01 | Who?

660 105 15
                                    

Yeonjun sedang tidak fokus memperhatikan guru yang sedang menerangkan pelajaran fisika. Hari ini semesta terlalu bersemangat memancarkan mataharinya membuat penghuni kelas dua belas tampak gerah. Apalagi di suguhi rumus yang sama sekali tidak mereka mengerti. Entahlah, mengapa hari ini banyak yang tersiksa oleh alam. Hari ini sangat terasa berat untuk dilewati.

"Bin, lo ngerti?" Tanya Yeonjun.

"Kagak." Mereka berdua tertawa miris lalu kembali fokus ke arah papan tulis dengan malas. Soobin kembali menoleh ke arah Yeonjun.

"Jun, tau gak? Pas gua berangkat tadi pagi di depan gang kompleks gua ketemu sama cewek," kata Soobin dengan pelan agar tidak terdengar oleh guru.

"Cewek siapa? Cewek lo?"

"Bukanlah, anjir. Gua juga gatau. Tuh cewek diem aja di tengah jalan gang. Gua panggilin suruh minggir diem aja sambil ngeliatin gua." Jelas Soobin sambil bergidik.

"Setan kali," celetuk Yeonjun membuat pemuda di depannya menunjukkan wajah tidak enak.

"Ah lo mah. Jangan bikin gua takut napa jir."

"Ya abisnya apalagi? Orang gila?"

"Iya gila, kek lo." Soobin kembali mengarahkan netra nya ke papan tulis. Sedangkan Yeonjun hanya terkekeh.

Semua atensi yang berada di kelas itu teralihkan karena suara gaduh dari luar. Banyak siswa yang berlarian keluar kelas. Begitu juga Yeonjun dan Soobin yang penasaran ikut keluar bersama temannya yang lain.

"Ada apa woy?" Yeonjun mencegat salah satu siswi yang sedang berlari di hadapannya.

"I-itu kak, ada yang jatuh dari lantai atas."

"Hah jatuh?"

Mereka berdua menghampiri kerumunan orang yang berada di lapangan. Mereka berdua bertemu dengan Taehyun, Huening kemudian Beomgyu yang berjalan santai di belakang. Panca teruna itu berkumpul untuk melihat siapa yang terjatuh dari lantai atas.

Para pemuda tersebut menyerobot masuk kerumunan. Mereka melihat di sana seorang siswi tergeletak tidak bernyawa dengan banyak darah yang menggenang. Namun tidak ada yang berani mendekatinya. Soobin merasa kesal karena semua orang malah memotret bahkan merekam, tidak ada yang berniat menolong satu pun.

"Woi itu tolongin napa?! Apdet statusnya ntar aja. Cepet tolongin!" Teriaknya pada kerumunan itu.

"Berisik! Kenapa gak lo aja sana yang nolongin?" Soobin tampak geram mendengar jawaban dari salah satu kerumunan itu. Keempat sahabatnya berusaha menenangkannya. Mereka bahkan melihat para guru yang tampak biasa saja. Seperti hal ini sudah biasa terjadi.

"Kenapa pada gak peduli sih? Aneh banget," ucap Taehyun.

"Udah biarin aja. Bentar lagi juga ambulan dateng," kata Beomgyu lalu dianggukkan oleh Huening.

"Iya bener, yok lah bang kita ke kantin aja mumpung free," ajak Huening, membuat ketiga temannya bingung menatap kearahnya dan Beomgyu.

Mobil ambulan sudah datang, para kerumunan itupun berangsur pergi. Panca teruna pasrah mengikuti Beomgyu dan Huening ke kantin.

Keadaan kembali seperti biasa, tidak ramai seperti tadi. Kini mereka sedang berbincang di kantin. Mereka terlalu malas menyambung pelajaran yang sempat tertunda. Padahal Yeonjun dan Soobin sebentar lagi akan mengikuti Ujian Nasional. Di tengah perbincangan mereka, ada salah satu objek yang menarik perhatian. Di ujung kantin, ada Yohan beserta temannya sedang membully adik kelas. Yeonjun mengernyit, setahunya Yohan adalah anak yang rajin dan tidak suka kekerasan, bahkan saat duduk di kelas sebelas dia menjabat sebagai ketua osis.

"Sejak kapan Yohan suka ngebully orang?" Tanya Soobin yang juga penasaran.

"Udah capek jadi orang baik mungkin?" Jawab Huening sambil terkekeh.

"Gak ada orang yang capek jadi orang baik," ucap Yeonjun merasa tidak suka dengan ucapan sabahatnya itu.

"Udahlah bang biarin aja." Beomgyu mencoba untuk menengahi mereka berdua.

"Tapi ... " semuanya serentak menoleh kearah Taehyun.

" ... kenapa hari semua orang keliatan aneh?"







S T R E E T
─ @Linonibugi ; 2020.
















Maaf kalo pendek, mungkin jumlah partnya juga bakal gak banyak-banyak.

Enjoy!

 Chronicles Of The Door✔ [TERBIT]Where stories live. Discover now