21. Untold Fact

2.1K 319 61
                                    

Rumah adalah tempat paling nyaman untuk berpulang. Itu lah yang kini dirasakan oleh Park Haesoo. Setelah bermalam di sebuah hotel sederhana di dekat bandara, dia dan Jeno pulang ke Korea.

Sama sekali Haesoo tak memiliki niatan untuk memberitahu Yuta perihal kepulangannya. Entah apakah Jeno melakukannya atau tidak, yang pasti Haesoo sudah tak peduli.

Melihat paman dan bibinya sehat dan menyambutnya bahagia membuat hatinya sangat lega. Pada akhirnya dirinya bisa merasakan kelegaan setelah setiap waktu harus merasa was-was.

Gadis itu kini tiba di kamar yang ia tempati di rumah Yuta. Ya, meskipun dirinya sudah berpisah dengan sang pria, dia tak bisa sepenuhnya memutuskan ikatan dengannya.

Pada dasarnya, Haesoo adalah gadis yang memiliki rasa penasaran yang tinggi. Walaupun selama ini dirinya merasa tak tenang dengan ancaman teror yang dialami Yuta, sampai sekarang dirinya masih menyimpan tanya.

Apa dasar teror itu bisa terjadi?

Pasti ada satu alasan kuat dibalik teror itu.

Mungkin selama ini Yuta belum mengetahuinya sehingga sampai sekarang dalang teror itu belum juga ditemukan.

Kedua mata Haesoo menelisik, menelanjangi seisi ruang kamar lama Yuta. Kamar itu sungguh tidak lah sebesar kamar yang ada di penthouse. Tapi, dirinya yakin ada sesuatu yang membuat kamar ini nampak begitu terkesan di mata Yuta.

Di samping ranjang, terdapat sebuah meja nakas rendah. Sebelumnya dirinya sama sekali tidak tertarik dengan benda berwarna putih itu.

Dengan yakin, ia membuka salah satu loker meja nakas tersebut. Ia tak begitu terkejut saat melihat dua jenis senjata api yang identik ada di dalam sana. Tangannya terulur untuk mengambil salah satu pistol tersebut.

Gerakannya sedikit tertahan ketika melihat lembar foto di bawah dua pistol tersebut. Dengan tangan lainnya, ia turut menarik dua lembar foto berukuran sedang tersebut keluar.

Napasnya terhenti untuk sesaat ketika melihat foto tersebut.

Di lembar pertama, ia melihat jenazah seorang wanita berusia sekitar 28 tahunan yang tergeletak di lantai. Wanita itu bersimbah darah.

Di foto kedua, ada wanita yang lebih tua. Wanita itu nampak tak sadarkan diri dengan kepala yang bocor membentur setir mobil.

Yang membuat foto itu serupa adalah foto itu diambil dengan kamera depan dan terdapat wajah Yuta yang tengah tersenyum bangga di sana.

Haesoo melempar foto itu ke lantai dengan napas memburu. Ia tahu tabiat Yuta yang begitu keras. Namun, foto-foto tersebut sangat menakutkan baginya.

Jantungnya berdenyut lebih cepat dan semakin cepat ketika mengingat kakak perempuan dan ibu Yuta meninggal. Dua wanita dalam foto itu terlihat mirip satu sama lain meskipun dapat terlihat pautan usia di antara mereka.

Haesoo menutup mulutnya yang terbuka dengan punggung tangannya. Tidak mungkin, 'kan, jika selama ini Yuta lah pelaku teror itu?

Tangannya yang bergetar itu memungut foto yang sempat ia lempar itu. Melihat wajah Yuta di kedua foto itu membuat dadanya tertohok.

Dengan cepat, ia berlari ke depan. Ia harus menemui Kim Jongdae. Pria itu pasti tahu betul apa yang terjadi pada Yuta.

Ketika melewati ruang tamu, Jeno nampak baru saja masuk ke dalam rumah. Melihat ekspresi kalut Haesoo membuat Jeno menghentikan langkah lebar sang gadis.

"Haesoo, ada apa?"

Napas Haesoo tersengal, hampir menangis. Gadis itu menunduk sebentar, mengatur napasnya agar lebih tenang.

MASTER OF MINE - Nakamoto Yuta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang