9. Burung Menyeramkan

17 2 0
                                    

Setelah kejadian itu, Ghina mulai merasakan keanehan dalam pendakiannya itu. Ia selalu merasa ada yang mengikutinya. Entah sosok apa itu, tapi ia selalu merasa ada yang mengikuti mereka.

Untung saja jarak dari Pos 1 menuju Pos 2 tidak begitu jauh. Hanya sekitar 30 menitan saja, dan medan yang di laluinya tidak begitu sulit sehingga memudahkan mereka untuk melewati medannya itu.

Sesampainya mereka di Pos 2, mereka tidak beristirahat cukup lama, tidak seperti di Pos 1. Di Pos 2 mereka hanya beristirahat minum saja. Namun, ketika mereka sedang asik minum, di kejauhan terlihat seekor burung berwarna hitam sedang bertengger di dahan pohon dan seperti sedang memperhatikan mereka. Hal itu pun di sadari oleh Adinda.

"Eh liat deh disana, itu burung serem banget. Bulunya serba hitam" seru Adinda.

"Mana? Kok aku gak liat sih" tanya Arga.

"Tuhh disana dasar buta lu" ejek Gilang sambil menunjuk ke arah burung tersebut.

"Eh kata orang tua ku, kalo kita di hutan dan bertemu dengan burung yang warnanya serba hitam, itu adalah pertanda buruk tau" kata Ghina.

"Apa sih lu Ghin yang begitu aja di percaya. Nih gua pantek aja tu burung" kata Putra yang kemudian mencari batu lalu segera melemparnya ke arah burung.

"PUTRAA!!!!!" seru semuanya sambil mendatangi Putra.

Anehnya, ketika Putra melempar burung itu seharusnya kena. Karena lemparannya Putra itu 100% mengenai burung itu. Namun diluar dugaan, tiba-tiba saja burung itu menghilang dengan sekejap.

"Tuhkan, apaan itu Cuma burung biasa saja kok. Lu gausah ngada-ngada cerita yang aneh-aneh deh" kata Putra.

"Tapi, kalian liat kan tiba-tiba burung itu menghilang dengan sekejap. Seharusnya burung itu kena lemparan dari Putra. Tapi ini......" kata Adinda terhenti.

Arga yang mulai menyadari halini, segera mengajak yang lainnya bergegas berjalan sebelum hal buruk terjadikepada mereka. Namun, perjalanan mereka dari Pos 2 menuju Pos 3 tidak semudahyang mereka bayangkan. Ternyata burung tadi, masih ada dan tetap mengikutimereka bahkan sampai mereka jalan menuju Pos 4. Tetapi, ketika mereka mulai jalandari Pos 4, burung tersebut sudah mulai tak terlihat lagi dan mereka merasasedikit lega.

Lorong GelapOnde histórias criam vida. Descubra agora