⭐️ [ NEW VERSION ] ⭐️
*****
⚡️ 3 Bulan Kemudian ⚡️
Sudah tiga bulan sejak pertemuan terakhirku dengan Ivan. Sudah tiga bulan juga, aku sudah berusaha untuk merelakan apa yang telah terjadi pada hubunganku dengan Ivan.
Salah satu cara yang kulakukan untuk bisa merelakan sosoknya adalah dengan sama sekali tidak menghubunginya atau bahkan melihat sosial media yang berhubungan dengannya.
Ternyata, cara ini sangat membantuku dalam masa merelakan ini. Memang sulit awalnya, akan tetapi, jika ada niat yang tulus dan usaha keras untuk melakukannya, pasti semua itu bisa terjadi.
Tidak lupa juga, aku meminta pertolongan Tuhan agar Ia membantuku dalam menjalani proses ini.
Semenjak tiga bulan, aku sudah tidak pernah memimpikan sosoknya lagi dalam mimpiku sedikit pun. Benar-benar sekarang mimpiku seperti mimpi orang-orang pada umumnya yang terlihat 'tidak jelas' alur ceritanya.
Bahkan, dulu saat tiga tahun aku ingin lepas dari masalah ini, aku kadang masih memimpikan sosoknya. Jujur, aku benar-benar bersyukur karena secara perlahan, hatiku sudah bisa mulai melepaskan semua yang telah terjadi antara aku dan dirinya.
Tapi, jika mengingat usahaku untuk bisa melepaskan permasalahan hati ini, tentunya aku tidak berjalan sendiri. Aku punya Vita dan Ana yang sangat setia menjaga dan memberiku semangat ketika aku tengah terpuruk karena masalah ini. Selain mereka, ada satu orang lagi yang telah berjasa pada proses merelakan yang ku jalani ini, yaitu siapa lagi jika bukan Rendy.
Jika kalian ingat kembali, sebelum tiga bulan ini berlangsung, Rendy telah memberikan nasihat tentang bagaimana cara merelakan seseorang dengan cara yang benar dan tanpa sadar, aku telah melakukan nasihatnya. Awalnya, aku ragu bahwa cara yang Rendy beritahu akan berhasil tapi aku memutuskan untuk mencobanya saja dan ya, itu berhasil.
"Okay, rapat kita sampe sini dulu. Untuk rapat minggu depan ditiadakan dulu karena gue berhalangan untuk hadir. Thank you, guys!" ucap Rendy saat menyudahi rapat rutin kami. Semua anggota mulai keluar dari ruang rapat dan menyisakan aku, Jeni, dan Rendy.
"Lo langsung balik atau ke tempat biasa, Rine?"
"Kayaknya sih bakal nongkrong dulu abis itu baru balik. Lagi butuh penyegaran sebelum nanti nggak bisa nongki di café," jawabku sambil tersenyum ke arah Jeni.
"Yaudah, hati-hati lo, Rine. Gue duluan ya, guys. See you!" Usai Jeni meninggalkan ruang rapat, kini hanya ada aku dan Rendy.
Kira-kira sudah lama aku dan Rendy tidak berbincang. Ya, terakhir kami berbincang saat Rendy memberiku nasihat yang mutahir terhadap kondisi hatiku itu.
Sejak saat itu pun, Rendy tidak pernah mengusik kehidupanku. Bahkan yang biasanya ia suka membuatku naik darah, selama tiga bulan terakhir, ia tak pernah melakukannya. Aku sempat heran karena sikapnya itu.
Usai merapikan semua barangku, aku segera berjalan keluar ruang rapat tanpa mengeluarkan sedikit kata pun kepada Rendy. Baru aku ingin memegang ganggang pintu, tiba-tiba ada suara berat menginterupsi. "Lo mau ke mana?"
"Eh, lo ngomong sama gue, Ren?"
"Emang ada orang lain di sini selain kita?" Aku pun menggelengkan kepala pelan. "Nah, itu tau. Jadi, lo mau ke mana?"
"Eng-Gue mau nongkrong dulu di café langganan gue. Kenapa, Ren?" tanyaku dengan suara pelan.
Jujur, aku takut jika tiba-tiba nada bicara Rendy akan keras kepadaku jika aku balas pertanyaannya dengan nada keras. Ya, kalian semua sudah tahu bukan seperti apa Rendy itu.
ESTÁS LEYENDO
Let It Go [COMPLETE]
Novela Juvenil#1 on Spaces Tag (23-05-2020) #1 on Distance Tag (17-07-2024) #2 on SHS Tag (17-07-2024) • • Sudah tiga tahun berlalu. Kini, aku sendiri menjalani hari-hariku tanpanya. Sebenarnya, aku sudah merelakan dirinya untuk pergi dari kehidupanku. Akan tetap...
![Let It Go [COMPLETE]](https://img.wattpad.com/cover/191724509-64-k312137.jpg)