empatpuluhempat

65 11 0
                                    

selama kira hamil, sam bener-bener jadi seorang suami yang super perhatian dan siap sedia. mulai dari yang buatin kira sarapan, susu, temenin kira jalan tiap pagi abis subuh, motongin buah-buahan juga, dan nemenin kira check up.

kira sempat mikir mungkin si samidun berguru sama richie tapi nyatanya enggak. selama ini, apa yang dilakukan samidun adalah 100% keinginannya samudera sendiri. coba aja dari awal si sam kayak begini. kira nggak perlu khawatir dan sampe skeptis ke sam.

pagi ini, kira morning sick. dia sampe nangis karena perutnya sakit abis. dia bahkan nggak bisa bangun dari kasur buat nyiapin sarapan segala macem untuk sam. untung aja hari ini hari mereka berdua libur. jadi, tidak seberapa panik.

"samudera," panggil kira pelan.

suaminya itu masih tidur dengan nyenyak dan wajah super tampan padahal lagi mimpi nggak tau ngapain.

"sayang," panggil kira lagi. kali ini sambil goyang-goyangin tubuhnya sam biar bangun.

"hmmmm,,,,,???" jawab sam terus meluk kira dan ngecup keningnya kira.

"maaf, aku nggak bisa nyiapin sarapan. aku lagi morning sick." jelas kira.

"nggapapa." jawab sam hangat sambil masih meluk kira. rasanya kira pengen nangis. manis amat suaminya ini. "mau ke rumah sakit?" tawar sam.

"boleh. sekalian periksa." jawab kira.

sam lantas bangun dari kasurnya. dia ngelus-ngelus perutnya kira yang sudah semakin membesar. rutinitas sam akhir-akhir ini ya nggak jauh-jauh dari bangun, memberikan kecupan manis pada kening dan bibir kira, plus berkomunasi dengan jabang bayi.

kebetulan bulan ini bertepatan dengan 6 bulan kehamilan kira. banyak yang bilang, kelamin sang jabang bayi bakal keliatan di bulan keenam. sam kira semangat pengen tau the next samidun ini perempuan atau laki-laki karena dari kemarin-kemarin sibuk mikirin nama tapi masih belum nemuin yang pas.

kira sama sam udah siap. kira pake cardigan yang diturunkan dari caca buat the newest ibu hamil sementara sam as always tampil oke dengan kaos oblong warna hitam, celana jeans item, sepatu item putih. ganteng.

kira cuma bisa tergeletak lemas sambil pelukan guling kecil selama perjalanan ke rs. sesekali sam ngelus-ngelus kira khawatir istrinya itu kenapa-kenapa. apalagi yang dia tau kehamilan pertama itu selalu dan paling rawan.


sampe di rumah sakit dan udah di dalem ruangan juga, sam berdiri megangin kakinya kira sambil dipijitin pelan-pelan. dia juga fokus ke layar komputer usg selagi dokternya cerita-cerita sama kira.

"sebelumnya nggak pernah morning sick, ya?" tanya dokter.

"iya, nggak pernah. baru ini." jawab kira.

dokter ngeliat ke layar usg. diujung sana sam senyum-senyum sendiri sambil noel-noel kakinya kira. ya, kira bingunglah.

"bisa dilihat disini,"

kira langsung fokus ke layar. kaget liat anaknya lagi tidur di dalam perut dan menunjukkan dirinya bahwa dia laki-laki.

"cowok, dok?" tanya kira.

sang dokter menganggukkan kepala. "iya. ini keliatan di bagian sini." jelas dokter sambil nunjukkin bagian yang dimaksud.

kira senyum.

"bayinya sehat. mirip ibunya plek ketiplek. mau denger detak jantungnya?" tawar sang dokter.

