[50]

29K 1.3K 106
                                    

sebelum james datang ke gudang . .

"kalian . . hahh hahh dimana davin?" tanya james kepada teman sekelas davin. ia ngos ngosan setelah berlari dari parkiran

"kami tidak tau, mereka membawa davin—"

"mereka?"

"ya, mereka berempat"

"hah?! sial!" saat james berbalik, salah satu teman davin yang diam diam mengikuti valdo membuka mulut
"davin . . gudang" nichole menunjuk arah koridor

"terimakasih" james segera berlari menuju gudang

. . .

• di gudang •

"vin!" james menghampiri davin

". . ." davin tidak menjawab, ia menangis. wajahnya terlihat berantakan. darah kering di sekitar bibirnya membuat emosi james semakin menjadi jadi

"kau?" james menendang dada valdo hingga badannya terjatuh bersamaan dengan kursi yang sedari tadi di dudukinya.

"uguk uhuk!"

"valdo!" ryan dan yosi menyelamatkan valdo. Sedangkan aksa menahan davin

"dan kalian juga!" james meninju wajah ryan dan yosi, namun tidak separah valdo

"james" lirih davin. ia menggelengkan kepalanya sambil menangis. "ini salahku, hentikan"

james menggelengkan kepalanya. "mereka harus diberi pelajaran". kedua tangannya mengepal kuat
"kau masih berani disitu?" james menatap mata aksa yang terlihat sibuk menahan davin

". . ." tidak ada jawaban

james menampar pipi aksa menggunakan salah satu sepatu davin

setelah itu, james melepaskan ikatan tangan davin dan memakaikan celananya

"kau pacarnya? beritahu pacarmu itu, berhenti mengganggu pacarku" valdo berjalan mendekati james dan davin dengan sangat pelan, langkahnya terseret

"jangan kesana, biar kami yang mengurusnya" yosi menangkap tubuh valdo yang hampir terjatuh karena kehilangan keseimbangan

"ada masalah apa kau dengannya? dan kenapa kau membawa pasukan?" james berbalik badan sambil berjongkok di depan valdo. "dasar pengecut"

"pacarmu, membuat pacarku sakit. aku tidak tau apa yang sudah dia lakukan dengannya" valdo mengelap darah yang menetes di dagunya sambil menatap mata james. "aku membawa teman karena tidak mungkin aku yang harus memasuki pacarmu itu. punyaku hanya milik pacarku, geo."

"TAPI KENAPA HARUS TIGA?!" james menarik kerah baju valdo

"james, aku tidak kenapa kenapa" davin perlahan meraih tangan james. "ini salahku, kalau kau mau menghajar . . hajar aku saja"

"apa yang kau lakukan pada geo? sudah ku ingatkan berulang kali, tidak usah berurusan lagi dengan geo. kenapa kau keras kepala? kenapa?!" dada james sesak melihat kondisi davin

"kemarin aku mengungkapkan cintaku padanya, aku mengajaknya berpacaran. tapi dia menolakku, dia ingin mempertahankan valdo. setelah itu aku bilang padanya kalau lebih baik aku pindah universitas, bahkan pindah negara agar aku tidak terus menerus cemburu melihat mereka berdua" davin memejamkan matanya sekilas. "aku mengantar dia kerumahnya, mencium bibirnya sebelum pulang dan mengatakan aku mencintainya . . lagi."

"SIALAN KAU DAVIN!!" valdo menatap Davin dengan penuh amarah

"DENGARKAN DIA DULU!" james membentak valdo. "lanjutkan"

"lalu dia memukul dadaku dan keluar dari mobil. saat aku mau pulang, tiba tiba dia pingsan" davin mengatur nafasnya. "dengan cepat aku menghubungi valdo setelah membantu dia masuk ke dalam kamarnya"

S1. OUR SLAVE [BL 21+]Where stories live. Discover now