:'02

95 22 6
                                    

Pertemuan berikutnya, hatiku sudah ikut mengikuti sesosok tuan yang selalu membayang. Tanpa disangka, tuan sudah bisa mengambil dan menyita seluruh rasa yang ada.

Menyertai kemanapun langkah ini pergi mencari. Seolah memberi semangat dengan senyuman yang begitu hangat. Dengan satu sapaan yang mampu meluluhlantakan.

Oh sial, haruskah secepat ini membiarkan hati jatuh begitu saja. Haruskah rasa ini kembali tersakiti dengan harapan yang dibuat oleh angan sendiri?.

Jika dikemudian hari, jika tuan sudah mengetahui tentang rasa yang terpendam ini? Akankah tuan membalas sama dengan segenap hati yang aku berikan.

Membalas semua perhatian yang tanpa atau disengaja keluar. Bahkan, sampai saat ini tuan selalu menjadi sosok yang memberi inspirasi dalam tulisan yang menurut tuan tidak bermakna apa apa.

Enggan tau apalagi peduli untuk mengetahui. Ingin membiarkan rasa mengalir semestinya, Namun sangat sulit hingga rasa iri melihat siapa saja dekat bahkan menjadi alasan tertawa.

Ingin marah? Sudah pasti. Namun aku sadar diri. Siapa aku ini. Mengagumi saja tak seharusnya, apalagi menunjukan hati cemburu yang tak karuan.

Teruntuk Tuan
Bolehkah aku memikirkan? Setiap harinya. Tanpa terlewati apalagi berhenti. Jika tuan tahu tentang rasa ini. Tenang aku sudah punya jawaban sendiri. Taakan mendapatkan balasan selain hal yang menyakitkan.







Temaram,2020.

ARGUMENTASI DIMENSI [selesai✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang