanya ingin membuat Selena malu.

"Iya Jules. Selesaikan pekerjaanmu sekarang, jangan lalai! " perintah Selena dengan gaya bicaranya yang meniru ucapan Mr.Jared.

"Ya ya ya.. kurasa kau tak akan mau memberitahuku Selena. Tak apa, cepat atau lambat pasti kau akan memberitahuku sendiri" ujar Jules mengedipkan salah satu matanya. Selena memutar bola matanya kesal.

---

Selena mengerjakan pekerjaannya dengan gesit dan lincah. Ia terus mengembangkan senyumnya kepada semua pelanggan hari ini. Hari sudah malam, waktu menunjukkan pukul 07.15. Salju mulai berjatuhan.

"Hari ini kita pulang cepat, Mr.jared menutup Restaurant lebih awal karena malam ini akan terjadi penurunan suhu drastis dan salju akan turun lebih lebat." Ujar Cassie yang melintas didepan Selena sambil melepaskan apronnya.

My Sweatheart Justin Where stories live. Discover now