"Nono?" Kedua bola mata Renjun membulat sempurna mendengar pertanyaan dari Jeno. Tidak ada yang tahu tentang gelang pemberian cinta pertamanya kecuali Nono dan Jisung. Winwin kakak sepupunya pun tidak tahu jika Renjun memiliki gelang couple yang sama dengan milik Nana.
Tanpa menunggu balasan Jeno, Renjun refleks memeluk sahabat masa kecilnya itu. Air matanya meledak selama berpelukan, sosis yang sedang digorengnya bahkan hampir gosong jika Jeno tak segera mematikan kompor walau Renjun masih memeluknya.
"Aku merindukanmu!" Renjun berbinar. Air mata bahagia terus mengalir dari kelopak matanya.
Jeno tersenyum senang. Akhirnya ia bisa bertemu dengan sahabat masa kecilnya juga setelah selama ini menjaga jarak karena perintah Jaemin. Walau bagaimanapun, Renjun adalah sahabatnya juga dan Jeno tetap memiliki hak penuh untuk bertemu dengan Renjun.
"Aku pikir kita tidak akan bertemu lagi, hiks." Renjun terisak, tidak melepaskan pelukannya yang malah semakin erat pada Jeno.
Membalas pelukan Renjun sambil mengusap kepala anak itu, Jeno menenangkan sahabat masa kecilnya tersebut. Ia juga menyuruh Renjun untuk merahasiakan hal ini pada Jaemin dan Mark.
"Kenapa aku harus merahasiakan hal ini pada mereka?" tanya Renjun heran. Tangannya tetap melingkar di leher Jeno tanpa melepaskan pelukannya, matanya yang berlinangan air mata kini menatap heran Jeno sekarang. Wajah Jeno tidak berubah sejak dulu. Senyuman khas yang selalu ia sunggingkan masih sama.
"Belum saatnya mereka tahu. Aku tidak menyuruhmu untuk berbohong. Tapi usahakan saja jangan sampai membahas tentang kita saat kau sedang bersama dengan Jaemin dan Mark hyung. Mereka tidak tahu kalau margaku sebenarnya adalah Park," dusta Jeno yang hanya diangguki oleh Renjun.
Walaupun kemampuan acting Jeno tidak sehebat Jaemin. Tapi karena pada dasarnya dia adalah pembunuh, Jeno masih tetap bisa berakting untuk menyembunyikan kejadian hari ini dari Jaemin dan Mark. Ia bahkan tetap memanipulasi Renjun untuk tetap menganggapnya sebagai Park Jeno di masa lalu yang kenyataannya namanya adalah Lee Jeno sejak lahir.
Jeno dan Renjun pun menyiapkan ramen dan sosis yang sudah siap santap untuk dibawa ke meja makan. Sambil menunggu Mark kembali, keduanya duduk di sofa ruangan tersebut sambil mengobrol menanyakan kabar masing-masing.
"Kau sekolah dimana sekarang? Bagaimana kabarmu?" tanya Renjun gembira. Seolah ada sesuatu yang membuatnya semangat lagi setelah sekian lama.
"Aku sekolah di Seoul juga sejak ayahku menikah dengan ibu Mark hyung. Tadinya aku ingin sekolah di sekolahmu dan hyung tapi aku terlalu malas untuk belajar dan mengikuti tes yang merepotkan," jawab Jeno.
Renjun ingat bahwa ada pertanyaan Jeno yang belum sempat ia jawab karena terlalu bahagia bertemu dengannya setelah sekian lama. Pertanyaan tentang gelang couple pemberian cinta pertamanya, Nana.
"Dimana Nana sekarang?" tanya Renjun. Wajahnya yang tadinya gembira dan penuh semangat kini berubah sendu, berbagai macam emosi bercampur dan terpancar dari wajahnya, namun rautnya didominasi oleh rasa rindu dan sedih yang kini menyelimuti wajahnya sepenuhnya.
Jeno mendongak melihat kamarnya. 'Dia disana,' batin Jeno. Namun yang keluar dari mulutnya adalah, "Aku sudah tidak pernah bertemu lagi dengan Nana sejak hari itu." Jeno menekankan kata hari itu pada Renjun. Hal tersebut sukses membuat Renjun mengepalkan kedua tangannya dengan rahangnya yang mengeras.
"Apa kau masih membencinya? Maka dari itu, gelang pemberiannya tidak kau pakai." Jeno merangkul bahu Renjun dan membawa siswa bertubuh kecil itu pada pelukannya.
Bersandar di dada Jeno, Renjun tidak mau memikirkan tentang kejadian yang baru saja Jeno ucapkan. Kejadian dimana Nana, cinta pertamanya membunuh kedua orang tuanya sendiri tepat di depan matanya. Yang lebih buruk, tak hanya Renjun yang menyaksikan keduanya mati mengenaskan di tangan Nana. Saat hal itu terjadi, disana juga ada Jeno dan Jisung yang masih berumur 8 tahun.
YOU ARE READING
The Student ✦ Jaemren
FanfictionRenjun sudah terlanjur jatuh cinta dengan siswa baru itu walaupun ia tahu bahwa Na Jaemin adalah seorang pembunuh bayaran. [SUDAH DIBUKUKAN] Copyright © 2020 Todos los Derechos Reservados por: JOSIE
