Aliansi Semesta

delapan, big deal

"Jika perjanjian ini berhasil, feedback-nya perlakuin gua sebagai adek Lo, bukan musuh"
_______________________________
_________________
___

"Nape Bar?"

Ga biasanya, muka Akbar kali ini keliatan serius. Kalo Akbar mulai serius ada dua kemunkinan, satu tentang kuliah nya. Dan kedua, gatau.

"Gua mau memberanikan diri, deketin Freya"
-Akbar

"Jancok, akhirnya"

Berkat teriakan Farrel itu, Fajar yang lagi ngobrol santai sama Rektor di parkiran Deket Akbar sama Farrel lagi nge ghibah, nengok.

Mampus gua -farrel

"Loh itu Adek Pak Fajar kan? Yang kuliah di Fakultas Ekonomi"

"Iya"

Cuman sepatah kata doang, tapi sudah bisa menjawab semuanya.
Farrel disapa? Oh enggak.
Mana mungkin seorang Fajar Mahendra mau nyapa nyapa orang di tempat umum.

"Yuk kabur!"
-Farrel

"Lu gamau nyamperin Fajar?"

"Ga"

Farrel kabur duluan, pokoknya kalo udah di Deket Fajar atmosfer nya bisa berubah 180°.

ALIANSI SEMESTA

[delapan, big deal]

"WOI!"

Raihan yang lagi goleran di kasur tau tau kamarnya di dobrak sama dua orang jancuk yang takde ahlak.

Siapa lagi, dua sekawan. Farrel dan Akbar.

"AJARIN KITA MAIN GITAR!"
- Akbar & Farrel

"Bangsat, lu bedua kesambet apaan"

"Biar kita jelaskan, Bar?"

"Okeh

Akbar sama Farrel berdiskusi gimana cara mendapatkan Hati gebetan. Berhubung Freya itu suka main gitar, Akbar kepingin bisa main gitar. Biar bisa nyanyiin Freya, kebetulan suara Akbar juga ga jelek.

Dan Farrel yang dari dulu pingin bisa main Gitar tapi di les in Piano, juga ikutan.

Lumayan kan gabut main gitar di teras siapa tau Senja lewat.

"Jadi begitu, baiklah"

"TENANG CUK, nanti dibayar. Pake mi ayam"

"Jancuk, bayaran macam apa itu"
-Raihan

"Panggil gua suhu Raihan"
-Raihan

Anak jancuk, dihormati ngelunjak. Gapapa, kalo ga gitu nanti ga diajarin sama Raihan.

'kring'

Satu Darah Beda Bapak

Bagas: ada yang bisa tolongin gua gasi, gua ada kuliah malem. Ini si Nesha nungguin di depan kelas, gabisa keluar. Takut anjeng mukanya ngeri.