Threety - Mittelbergheim.

7.1K 539 45
                                    

Hai hai ada yang kangen Alardo dan Dizzi?

Selamat membaca......

#####

As if everything was planned

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

As if everything was planned. I'm caught up in what I don't want without ever being able to avoid it. And the fact that I have fallen in love with him.

.
.
.

Setelah kepergian Alardo ke Jerman. Dizzi merasa hidupnya kembali damai. Ia bebas melakukan apapun tanpa harus takut akan kedatangan Alardo yang selalu muncul dengat tiba-tiba itu.

Seperti saat ini, Dizzi baru saja mengantar Diego pulang dari rumah sakit. Pria itu sudah boleh pulang walaupun ia masih harus melakukan beberapa pengecekan dalam beberapa minggu kedepan.

Dizzi benar-benar lega karena Diego pulih dengan cepat. Rasa bersalahnya mulai berangsur menghilang seiring dengan kesembuhannya.

"Abby! Apa semuanya sudah siap?"

Abby yang berada di balik kemudi itu menoleh. Wanita itu tersenyum lalu mengangguk. "Aku sudah menyiapkan semuanya. Apa kita pergi sekarang?"

Dizzi menghela napas lega lalu mengangguk. "Ya! Aku ingin segera menemuinya dan meminta maaf padanya!"

"Baiklah!" Tanpa mengatakan apapun lagi Abby menginjak pedal gas.

Hari ini, setelah mengantar kepulangan Diego. Dizzi berencana untuk pergi menemui Frans. Gadis itu sudah bersiap sejak semalam dan meminta Abby untuk mengaturnya selama ia pergi mengantar Diego. Dizzi rasa ini waktu yang tepat karena Alardo tengah pergi dan pastinya pria itu tidak mungkin mengetahui kepergiannya.

Setelah menghabiskan waktu yang sangat panjang akhirnya mereka sampai di desa Mittelbergheim. Dari informasi yang Abby dapat keluarga Frans pindah ke desa itu dan kembali membuka kedai disana.

"Apakah ini kedainya?" Tanya Dizzi sambil memerhatikan sekelilingnya.

Abby mengangguk sambil menatap kedai yang terlihat cukup ramai di sore hari itu. "Ya! Kedai ini yang tertulis di alamat yang aku dapat!"

"Baiklah! Ayo kita lihat!" Ajak Dizzi sambil membuka pintu mobil.

Dizzi keluar dari mobil, pandangannya menyapu setiap sudut kedai itu lalu berjalan masuk ke dalam. Kedai itu sangat ramai dengan pengunjung. Mereka duduk di sebuah kursi dengan kedua mata menyapu ke segala arah, mencari sosok yang mereka kenal.

The Devil PrinceOnde as histórias ganham vida. Descobre agora