Seperti dugaan Kaila, Sekretaris Rina mengomelinya karena tidak masuk hari ini. Padahal Kaila sudah ke kantor lebih pagi untuk meminta izin ke pihak SDM sebelum nenek sihir itu datang. Terpaksa ia menjelaskan dengan tenang dan halus bahwa sudah diberi izin.

Setelah memutuskan telpon, Kaila bisa mendengar percakapan Delia dengan seorang pria. Sepertinya pemilik kunci yang tercecer tadi dan sudah Delia beri padanya, tapi kenapa pria itu ada di kost gedung wanita?

Karena Kaila tidak berniat untuk berbincang, jadi ia menampilkan senyum terbaiknya pada pria itu lalu mendorong kursi roda Delia menuju kamar nomor 27.

Sesampai di dalam, Kaila menutup pintu lalu menyalakan lampu hingga menampilkan banyak kardus di lantai yang belum dibereskan. Sedangkan mata Delia mencari-cari pintu kamar.

Tidak sia-sia Kaila membayar sewa 6 bulan lebih awal menggunakan tabungannya. Kamar platinum ini benar-benar seperti apartemen. Ada dapur mini yang bersebelahan dengan meja makan kecil, lalu ada sofa panjang dan TV led berukuran cukup besar di depannya, tanpa perlu membelinya lagi. Hanya tambahan wallpaper di kamar request dari tuan putri.

"Mama, aku mau lihat kamarnya!" Antusias Delia dengan wajah berseri, tapi tangan dan kakinya hanya bisa bergerak sedikit.

Kaila mengangkat kedua tangan Delia melengkapi ekspresi putrinya. "Ayo!"

Kaila mendorong kursi rodanya sampai ke kamar, dan Delia sangat senang sampai ia mengeluarkan air mata dari sudutnya. Tidak hanya wallpaper, tapi juga boneka-boneka kuda pony yang sengaja Kaila beli.

Andai Delia bisa menggerakkan kaki dan tangannya, mungkin ia sudah berlari dan memeluk boneka-boneka itu seharian. Delia memang sesuka itu dengan kuda pony, hampir setiap hari ia menontonnya dan sudah sejak lama ia menginginkan wallpaper itu tapi tidak bisa karena kemarin adalah rumah Bibi Yuti.

"Boneka-boneka itu, untuk Delia juga?" Kaila mengangguk. "Makasih, Mama." Delia mendongak menyampaikan rasa terimakasihnya.

"Apa sih yang nggak buat anak Mama?" Kaila mengecup kening Delia dengan sayang. "Senang nggak?" Delia mengangguk.

"Harus cium Mama dulu," Kalia meraih tubuh Delia untuk digendong lalu menciumi seluruh wajah putrinya di kasur mereka, dan Delia hanya bisa tertawa karena geli.

☆☆☆

"Cewek tadi itu sama anaknya atau adiknya sih?" Tanya Dika pada Glen ketika mereka sudah turun.

Glen mengerutkan keningnya bingung. "Bukannya tadi dia sendirian?"

"Bukan yang mahasiswi itu, tapi penyewa kamar 27."

"Lu udah liat orangnya? Gimana, cakep?"

Plak

Dika menepuk kepala Glen, mau nikah sempat-sempatnya menanyakan cewek cakep. "Yang cakep aja telinga lo berdiri, kasih gue yang belum nikah napa,"

Glen meringis mengusap kepalanya, "emang lo mau sama janda?"

"Asal nggak punya peliharaan, gue oke-oke aja."

Ekspresi Glen berubah berbinar, "segitu cakepnya ya dia sampe lo naksir?" Jedanya. "Kata Luna anaknya cewek, umur 4 tahun. Emang lo bisa anggap anaknya kayak anak lo sendiri kalau lo beneran sama dia?"

"Kenapa lo mikirnya sampai situ, kenalan aja belum gue."

"Ya ini kan seandainya, siapa tau lo besok nikah sama dia terus anaknya gak suka sama lo, belum lagi berhadapan sama mantan suaminya. Pikir-pikir lagi deh lo kalau naksir sama janda."

"Kecuali lo pengen yang berpengalaman, enak juga sih misalnya tiap malam--"

Plak

Lagi-lagi Dika menggeplak kepala Glen. Untung Glen sudah memasang helm bogonya.

"Kenapa sih?!"

"Segitunya banget ya status janda dalam pikiran lo?"

Loh? Kenapa Dika marah dengan perkataan Glen?

Ia langsung memasuki mobilnya dan pergi meninggalkan Glen sendirian.

"Lah kenapa dia yang marah? Berarti beneran naksir sama janda tuh anak?"



















"Lah kenapa dia yang marah? Berarti beneran naksir sama janda tuh anak?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

20-03-04

Ini Glen, dengan kacamata minusnya♡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini Glen, dengan kacamata minusnya♡

Kasih tanda kalo ada typo yaaa

Jan lupa kritik, saran, vote & komen :3
Enjoy♡

Jan lupa kritik, saran, vote & komen :3Enjoy♡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
HimoyaWhere stories live. Discover now