"boleh." jawab kira dan sam kompak.

sungguh hati mereka bergetar waktu dengerin detak jantung anak mereka. dokter juga bilang kalo kemungkinan besar lahirnya secara normal karena kira rajin yoga, jalan pagi, dan makan-makanan yang bergizi. pokoknya jangan sampe lupa sama rutinitas buat jabang bayinya.

pulang dari rs, kira sama samidun main ke rumah caca richie. kebetulan disana ada mama papanya kira dan mama papanya richie. makan-makan gitu sih sekalian mau bahas 7 bulanannya kira entar.

sam ini pernah kaget waktu liat kira yang makannya buanyakkkkkkk banget. mama sama caca udah feeling pasti anaknya cowok plus bentuk perutnya kira yang lebih turun bentuknya.

sampe di rumah, kehadiran kira dan sam disambut hangat oleh ghia yang lari dengan penuh semangat nyamperin kira. udah gitu perutnya kira dicium-cium mulu. seneng abis si ghia abis ini punya adek.

sam salim sama papa mamanya terus salim sama papa mamanya richie. dipuji abis-abisan karena sam masih terlihat tampan padahal udah mau punya anak satu.

"jadinya apa sam? cowok apa cewek?" tanya mama bian.

"cowok ma." jawab sam dengan senyuman lebar.

"asik. udah siap nama?" tanya richie yang lagi motong-motong daging.

"belum nemu yang pas." jawab sam.

"kasih nama sakira aja." celetuk papa satya (papanya kira dan caca).

langsung ketawa semua. "kok sakira sih pa....." kata kira.

"samudera dan kira." ujar papanya.

"dahlah. ntar-ntar aja." tukas kira.

selama makan, kira nih habis 3 piring belum lagi tambah nasi. sam nggak heran sih karena tiap hari yang dia liat juga itu. beda sama yang lainnya. nggak nyangka si jabang bayi makannya sebanyak itu.

ghia semangat banget nambahin daging buat tantenya. katanya biar bayinya kenyang terus kuat kaya balaram.

selagi makan, mereka juga bahas 7 bulanan kira dan sam. tempatnya di rumah kira sama sam lah jelas. doa-doa biasa terus ngasih seserahan buat yang udah dateng dan it's time fore mama bian, mama diana, caca, dan kira untuk membuat kue.

"aku ada bajunya ghia dulu. mungkin kira mau." tawar caca sambil mbalik-mbalik daging.

"boleh banget, ca." jawab kira sambil ngunyah daging.

hebatnya kira. walau makannya banyak, dia ini nggak jadi gendut atau melar gitu. cuma ya pipinya lebih berisi aja sih. makanya sam makin gemes suka gigit pipinya kira kalo gabut.

"ntar deh kak caca pilah-pilah." ujar caca.


sehabis mahgrib, kira dan sam memutuskan untuk pulang. kebetulan hari ini langit sorenya bagus banget. kira nggak nyangka kalau senja bakal seindah ini.

nggak cuma kira aja yang kagum. sam yang lagi nyetir dengan jalanan macet kayak gini tetep terpukau sama indahnya senja.

sampai akhirnya, bohlam lampu menyala terang muncul di atas kepala mereka.

"senja." ucap kira dan sam secara bersamaan lalu saling menatap. disitu mereka langsung senyum lebar banget. ternyata sehati dan sepemikiran juga.

sam ngelus perutnya kira terus ngeliat perutnya kira sambil senyum dan bilang, "senja ashaquille. seindah senja." katanya.

kira ketawa sambil ikutan ngelus perutnya. si jabang bayi langsung nendang-nendang, menandakan bahwa dia senang.

"halo, senja." panggil sam.

entah kenapa, tiba-tiba kira menitihkan air mata. sam ketawa, kira juga ketawa. kira tersentuh aja. suaminya ini makin hari makin manis. ditambah lagi ngasih nama anaknya dengan makna yang sangat dalam di moment seperti ini.

"mama kamu nangis nih. kayaknya gara-gara ayah." ujar sam.

kira mukul lengannya sam pelan. "ayah ayah apaan sih." katanya sambil ketawa.

"loh kan bener. aku dipanggil ayah. kamu dipanggil mama. iya nggak senja?" tanya sam dengan tangan yang masih di atas perutnya kira.

nendang lagi si jabang bayi.

"tuhkan." ucapnya sambil kembali memegang kemudi. "you will be super handsome just like your father, son. but, your mom version with habit and attitude like mine."

"jangan gitu ah. kasihan ntar cewek-cewek yang suka sama senja." elak kira.

"kenapa? cowok ganteng terus sifatnya dingin kan keren. idaman. kamu aja kesemsem sama aku."

kira menghembuskan nafas panjang. "terserah."

tapi emang beneran. cowok yang sekarang jadi suaminya itu emang udah berhasil bikin dia kesemsem.

samudera yang menyebalkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang