Stroberi

2.1K 250 11
                                    

Sore hari yang cerah di pertengahan bulan Februari. Xie Lian duduk santai sambil menonton acara variety show yang dipandu oleh host favoritnya. Tepat di depannya sepiring penuh buah stroberi tersaji. Itu bukan buah kesukaannya, hanya saja jenis buah itu yang ada di dalam kulkas. Terhitung sudah hampir satu minggu Xie Lian tidak berbelanja. Keadaan seperti itu jelas tidak akan terjadi jika pasangannya berada di rumah. Tapi selama enam hari ini Hua Cheng melakukan perjalanan bisnis ke luar negri. Dia sudah meminta Xie Lian untuk ikut, tapi istrinya menolak. Itu bukan sebuah liburan, jadi dia memutuskan tidak ikut.

Ternyata rasanya seperti menjadi janda di usia muda.

Dia merindukan suaminya. Sehari pertama tidak terlalu terasa. Tapi setelah malam kedua dia mulai merasa ada bagian yang hilang dari kesehariannya.

Uh harusnya dia menerima ajakan Hua Cheng dan mungkin saja mereka bisa mencuri waktu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan di luar sana di sela sela jadwal padat sang suami.

Xie Lian mencomot satu stroberi besar berwarna merah terang lalu memasukannya ke dalam mulut. Rasa manis sedikit asam langsung membanjiri indera pengecapnya.

Sementara di luar, seorang pria tinggi berwajah tampan dan berkulit putih membawa sebuah koper berdiri di depan pintu. Dia merogoh kunci lalu membuka pintu. Sebelum keberangkatannya, ia sudah meminta istrinya untuk selalu mengunci pintu saat dirinya ada maupun tidak ada di rumah. Mereka hanya tinggal berdua, jadi lebih baik untuk bersikap menjaga.

Saat Hua Cheng memasuki rumah, terdengar suara televisi menyala. Dia meninggalkan koper begitu saja lalu berjingkat menuju sofa tempat Xie Lian duduk.

Matanya menangkap saat sang istri memasukan buah stroberi ke dalam mulutnya. Meninggalkan jejak kemerahan pada bibir Xie Lian. Bibir yang sudah lama tidak ia jamah. Bibir yang sudah ia rindukan.

Saat Xie Lian memakan satu stroberi lagi, sebuah ide melintas di kepala Hua Cheng.

"Apa stroberi itu sangat enak hingga Gege tidak datang menyambutku?"

Mendengar suara itu, Xie Lian memutar kepala ke arah belakang dan melihat sosok yang dirindukannya telah kembali. Wajahnya tidak bisa tidak memunculkan rona bahagia.

Hua Cheng menampilkan senyum menawan lalu duduk di sebelah Xie Lian dan membawa tubuh yang lebih kecil ke dalam pelukannya.

"Selamat datang kembali."

Satu kecupan kecil mendarat di dahi Xie Lian. Lalu mata. Hidung. Pipi. Terakhir kecupan ringan di bibirnya.

Seperti yang Hua Cheng kira, stroberi yang manis.

"Aku punya stroberi paling enak di dunia, apa Gege mau?"

"Hm?"

Xie Lian tidak bisa mengikuti pergantian topik yang begitu tiba-tiba.

Hua Cheng menunjuk meja. "Stroberi."

"Stroberi kenapa?"

"Aku punya stroberi yang lebih enak dari itu. Gege mau?"

Meskipun sedikit ragu, Xie Lian menganggukan kepala. Apakah suaminya membawa stroberi dari luar negri sebagai oleh-oleh?

Dia tidak bisa menebak-nebak lagi saat ia refleks mengalungkan tangan pada leher Hua Cheng ketika tubuhnya tiba-tiba digendong.

Mengapa ia dibawa menuju ke kamar?

Bukankah tadi dia akan memakan stroberi?

Satu jam kemudian dia baru mengetahui bahwa yang dimaksud stroberi oleh Hua Cheng adalah hickey yang tersebar di seluruh kulit putihnya.

Jadi stroberi = cupang??

FIRST THEMEWhere stories live. Discover now