Crescencia, seorang perempuan berparas rupawan, memiliki sifat keras kepala, dan introvert. Dia adalah salah satu perempuan yang sama sekali tidak percaya bahwa mahkluk mitologi itu benar-benar ada di dunia.
Namun semua itu berubah ketika dia bermi...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Misi ini akan melatih dan membangkitkan kekuatanmu yang masih terpendam di dalam dirimu. Maka dari itu kamu harus menerimanya," guman Tuan Agung.
Crescencia gugup tentu saja, rasanya dia ingin menolak untuk menjalankan misi tersebut. Mengembuskan napasnya gusar beberapa kali, mencoba untuk tenang dan dia merasa hawa di sekitarnya terasa panas.
Kini dia mulai memberanikan diri untuk bertanya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan yang nantinya akan berdampak di hidupnya. "Kalau saya menolak, apa hukuman yang akan saya terima?"
"Kalau kamu bertanya mengenai hukuman? Tentunya sangat berat karena saya sudah berusaha mengundang kamu untuk belajar di sini dengan banyak pertimbangan dan satu lagi saya tidak menerima penolakan dalam bentuk apa pun."
"Apa menjalankan misi ini begitu sulit? Lalu apa semua mahasiswa di sini pernah menerima misi yang Mr berikan?"
"Pertanyaan yang bagus. Misi yang saya berikan tentunya sulit karena ini menyangkut makhluk mitologi yang menjadi salah satu kunci dari kedamaian dunia. Tidak semua mahasiswa menjalankan misi yang saya berikan, hanya mahasiswa berbakat yang sudah mempunyai takdirnya. Apa ada yang ingin kamu tanyakan lagi? Sebelum saya memperkenalkan para dosen yang akan membimbingmu."
"Satu lagi saya ingin bertanya kepada, Mr. Apa selama ini Anda pernah hadir di mimpi saya dan selalu membisikkan kata-kata yang saya tidak mengerti?" tanya Crescencia yang penasaran sembari menggigit bibir karena dari gerak-gerik pria berambut putih panjang itu sama persis dengan seseorang yang hadir di mimpinya.
"Iya itu saya. Tidak salah istenek és istennők (Dewa Dewi ) memilihmu, kamu cerdas sekali."
Crescencia tercengang untuk kesekian kalinya. Sungguh dirinya tidak menyangka akan bertemu dengan sosok itu. Akhirnya, semua rasa penasarannya sudah terbayarkan.
"Ta-tapi bagaimana mungkin?" Crescencia gelagapan, dia pun mencoba memastikan sekali lagi kalau dia tidak salah mendengarnya.
"Tentu saja bisa karena saya menggunakan kekuatan Oneirokinesis saya beserta mantra untuk masuk ke dalam mimpimu dan membisikkan semua kata-kata itu."
"Saya tidak ingin berbasa-basi terlalu lama. Sekarang saya akan memanggil dosen untuk datang ke ruangan saya." Tuan Agung berdiri dari duduknya lalu berjalan ke meja kerjanya. Dia mulai menelepon seseorang.
Setelah melakukan perbincangan kurang lebih tiga puluh detik. Tuan Agung berjalan ke singgasana lalu menjatuhkan bokongnya kembali. Suara pintu terbuka dan muncul lima orang yang berbaris di belakang sofa. Mereka membungkukan tubuhnya "Hormat kepada Tuan Agung ... ada apa Tuan memanggil kami semua?" tanya salah satu dosen bermanik hitam dengan lesung pipit di wajahnya.
"Saya ingin kalian memperkenalkan diri kepada gadis itu!" perintah Tuan Agung sembari menunjuk Crescencia di sofa.
