WAKTU ITU....

87 10 2
                                    

Happy reading 😊

***

"Maukah kau melengkaapiikuu...huhuu" Alex bersenandung kecil seraya memainkan pulpen hitam ditangan kirinya.

"Mau,Lex. Mau. Mau banget malah. Gue mau melengkapi loe. Siap lahir batin dah gue" ucapku tiba-tiba yang duduk disamping Alex.

Akupun mengubah posisi dudukku menjadi menyamping,menatap Alex dengan mata berbinar. Sedangkan yang ditatap malah menampilkan raut wajah aneh menatap ke arahku.

Hufftt. Dasar menyebalkan.

Tapi aku suka. Suka menggodanya maksudku. Hihihi

"Apa si loe Ngel. Aneh banget" ujar Alex kemudian melanjutkan kegiatannya,menyalin catatan yang terpampang dipapan tulis putih dihadapannya.

Tuj kan. Kebiasaan si es tampan satu ini. Mengabaikan godaanku. Tapi,aku bisa melihat telinga nya memerah meanahan malu. Apa aku bilang. Menggodanya itu menyenangkan.

"Ya kan tadi loe nanya 'maukah kau melengkapi ku?' ya gue jawab mau aja kan,Lex. Gue nya udah mau eh lo nya malah ke begono. Terharu gue Lex. Hahaha" jawabku lagi dengan diakhiri tawa meriah nan kencang yang menggelegar disuluruh penjuru kelas.

~~~

Hari ini adalah hari senin

Entah mengapa dihari senin sampai rabu aku menjadi anak jelmaan entah apa itu.

Bagaimana tidak. Aku,seorang Anjali Zahrotal Jannah, menjadi anak yang semangat untuk kesekolah ditiga hari itu.

Oh Ayolah. Bahkan sekolah dulu menjadi tempat yang akan terakhir kukunjungi di segala situasi dan kondisi.

Tapi kenapa sekarang menjadi tempat yang semangat untuk kukunjungi, Terutama di hari senin sampai rabu?

Oh sudahlah. Lupakan saja.

Setiap pagi dihari senin,aku tak pernah melupakan satu hal. Yaitu berdoa. Berdoa untuk apa?
Tentu saja meminta hujan. Kenapa? Pake nanya lagi. Ya kalo hari senin nya itu ujan,otomatis nggak upacara,pulangnya ngirit waktu 2 jam pelajaran. Kan enak,bisa buat rebahan dulu dirumah.

"SEMOGA UJAN YA TUHAN" ucapku kencang.

Pagi ini aku berangkat bersama dengan sepupuku yang bernama Aprilia Anggun Cahyani. Panggil saja Lia.

Dia sebenarnya tua 2 tahun dariku. Namun,tinggi dan lebar badannya masih berada dibawahku. Jika aku berjalan bersamanya,banyak orang mengira jika aku ini adalah kakaknya. Padahal yang tua disini siapa coba? Dasar.

Aku berangkat dengan mengendarai 'Si Red' motor matic berwarna merah kesayanganku,tentunya dengan Lia yang memboncengku.

"LA, KOK LOE DOANYA GITU SI?" tanya Lia yang juga dengan suara kencang. Berusaha mengimbangi suara bisingnya jalan pagi ini.

"QAQA KOEH CUYUNG. KALO SEKARANG UJAN, ITU YA BERARTI NGGAK UPACARA,JADI PULANGNYA GASIK DONG YEYEYE" riangku bergembira sampai motor yang ku kendarai sedikit oleng. Namun,tak membuatku goyah dalam mengendalikannya.

"HELEH DASAR LOE. CURUT GATEL" Lia mencibir dengan nada malasnya kepadaku.

"HISSS. QAQA, KOK CURUT GATEL SI?"

"IYEE CURUT GATEL. MASIH KECIL KE PIYIK LOE TU"

"LAH JANGAN CURUT LAH. LOE TAU KAN SEBERAPA BENCINYA GUE SAMA MAKHLUK SATU ITU. DAN APA TADI? GATEL? PERASAAN GUE LAGI NGGAK GATEL NIH KULIT"

SHADOW (Angel+Alex Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang