Kami terus berlari keluar dari jalanan sepi itu hingga menemukan keramaian kota. Nafasku dan nafasnya tersengal-sengal akibat berlari tadi.

"Kenapa kau melewati jalan itu, kau tahu itu sepi dan sangat berbahaya. Kau seorang wanita, tak baik melewati jalan itu sendirian" Omelku padanya. Aku tak peduli dengan ucapanku. Selena hanya menunduk dan kulihat masih ketakutan.

"Aku hanya ingin mengambil jalan pintas" jawabnya gemetar.

"Dengar, lain kali jangan pernah lewat jalanan sepi seperti tadi" Aku memperingatinya. Selena hanya diam dan mengangguk.

"Ayo aku antar kau pulang" Kali ini aku membiarkan dirinya berjalan mendahuluiku.

Saat diperjalanan aku merasa cemas. Aku tidak tahu kenapa aku takut jika Chris terus mengincar Selena. Aku tak ingin itu terjadi dan tak akan pernah membiarkan Chris mendekati Selena.

"Kau tak masuk?" Ujar selena saat kami sudah sampai didepan rumahnya.

Aku menggeleng pelan dan menatapnya dingin. "Aku harus pulang, selamat malam" ucapku padanya dan tersenyum. Terlihat bahwa dirinya tak percaya dengan sikapku.

"Biasa saja melihatnya... apa kau tak pernah mendapatkan ucapan selamat malam dari seorang pria?" Ucapku sakartis padanya.

"Enak saja, Ucapan selamat malam bagiku itu sudah biasa. Aku sering mendapatkan ucapan itu dari pria lain." Jawabnya kesal. Aku menahan tawaku.

"Kau juga jangan sok menahan tawamu. Kalau ingin tertawa ya tertawa saja" cibirnya membuatku ingin mencubit pipinya. Aku pun tertawa kecil dan menampilkan gigiku padanya. Dan langsung mendapat tatapan senang dan kagum darinya.

"Aku tak percaya kau tertawa padaku. Dasar pria dingin" Cibirnya lagi dan membuatku tak tahan lalu aku mencubit kedua pipinya karena gemas. Entah apa yang merasuki diriku sehingga membuat tanganku tergerak untuk mencubitnya.

"Sudah masuklah, aku pulang " ucapku datar dan belum sempat Selena menjawab aku sudah meninggalkannya. Dan kulihat raut wajahnya sangat kesal.



Author's POV

"Sayang bangunlah!" Suara Hendrik terdengar keras memanggil Selena.

Gadis itu langsung terbangun saat mendengar teriakan dari ayahnya lalu ia melihat kearah jam beaker yang ada disamping ranjangnya. "Ya Tuhan aku kesiangan!"

Selena membuang selimutnya dan turun dari ranjang menuju ke kamar mandi setelah itu ia bersiap-siap dan bergegas keluar dari kamar.

"Kenapa kau terburu-buru?" Hendirck terlihat bingung melihat anaknya yang buru-buru memakai sepatunya.

"Aku terlambat kerja dad" Jawab Selena tanpa memperhatikan dadnya.

"Bukannya kartu na--" Ucapan Hendrick terpotong.

"Aku berangkat dulu dahh!" Ucap Selena lalu berlari keluar. Hendrick hanya menggeleng kan kepalanya.

"Selamat pagi Selena" Mrs.Sean dengan sekop yang masih ditangannya menyapa gadis itu.

"Selamat pagi kembali!" Selena membalas sambil berlari tanpa melihat Mrs.Sean yang sedang membersihkan salju dihalaman rumahnya. Tentu saja wanita paruh baya itu menatap Selena heran.

Lima menit akhirnya Selena sampai ke restauran. "Selamat pagi Bil, Roney!" Sapa Selena dan segera masuk kedalam Restaurant.

"Selena!" Teriak Jules senang saat gadis itu memasuki dapur restaurant. "Kau kemana saja, mengapa kemarin tak masuk kerja? Sembur Jules yang dari kemarin tak bertemu dengan Selena dan sudah merindukan gadis latin itu.

My Sweatheart Justin Where stories live. Discover now