"Dah-dah ..., jom pulang!" ajak Gempa setelah Halilintar selesai membuang sampah terakhir.

"Jom!" senang semuanya, kecuali tentu saja Hali yang hanya mengikuti mereka dari belakang.

              Sungguh! Hari ini terasa melelahkan bagi Hali, apalagi kepala Hali yang terus saja pusing dan membuat jalannya sedikit gontai kayak orang mabuk, ditambah angin yang dingin menusuk kulit putih Halilintar.

"Hatchimm!" Hali kembali bersin dengan tak kalah lucunya dengan yang tadi. Hali mengutuk dirinya sendiri karena bersin, pasti kembarannya akan menertawakan Hali lagi.

'Menyebalkan!' batin Hali.

"Eh? Kenapa Hali, kamu kedinginan?" tanya Solar sedikit khawatir.

"Apa kak Hali demam?" tambah Gempa tak kalah khawatir, membuat yang lainnya berbalik melihat Hali di belakang mereka ikut khawatir juga.

"Lili_chan punya Taufan gak apa-apa?" tanya Taufan, membuat urat-urat kemarahan Hali menegang.

"Jangan panggil aku dengan nama yang menjijikan itu, lagipula aku baik-baik sa--- Hatchimm!!" ucapan Hali terpotong oleh bersinnya sendiri.

'Jangan bilang kalau aku sakit? Tidak!' batin Hali.

"Tuh kan~ kak Hali bersin lagi." ucap Taufan.

"Kakak pasti demam." tambah Blaze dan Ice.

"Aku baik-baik saja!" sanggah Hali.

"Benarkah?" ucap lembut Gempa berusaha menyentuh kening Hali, untuk memastikan kalau Hali tidak demam. Tapi, dengan santainya Hali menepis tangan Gempa, lalu berjalan dan berucap ...

"Aku baik-baik saja, sudah kubilang, kan? Dan apa maksud dari tingkah kalian ini? Sudahlah, ayo pulang!" tegas Hali dan sedikit berlari meninggalkan kembarannya.

                   Halilintar memang selalu bertingkah baik-baik saja, yaitu menyembunyikan sakitnya seperti yang selalu Hali lakukan dari dulu. Tapi sepertinya itu tidak mempan lagi bagi kembarannya, mereka tahu kalau Hali saat ini sedang berbohong.

                 Beberapa menit kemudian, Halilintar sampai duluan di rumah kakeknya atau bisa dibilang rumah Boboiboy bersaudara, karena ke-6 Boboiboy yang lainnya tertinggal di belakang.

                 Halilintar membuka pintu rumah tersebut dan tak lupa mengucapkan 'Assalamu'alaikum'. Tapi tidak ada jawaban, Hali sangat mengerti kalau kakeknya yaitu Tok Aba dan Ochobot si robot kuning belum pulang, itu berarti mereka masih di kedai.

              Tak mau lama-lama di pintu, Hali segera berlari ke dalam kamarnya, melemparkan tas dan menghempaskan tubuhnya disebuah kasur empuk milik Hali tanpa mengganti seragamnya. Halilintar benar-benar tidak kuat dengan kepalanya terus terasa sakit, bahkan langit-langit kamar yang dilihat Hali seperti berputar-putar membuat Hali semakin pusing.

                      Hali melirik jam yang berada di kamarnya, tapi terlihat buram sekali, ada apa dengan mata Hali? Dan kenapa kepalanya semakin pusing dan sangat sakit? Bahkan tubuhnya terasa sakit juga. Hali memijat sedikit kepalanya untuk mengurangi rasa sakit, tapi kenapa semakin buruk? Hali benci situasi ini, bangun pun sepertinya tidak bisa, apalagi kepala dan seluruh tubuhnya sakit. Memikirkan itu, Hali semakin memburuk keadaannya, sesak dan sakit, lalu berakhir dengan kegelapan yang menemani.


















#Hallo readers

Author :" ok sampai sini dulu ya ceritanya readers semua."

Ice :" Hm, dan jangan lupa ikuti terus cerita ini ya."

Solar :" jangan lupakan kami ok?"

Thorn :" iya, meski author nya malas, tapi jangan bosan-bosan di sini ok?"

Blaze :" betul tuh~"

Author :" Hey! Apa yang kamu bilang, Thorn?!" kejar Thorn.

Thorn :" Huwaa!!! Maaf author ~" lari Thorn dan berteriak histeris.

Author :" mari sini kau, Thorn! " marah author.

Gempa :" maaf ya readers, mereka selalu begitu. Ok kita tutup aja ya, kasian juga lama-lama di sini."

Taufan :" iya Gem, sampai jumpa ya readers semua ~ jangan lupa vote and komen macam biasa. Kami pergi dulu, by by ..."

'See you next capt'

Jum'at, 06 maret 2020

14:29 WIB

PERUBAHAN ( Boboiboy halilintar )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang