TRACK 9 - NOT DARK YET

Start from the beginning
                                        

"Oh tentunya, nyokap gue dateng seminggu dua kali lah paling sedikit, ada aja alasannya, kalau gak nyetok makanan, bersihin apartemen, atau cuman mau bilang kalau anjing gue di rumah kangen.."

"Iya itu namanya nyokap lo kangen sama lo." Katanya lalu mengambil tempat di karpet di sebelah ranjang Radith. "Lo punya anjing? Jenis apa? namanya siapa?" Tanya Sera bersemangat. She's a dog-person. She loves all dog but never really able to have one because her mom was allergic to it.

"Namanya Bandeng, jenisnya maltese. Dia udah tua sekarang, dulu waktu kecilnya lucu banget suka ngintilin gue terus jilat-jilat kaki gue, gue pasti pulang ke rumah setiap nyokap gue bilang si Bandeng kangen." Katanya lalu duduk di sebelahnya sambil bersandar di ranjangnya.

"Bentar, nama anjing lo kok nama ikan sih.. gemes banget." Katanya sambil menoleh pada Radith.

"Dulu gue punya dua anjing, satu lagi udah mati karena usia.. namanya Ikan."

"Your family has a good sense of humor, by the way."

"Basically Bokap gue sih." Jawabnya. "And now, I suddenly miss him."

"I'm sorry to bring the memory back." Katanya.

"No problem.." Jawabnya.

"Keluarga lo keliatan harmonis banget ya, kayaknya asik tumbuh di keluarga kayak gitu." Kata Sera. "Gak kayak gue yang sejak kecil udah ditinggal bokap gue demi cewek-cewek gak jelas itu." Lanjutnya.

Jujur, Sera tidak pernah bisa mengerti arti sebuah keluarga yang harmonis karena ia tidak pernah merasakan tingal di dalamnya. Ibunya ditinggalkan oleh suami yang sangat ia cintai sepenuh hati. Ia menyaksikan bagaimana seluruh hidup ibunya merana dan menderita karena walaupun ayahnya telah menyakitinya berkali-kali, beliau tetap mencintainya dan mendoakan hal terbaik untuknya.

That was insanely heartbreaking, seeing your own mother like that until the day she died..

"Nope. Gak ada keluarga yang sempurna Ser. Dibalik semua itu ada satu hal yang selalu bikin gue frustasi. Selain nyokap gue yang terlalu overprotective dan dominan dalam mengatur masa depan gue, gue selalu merasa mereka terlalu menilai segalanya dengan uang. Mereka entah mengapa tidak pernah menganggap profesi sebagai seniman itu adalah pekerjaan yang menghasilkan uang, bagi mereka itu hanyalah hobi. Jabatan dan tingkat pendidikan itu sangat penting untuk sebuah status sosial." Jawabnya.

"But at least you don't have a broken family like me. Bokap lo gak abusive dan ninggalin lo dan nyokap lo demi cewek lain." Katanya. She finally said it.

Radith tidak berkata apapun untuk menanggapi perkataannya. Hal itu membuatnya meneruskan kembali ceritanya.

"All my life Dith.. gue gak pernah punya sosok ayah yang bisa jadi panutan gue, selain itu gue juga menyaksikan sendiri kemalangan yang dialami oleh nyokap gue, I always think that it affects me as a person." Katanya. "but on a positive note, that's also may be the reason why I studied law and become so vocal in womens' right issues. Ternyata setelah mendalami ini cukup lama, banyak wanita seperti nyokap gue yang memang kurang beruntung.. bukan hanya dari sisi mendapatkan pendamping hidup mereka atau kekerasan yang mereka alami, namun juga dari sisi hak hidup mereka untuk mendapatkan equal right dalam keluarga, fair wages, reproductive rights, and education."

"Ser.. gue jadi merasa bersalah karena udah mengeluh.. maafin gue.." Kata Radith.

"It's ok Dith, gue yang minta maaf..lo bener, setiap keluarga punya masalahnya masing-masing. I know your family's problem also affects you somehow, dan pasti selalu ada hal positif yang bisa kita petik dari sana." Kata Sera mencoba tersenyum.

STRINGSWhere stories live. Discover now