Bab 01 - Kenangan Tentang Masa Kecilku

228 9 2
                                    

Aku tidak begitu banyak mengingat tentang masa kecilku, terlebih ketika aku berusia lima tahun. Pertama kali, hal yang kuingat adalah merengek pada Ayah untuk mendaftarkanku ke TK. Aku tidak tahu kenapa aku begitu bersemangat untuk pergi belajar dan ke sekolah. Anak seusiaku kebanyakan menangis saat pertama kali masuk sekolah dan harus dibujuk dengan berbagai cara agar bisa ditinggal oleh orang tuanya, sementara aku, Ayah tak perlu sibuk membujukku, dia hanya mengantarku sampai di pintu gerbang dan membiarkanku masuk ke lingkungan sekolah yang masih asing sendirian.

Aku bingung melihat beberapa temanku yang menangis, padahal semua Bu Guru yang kulihat tidaklah memiliki wajah yang menyeramkan seperti monster yang sering digambarkan dalam tayangan kartun di TV. Mereka semua berwajah ramah dan selalu tersenyum. Bahkan ketika aku atau temanku berbuat nakal, Ibu Guru hanya akan menatap kami dengan wajah tersenyum dan menasihati kami dengan cara yang lembut. Sampai aku berpikir bahwa mereka seperti manusia super yang tidak pernah marah, sangat berbeda dengan para ibu di rumah saat menghadapi anak mereka.

Tak ada hal istimewa yang diingat oleh anak berumur lima tahun. Hal yang paling aku ingat adalah setiap pulang sekolah, aku akan disambut dengan banyaknya orang berjualan di depan gerbang. Ayah biasanya, menungguku di depan gerbang dengan sepeda motor milik kakak. Dia selalu memakai topi di kepalanya, penampilan Ayah hampir selalu rapi dengan kemeja lengan panjang dan celana kain hitam. Tak sulit menemukan Ayah di antara orang tua teman-temanku. Mungkin karena penampilan Ayah atau karena wajahnya yang sudah mulai menua dibandingkan orang tua teman-temanku.

Ayah memiliki aroma yang khas, tapi aku tidak terlalu menyukainya. Kami selalu tidur bertiga di ranjang, karena hanya ada satu ranjang untuk tidur. Rumah kontrakan yang kami tempati hanya cukup untuk ruang tidur, memasak, dan sisanya tempat untuk meletakkan beberapa perabotan sederhana. Saat tidur bersama mereka, aku akan lebih sering menghadap Ibu lalu memeluknya, menenggelamkan wajahku di sela-sela dadanya. Ayahku adalah orang yang selalu tegas dalam memutuskan sesuatu. Dia bukan sosok Ayah yang dingin meskipun tidak banyak tertawa atau tersenyum. Kadang-kadang, aku melihat wajah Ayah sedikit menakutkan, namun di lain waktu, aku menemukan kehangatan yang disertai kerutan kelelahan.

Ibuku adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Sehari-hari yang dia lakukan adalah memasak dan membantu Ayah untuk menyiapkan dagangannya, lalu saat sore hari, aku dan Ibu akan bergantian menjaga warung dagangan Ayah selama dia istirahat. Ibuku adalah sosok yang begitu lembut dan hangat. Berbeda dengan Ayah yang lebih sering tampak menakutkan di mataku. Bagiku, Ayah begitu tinggi dan besar dibandingkan orang dewasa lainnya. Kadang saat berdiri di hadapannya, aku merasa seperti kurcaci yang sedang berhadapan dengan monster.

Meskipun kadang tampak menakutkan karena ekspresi dan kerutan tebal di keningnya, namun ayahku adalah orang yang akan selalu mendengarkan ceritaku dengan antusias setiap kali aku pulang sekolah. Ayah selalu bertanya padaku apa saja yang aku lakukan di sekolah, lalu aku dengan bersemangat menceritakan semuanya pada Ayah. Wajahnya akan tampak berseri-seri dengan senyum hangat di bibirnya, itu membuatku nyaman bercerita pada Ayah. Setiap hari, dia akan selalu menunggu cerita apa yang kubawa sepulang sekolah.

Ketika menginjak kelas tiga SD, aku harus pindah ke Surakarta karena Ibu jatuh sakit dan harus berada di desa untuk waktu yang cukup lama. Selama beberapa tahun ke depan, aku menghabiskan sebagian masa kecilku di desa dengan Ibu dan Nenek. Kehidupan di desa jauh lebih menyenangkan dan membuatku lebih nyaman. Setidaknya, aku memiliki banyak teman. Aku juga terbiasa mencium aroma pepohonan dan tanah di ladang. Rumahku berdekatan dengan sawah dan sungai. Itu membuatku mengalami masa kecil yang luar biasa dan tak terlupakan. Sederhana namun begitu berkesan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Within (Sequel Youth)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang