"Iya saya kost di daerah sini." jawabnya setengah melamun dan tersentak ketika Haruto mendadak menoleh ke arahnya.

"Kost?!"

Kenapa informasi itu sampai terlewatkan olehnya?

"Kalau begitu di mana orangtuamu?"

"Orangtua saya sudah meninggal, saya hidup sendirian." jawab Junkyu otomatis.

"Mr. Watanabe, mungkin sebaiknya saya diturunkan agak jauh dari kantor, nanti saya berjalan kaki saja."

Haruto mengerutkan dahinya tak suka dengan ide itu, "Kenapa harus begitu?"

"Tempat parkir khusus direksi kan sangat mencolok, saya tidak mau orang yang melihat saya turun dari mobil anda akan berpikiran yang tidak-tidak."

"Seperti kita melakukan seks yang hebat semalam, dan pagi ini berangkat kerja bersama-sama?"

Wajah Junkyu memucat mendengar ucapan Haruto yang sangat vulgar itu.

"Dengar Mr.Kim, kau dikenal sangat menjunjung moralitas dikantor, jadi orang tidak mungkin berpikir yang tidak-tidak tentangmu." Suara Haruto terdengar sinis dan mengejek.

"Lagipula..."

Kali ini Haruto sengaja membiarkan tatapan matanya menelusuri Junkyu dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Semua orang tahu siapa aku, dan seperti apa pacar-pacarku. Mereka tahu persis bahwa kau bahkan tak masuk ke dalam kategori tipe pasangan kesukaanku. Lagipula aku kan tidak mungkin tertarik padamu, jadi gosip apa yang akan timbul?"

Detik itu juga Junkyu menyadari bahwa dia tak akan pernah menyukai bosnya yang satu ini. Dengan geram Junkyu menggertakan giginya lalu mengalihkan pandangan ke jendela luar.

Saat itu tak ada percakapan lagi di antara mereka. Ketika Haruto memarkir mobilnya diparkir direksi, Junkyu segera turun dan mengucapkan terimakasih dengan kaku, lalu berlari kecil menembus hujan, meninggalkan Haruto yang masih di mobil.

Untunglah lobby sudah sepi, hanya petugas keamanan dan resepsionis saja yang ada disana, jadi tak perlu kuatir akan terjadi gosip.

Tapi ketika Junkyu melihat jam besar yang terpasang di lobby dia langsung mempercepat langkahnya, dia terlambat, Mr. Lee pasti akan marah besar.

Ketika sampai di ruangannya rekannya menatapnya sambil mengangkat alis melihat pernampilan Junkyu yang acak-acakan dengan rambut dan baju setengah basah.

"Mr. Lee menunggumu, dia bilang kalau kau datang langsung saja ke ruangannya."

Junkyu mengangguk, hanya mampir sebentar ke mejanya untuk meletakkan tas dan langsung mengetuk pintu ruangan Mr. Lee.

"Masuk." gumam suara dari dalam.

Junkyu melangkah masuk sambil mempersiapkan dirinya untuk mendengarkan ocehan panjang lebar tentang kedisiplinan yang menjadi ciri khas bosnya itu.

Tapi di luar dugaan, wajah Mr. Lee bukannya masam melainkan sangat ramah, dia bahkan mempersilahkan Junkyu duduk dengan bersemangat.

"Saya mengerti mengapa kau terlambat Junkyu. tadi CEO kita, Mr. Watanabe menelpon dan menjelaskan bahwa kau ikut mobilnya, yah saya tidak menyalahkanmu, cuaca sangat buruk pagi ini bukan?"

Junkyu hanya bisa tertegun menatap senyum bosnya yang begitu lebar. Ternyata cuma sampai disitu arti kedisiplinan yang digembor-gemborkan Mr. Lee. Begitu kekuasaan berbicara, maka semua tak ada artinya lagi.

"Eh iya, tadi saya tak sengaja berpapasan dengan Mr. Watanabe ketika sedang menunggu bus dan Mr. Watanabe menawari saya tumpangan."

"Hebat Junkyu, ternyata insiden kecil kemaren yang menyebabkan Mr. Watanabe sendiri sampai turun tangan memanggilmu itu malah menguntungkan bagi divisi kita. Pimpinan tertinggi perusahaan kita. Dia mengenalimu dan bahkan mau menawarimu tumpangan!"

A Romantic Story About Junkyu + Harukyu (✓)Where stories live. Discover now