10. Sosok Misterius

22 2 0
                                    

Hari sudah mulai semakin gelap. Mereka semua sudah mulai memakai headlamp nya masing-masing. Dan mereka pun sudah menyadari bahwa pendakian kali ini sudah mulai terasa aneh. Mulai dari suara misterius, buah dengan noda darah, sampai burung yang menyeramkan.

"Ayo sebentar lagi sampai di Pos 5. Semangatt!" seru Arga.

Baru juga Arga mengajak yang lainnya bersemangat, Putra sudah mengajak istirahat ditengah-tengah gelapnya malam langit.

"Eh istirahat bentar yu, gua gakuat nih kebelet buang air kecil" kata Putra yang sedang menahan buang air kecil.

"Yasudah-yasudah, mau di anter ga? Ini sudah malam lho" sahut Gilang menawarkan.

"Gausah, gua udah gede kali gausah pake dianter-anter segala" jawab Putra.

"Hati-hati lu udah malem, jangan kepeleset. Kalau ada apa-apa teriak saja" sambung Arga.

Akhirnya mereka pun beristirahat sembari menunggu Putra yang sedang buang air kecil. Tiba-tiba,

"TOLONG-TOLONGG" teriak Putra.

"Eh-eh itukan suaranya Putra" sahut Ghina.

"Iyaa itukan suaranya Putra" sambung Adinda.

"Yuk kita samperin Putra, gua takut dia kenapa-kenapa" kata Gilang.

Mereka pun memutuskan untuk pergi menemui Putra, mereka takut terjadi sesuatu pada Putra.

"Putra, lu kenapa?" tanya Adinda.

"Tadi gua liat sosok kakek-kakek pake baju serba hitam menatap ke arah gua. Terus dia kaya berbicara gitu tapi dengan bahasa yang nggak gua ngerti dan dia sambil mengangkat burung yang serba hitam itu juga buah yang ada bercak darahnya" jawab Putra yang membuat semuanya terkaget.

"Tuhkan dari sebelum pemberangkatan tuh gua udah ngerasa gaenak sama rencana pendakian ini. Dan asal kalian tau, semalam sebelum kita berangkat gua mimpi kalo misalkan kita semua nih diikuti sama sesosok makhluk yang membuat kita semua tersesat" jelas Ghina.

"HAHH???????"semuanya serempak kaget.

"Kenapa lu gak ngasih tau kita semua tentang hal itu?" tanya Putra.

"Gua gak ngasih tau ini karena gua gamau rencana kita ini gagal. Kalian yang meyakinkan gua untuk tetap ikut dalam pendakian ini. Maka dari itu gua gamau bikin pendakian ini gagal" jawab Ghina.

"Sebenernya di warung kopi tadi ketika lu ngomong seenaknya, tatapan orang-orang yang ada disitu itu menjadi beda, menjadi menyeramkan. Dan saat itu sebenernya gua lihat sesosok pria mengenakan baju serba hitam yang sedang berdiri memperhatikan kita. Dan sosok itulah yang gua liat waktu di perjalanan yang ketika kalian liat, dia menghilang. Dan mungkin, sosok inilah yang tadi menghampiri Putra" sambung Ghina.

"Sudah-sudah, kini kan sudah jelas. Sebenernya gua sudah menyadari akan hal ini. Gua melihat sosok itu waktu di warung kopi, dan ketika di perjalanan juga gua sering liat bayangan hitam berlarian. Gua gamau mengungkit masalah ini karena gua takut kalian jadi tidak ingin melanjutkan perjalanannya. Makanya gua pendam ini, dan mungkin ini juga yang dirasakan oleh Ghina" sahut Gilang.

"Ayo Putra kita jalan lagi" ajak Arga yang kemudian pergi menuju tempat mereka menaruh tas.

Ketika mereka sampai di tempat menaruh tas-tas, mereka di kagetkan dengan kondisi tas mereka yang berantakan sekali.

"Lah kok tas kita berantakan gini?" tanya Adinda keheranan.

"Kok bisa seperti ini Ya Allah" sahut Ghina dengan diiringi isakan tangis yang tidak begitu terdengar.

Lorong GelapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang