Chapter 6

2.7K 190 1
                                    

Selamat Siang

Bang Adit dateng nemenin siang kalian ya gaes

Selamat membaca

Jangan Lupa Vote sama komen

***

Praditya POV

Aku mengerjapkan mataku saat mendengar suara seseorang mengaji. Ku edarkan padanganku ke seluruh kamarku ternyata aku menemukan perempuan yang tengah duduk diatas sajadah sambil mengaji. Aku melirik jam dinding yang tergantung di tembok kamarku ternyata sudah pukul delapan pagi. Aku baru ingat kalau setelah subuh tadi, aku menyerang Cyara, kembali. Cyara jelas menolak karena malas keramas lagi tapi siapa coba yang bisa menolak pesonaku. Cium-cium, raba-raba, basah, menyerah deh, lumayan dua ronde dan akhirnya aku tertidur kembali dan baru bisa membuka mataku saat mendengar suara merdu istriku. Sedangkan dia sudah bisa kutebak kalau dia tidak tidur lagi.

Mendengar ada gerakan di atas kasur, Cyara menghentikan kegiatannya. Menutup Al Quran lalu membuka mukena yang dipakainya, melipatnya dan menyimpannya diaatas meja, lalu mendekatiku duduk di pinggiran tempat tidur yang kosong.

Aku memeluknya dari samping lalu mencium pipinya. "Gak tidur lagi tadi?" dia menggeleng.

"Kalau tidur lagi nanti suka gak sempet duha, terus pasti pas bangun ada yang ikutan bangun juga," tawaku menyembur mendengar kata-kata istriku ini.

"Tahu aku banget sih!" kataku membuat dia mencebikkan bibirnya. Gemas aku langsung menyambar bibirnya dari samping melumatnya serta mengakhirinya dengan gigitan hingga membuat dia memekik. "Mancing terus bibirnya!" kataku lalu melepaskan pelukan kami lalu berjalan ke kamar mandi. Menyambar handuk dijemuran kecil tempat handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi tanpa menutup pintunya, kebiasaan baruku. Siapa tahu ada yang hilaf!

"Mas tutup pintunya! Kebiasaan gak nutup pintu kamar mandi!" teriaknya membuat aku tertawa keras.

"Siapa tahu ada yang khilaf, terus pengen liat aku mandi dan mudah-mudahan pengen mandiin aku juga!" teriakku di dalam kamar mandi.

"Ngarep!" katanya sambil menarik handle pintu dan menutup pintunya. Lagi aku tertawa dibawah guyuran air.

Selesai mandi aku bersiap untuk ke studio. Kemeja navy dengan celana abu Cyara pilihkan untukku hari ini. Dengan cepat aku memakainya. Menyisir rambutku lalu menyemprotkan sedikit minyak wangi ke tubuhku. Lalu keluar kamar.

Ku lihat Cyara tengah sibuk di dapur, membuat sarapan, mungkin. Cyara terlihat sudah rapih. Dia sudah memakai tunik berwarna hitam sebatas lutut dengan celana kain abu-abu yang sedikit katung. Kalau tidak salah baju itu yang aku berikan saat kami menikah. Aku kemudian duduk di kursi mini bar yang kami jadikan sebagai meja makan. Menopang dagu sambil menyaksikan Cyara yang memasak di dapur. Terlihat seksi.

"Udah mau ke Cyara's sayang hari ini?" Cyara berbalik menghadap ke arahku lalu mengangguk.

"Kasian ditinggal kelamaan. Eh, mas, kalau hari ini gak sempet nganterin aku ke Cyara's gak apa-apa aku pakai ojol aja, tapi nanti pulangnya mau ke rumah Bunda ambil mobil aku, gak apa-apa kan?" tanyanya sambil membawa makanan yang sudah dia buat lalu menyimpannya di atas meja. Dia membuat nasi goreng kecap denga sosis dan telor ceplok tak lupa setoples kerupuk yang memang ku tahu keluarga Cyara selalu menyediakannya. Dia meraih piring milikku lalu mengisinya dengan nasi goreng beserta kawan-kawannya.

Aku diam berpikir sedikit. Sebenarnya agak malu sih kalau Cyara masih memakai mobil yang diberikan ayahnya. Bagaimanapun dia sekarang tanggung jawabku. Aku ingin semua yang dia gunakan adalah pemberianku.

Still My HomeWhere stories live. Discover now