05 | Kebakaran

407 72 9
                                    







.

Huening Kai terus berlari. Entah, ia tidak ingat mengapa ia berlari. Suasana di kelilingnya begitu gelap dengan latar belakang sebuah lorong sekolah. Ia juga tidak ingat mengapa ia masih berada di sekolah selarut ini. Cuacanya begitu dingin, ia hanya ingin keluar dari sini dan segera pulang.

"Tunggu, Huening ...." Langkahnya terhenti. Ia samar-samar mendengar suara yang memanggilnya. Ketika ia memandangi sekelilingnya, yang ada hanya kesunyian malam. Bulu kuduknya meremang, ia kembali berlari menuju luar lorong yang terasa begitu panjang.

"Huening, tungguin gue ...." Suara itu terdengar lagi menggema di lorong yang sunyi itu.

Beomgyu?

Ia baru tersadar, ternyata suara lirih itu adalah milik Beomgyu. Ia memutar badannya mencari sosok pemuda yang memanggilnya. Tetapi tidak ada siapapun di sana.

"Tungguin, gue gak bisa lari ...." Suara itu semakin mendekat dan terdengar dari belakangnya.

"Tunggu, hiks. Gue gak bisa lari, gue gak punya kaki ...." Suara itu terdengar dari belakangnya. Huening pun mematung. Dengan perlahan ia membalikkan tubuhnya kearah belakang.

Jantungnya seperti akan copot seketika. Dilihatnya Beomgyu sedang terduduk di lantai dengan kepala yang berdarah dan tidak memiliki kaki. Napasnya tercekat, badannya terasa kaku ketika pemuda manis itu tersenyum dengan mengerikan kepadanya.



"AAAA!!!" Napas Huening memburu. Ia memejamkan matanya lalu melihat arloji. Masih pukul empat subuh. Ia menangkup wajahnya kasar. Ternyata yang tadi itu hanya mimpi. Perasaan bersalah kini menghantuinya. Bagaimana keadaan Beomgyu setelah kejadian kemarin? Pikirnya.

Ia teringat, setelah menerima pesan dari Taehyun tadi malam, ia tidak langsung membukanya dan mengabaikannya. Ia pun segera meraih benda pipih itu di atas nakas.




___


Bbuukk!

Yeonjun bertubi-tubi memukuli Huening. Yang di pukuli tidak berniat untuk membalas. Huening menunduk merasa bersalah.

"Gara-gara lo Beomgyu jadi celaka!" Yeonjun hendak melayangkan tinjuannya lagi namun di tahan oleh Soobin.

"Sabar jun, ini di rumah sakit! Jangan sakitin siapapun, dia sahabat kita," ucap Soobin merangkul pundak Yeonjun.

"Cih, sahabat? Dia bukan sahabat kita lagi, bin."

"Maksud lo?"

"Tanya aja sendiri." Soobin menatap Huening menuntut penjelasan. Taehyun memilih untuk diam, sesekali ia menatap Beomgyu yang sedang terbaring di sana lewat jendela.

"Gua keluar dari panca teruna," ucap Huening pelan. Soobin mengusap wajahnya kasar lalu menatap Huening kecewa. Entahlah, dia sudah tidak bisa berkata lagi. Apakah semesta membiarkan kisah panca teruna hanya sampai sini? Meninggalkan sebuah pertemanan yang berakhir tak berarti?

___



Beomgyu membuka matanya perlahan. Hal pertama yang ia lihat adalah Soobin yang sedang menangkup kepalanya sedang tertidur di sofa. Merasa di perhatikan, Soobin mendongakkan kepalanya.

"Gyu? Udah sadar?"

Beomgyu mencoba untuk duduk. Dengan segera Soobin membantunya. Beomgyu tersenyum getir, "gua gak papa, bang. Oh iya yang lainnya kemana?"

"Yeonjun sama Taehyun lagi nyari makan."

"Huening Kai?"

Soobin mengendikan bahunya. Ia mengambil benda persegi dari kantung celananya kemudian memberi tahu kepada mereka bahwa Beomgyu sudah sadar. Tidak lama, mereka datang dengan membawa dua kantung kresek berisi makanan.

"Udah sadar?" Tanya Yeonjun yang langsung duduk di samping bankar Beomgyu. Sedang pemuda itu mengangguk lucu. Taehyun sibuk menata makanan untuk Beomgyu, sedangkan Soobin masih bergelut dengan pikirannya sendiri. Mereka tidak berniat menganggunya, mereka tahu Soobin butuh waktu untuk menenangkan diri.

"Jujur ke gua, Gyu. Lo di apain Huening?" Tanya Yeonjun dengan wajah serius.

"Gak di apa-apain bang, gua yang ceroboh gak liat pas mau turun dari tangga," jelasnya.

"Bener?"

"Iya bang elah. Oh iya, abah gak kesini?"

"Tadi dateng, terus pulang lagi ada keperluan katanya." Beomgyu hanya menganggukkan kepalanya.

___






Setelah dua minggu berada di rumah sakit, Beomgyu di perbolehkan untuk pulang. Taehyun menyambut Beomgyu di depan kompleks untuk berangkat bersama. Namun mereka tidak melihat Huening. Akhirnya mereka segera berangkat tanpa Huening. Sedangkan Yeonjun dan Soobin sudah berangkat lebih dahulu karena ada keperluan.

Di sekolah pun mereka tidak bertemu Huening, sedangkan tasnya sudah berada di kelas. Baru saja mereka duduk, di luar sana sudah banyak para siswa yang riuh.

Taehyun menghela napas. Ada apa lagi ini?

"Beomgyu! Taehyun! Ayo ke area kelas dua belas." Huening tiba-tiba muncul lalu menarik mereka berdua.

"Ada apa sih?" Beomgyu menghentikan langkahnya.

"Area kelas dua belas kebakaran!"

























S T R E E T
- @Linonibugi ; 2020.

 Chronicles Of The Door✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang