Seperti anak kecil!

Hingga akhirnya Sandra kelelahan dan memilih untuk duduk di depan Gatra. Gatra tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia menopangkan dagunya di atas pundak Sandra membuat perempuan itu kegelian namun tetap membiarkan Gatra melakukan itu.

Sebentar lagi malam akan tiba dan sebelum itu pemandangan yang sangat Sandra sukai akan segera ia lihat bersama Gatra.

Sunset.
Bukan hanya sunset, sunrise juga adalah pemandangan yang selalu ingin di lihat Sandra setiap hari.

Sunset memiliki arti tersendiri untuk Sandra, yaitu mengajarkan kepada kita bahwa segala sesuatu memiliki akhir.

Fenomena sunset dan sunrise merupakan hal yang syarat akan makna kehidupan di dunia fana ini. Ketika sunrise terjadi, maka di situlah awal kehidupan di hari yang baru dengan segala harapan dan perjuangan mengarungi berbagai tantangan hidup. Optimisme dan semangat melangkah di pagi hari dengan matahari yang baru saja terbit walaupun mungkin saja di hari kemarin terasa berat menjalani hidup tanpa harapan. Ketika sunset terjadi, maka disitulah akhir dari perjaungan hidup kita satu hari penuh dari awal matahari terbit yang patut kita syukuri.

Sandra berterima kasih kepada Gatra karena telah mengajaknya ke sini, dia tidak akan pernah melupakan momen yang begitu indah ini. Sandra ingin mengulangi lagi momen ini di suatu hari nanti, yang pasti bersama Gatra.

– GATRA –

"Habis dari mana?" tanya Bagas kepada anak dan calon menantunya.

"Dari tempat yang indah, yang banyak pasirnya. Tebak dong, Pa!" ujar Sandra saat sudah mendaratkan pantatnya di sofa empuk dan di sebelahnya ada Gatra.

"Pantai, right?" tebak Bagas tepat sekali.

"Yahh, kok tau sih!" ucap Sandra kesal karena papanya bisa dengan mudah menjawab tebakannya. Sebenarnya salah Sandra juga yang memberi tebakan kepada orang dewasa seperti itu, pasti sangat mudah untuk di jawab tanpa berfikir sekalipun.

"Gatra mau menginap di sini?" tanya Bela sembari meletakkan gelas yang berisi teh hangat dan cemilan yang ada di toples di meja.

"Boleh, Ma? Pa?" tanya Gatra balik.

"Boleh tapi gak boleh macam-macam!"

"Siap Pa!"

"Ya sudah sana kalian bersih-bersih badan, bau! Gatra bawa pakaian ganti kan, Nak?"

"Iya, Ma. Ada di mobil nanti Gatra ambil."

Sandra berjalan menuju kamarnya terlebih dahulu, sedangkan Gatra mengambil pakaian bersih yang akan ia kenakan nanti setelah mandi.

Gatra membuka pintu kamar Sandra, melihat Sandra yang sedang bermain ponselnya. Gatra langsung pergi ke kamar mandi membersihkan diri, setelah selesai dia keluar hanya dengan mengenakan celana pendek.

Dia memeluk tubuh Sandra tanpa aba-aba membuat Sandra terkejut, perempuan itu kembali terkejut melihat tubuh Gatra hanya berbalut celana. Sandra dapat merasakan aroma tubuh Gatra yang menyeruak di hidungnya.

Dia kembali memainkan ponselnya membiarkan Gatra memeluk tubuh kecilnya di banding tubuh besar Gatra.

"Gak mandi?"

"Males. Pasti dingin."

"Anget. Sana mandi!"

"Iya," walaupun Sandra berkata iya namun dia tetap tidak beranjak dari tempat tidurnya hingga membuat Gatra gemas dan mencium bibir perempuan itu sekilas.

"Gatra!" ucap Sandra kesal.

"Hm," hanya gumaman itulah yang keluar dari mulut Gatra.

Beberapa menit memeluk Sandra, Gatra mengantuk dan tertidur. Sandra menyelesaikan game yang ia mainkan di ponselnya, mengusap rambut Gatra sebentar dan bangkit memasuki kamar mandi.

Setelah merasa cukup, Sandra mengenakan kaos kebesaran dan celana pendek. Rambutnya yang masih basah di gelung dengan handuk agar airnya tidak menetes di mana-mana.

Dia duduk di meja rias untuk mengering rambutnya dengan hairdryer, suara dengungan dari alat pengering rambut itu memenuhi ruangan Sandra. Tak hanya itu, suara yang sedikit keras itu dapat membangunkan Gatra yang sudah ingin masuk ke alam mimpi, hanya sebentar setelah itu laki-laki itu kembali tertidur.

Setelah selesai mengeringkan rambutnya, dia ikut berbaring di samping Gatra. Tangannya bergerak mengusap wajah tampan Gatra, dahi, alis, kedua matanya lalu turun ke bagian hidung laki-laki itu. Hidung bak prosotan TK kemudian turun lagi dan berhenti tepat saat tangan Sandra berada di bibir Gatra.

Bibir yang mengambil first kissnya, second first nya dan kiss-kiss selanjutnya.

Tiba-tiba saja terlintas di pikiran Sandra untuk mengecup bibir yang menggoda iman itu tapi segera dia enyahkan dari otaknya.

Gatra menggeliat membuat Sandra menurunkan tangannya dari wajah Gatra. Gatra memeluk Sandra dengan begitu erat hingga membuat Sandra susah bernafas.

"Gatra aku gak bisa napas!" bisik Sandra tepat di telinga Gatra.

Tidak ada sahutan dari orang yang di ajaknya berbicara. Hanya dengkuran halus yang terdengar di telinga perempuan itu.

Sedikit demi sedikit Sandra melepaskan tangan Gatra yang berada di pinggangnya.

Huft! Berhasil.

"Tidur! Udah malem!" kata Gatra yang tiba-tiba muncul, Gatra kembali memeluk Sandra namun tidak se-erat tadi. Dia juga mengusap rambut panjang Sandra agar perempuan itu nyaman dan dapat segera tidur.

Sandra mencari posisi ternyaman untuknya juga memeluk Gatra hingga akhirnya mata indah Sandra terpejam. Sedangkan Gatra tersenyum melihat calon istrinya terlelap dalam pelukannya.

– TBC –

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

– TBC –

– GATRA –
By Bulanydwn.

GATRA Onde histórias criam vida. Descubra agora