Dengan cepat si gadis penjual bunga tersebut berteriak ketakutan walaupun imut bisa saja makhluk kecil itu berbahaya untuknya. "Ahh! Tolong, ada makhluk aneh di sini!" pekik Crescencia yang berlari keluar rumah dan bersembunyi di balik tubuh salah satu para bodyguard. "Ada apa, Nona? Kenapa berteriak?" tanya Ethan.

"I-itu ada makhluk aneh di dekat tempat tidur saya," jelas Crescencia terbata-bata. Bagaimana dia tidak kaget? Ini sudah kedua kalinya dia bertemu dengan makhluk-makhluk yang tidak masuk akal. Bentuknya pun tak sama dengan hewan kebanyakkan.

"Kami tahu, pasti Nona bertemu dengan dia, kan?" tunjuk Ethan ke arah makhluk kecil tersebut. Crescencia mengangguk tanpa ingin berdekatan dengannya. "Tenang saja Nona, dia penunggu hutan ini. Sebenarnya, masih banyak lagi hewan-hewan, seperti itu di sini, tetapi baru satu saja yang kelihatan. Kalau Nona ingin melihatnya, saya bisa mengajak ke tempat perkumpulan mereka."

Crescencia tercengang setelah mendengar penjelasan Ethan kalau di Hutan Awan bukan hanya makhluk kecil itu saja, tetapi masih banyak lagi. Dia tak mampu berkata-kata, sudah rumahnya disita sekarang dia harus beradaptasi dengan hewan-hewan aneh. Hidupnya berubah 180 derajat, apa kini dia harus mempercayai ucapan dari Grizelle mengenai keberadaan mereka?

Saat gadis itu melamun, sudut matanya menangkap gerakan yang tidak biasa dari arah samping. Dengan cepat mata tajamnya beralih ke sebelah. Benar saja, makhluk menggemaskan yang barusan dijumpai berdiri tegak di sana dengan mata sayu. Maniknya beradu pandang dengan Crescencia. Mau tidak mau dia memberanikan diri mendekati hewan berbulu ini, tetapi saat ingin disentuh, cahaya berkilauan membuat Crescencia mundur seketika.

Tiba-tiba muncul perempuan bertubuh langsing yang mengenakan pakaian khas istennő ( Dewi ) dengan bola kristal berwarna kuning menyala di tangannya. Rambut cokelat bergelombang dengan hiasan bunga biru berbentuk bintang dan tanduk di atas, semakin menambah kesan cantik di wajahnya. Dia pun tersenyum menatap Crescencia yang tidak berkedip barang sedetik pun.

Kehadiran perempuan itu membuat daun di pohon seketika melambai, tanaman pun ikut bergoyang ke sana-kemari seolah memberi hormat kepadanya. Para bodyguard berlutut di lantai dan tentu saja semakin menambah rasa penasaran Crescencia kepada sosok tersebut.

"Saya tahu kamu pasti bingung dengan kedatangan saya ke sini. Benar begitu, Crescencia?" tanya perempuan itu sembari mengelus makhluk menggemaskan tersebut.

"Bagaimana Anda tahu nama saya? Saya tidak berkata sepatah kata pun." tegas Crescencia. Dia paling tidak suka bila pikirannya dibaca oleh sembarangan orang terutama sosok di hadapannya dan dia juga tidak menyebutkan nama.

"Saya datang ke sini untuk memyambut kehadiranmu. Maaf, kalau saya membuat kamu bertanya-tanya siapa saya. Perkenalkan nama saya adalah Diana, yaitu istennő ( Dewi ) bulan dan hutan. Senang bertemu denganmu, Crescencia dan untuk namamu saya sudah mengetahuinya sejak lama," jelas Diana.

"Apa saya tidak salah mendengar? Bagaimana mungkin Anda merupakan istennő? Sangat mustahil manusia bisa bertemu dengannya." Crescencia yakin ini merupakan halusinasinya saja terlebih otaknya sudah tidak dapat berpikir jernih.

"Bagaimana tidak mungkin? Kalau memang sudah waktunya manusia sepertimu menemui takdir." Suara Diana benar-benar merdu seolah mampu membuat semua orang didekatnya terhipnotis ditambah paras wajahnya.

"Kenapa kalian selalu berbicara mengenai takdir dan takdir? Ini sudah takdirku tidak ada takdir lain!" Crescencia berjalan ke sana-kemari sambil mengacak rambutnya. Dia sudah frustasi selalu saja orang-orang di sekitarnya berkata mengenai takdirnya.

Ethan menangkap pergerakan Crescencia karena dia merasa pusing melihat kelakuan gadis bar-bar itu. "Kumohon tenangkan dirimu, Nona. Dengarkan penjelasan Diana istennő! Beliau ke sini pasti ada tujuannya selain menyambutmu." Si gadis penjual bunga tersenyum kecut menatap wajah ketua bodyguard."

Creatures Mythology: The Rise of Thunder Bird (COMPLETED)Where stories live. Discover now