Sempurna

1.9K 255 26
                                    

Hua Cheng melirik pada sosok yang masih memejamkan mata di atas ranjang. Piyama abu-abu yang dikenakan Xie Lian tersingkap dan sebagian pinggangnya terekspos. Dua kancing teratas piyamanya terbuka. Mungkin tak sengaja terbuka saat pemuda imut itu bergerak dalam tidurnya. Apalah daya mata Hua Cheng yang dihadapkan pada tulang selangka putih bersih indah seperti batu giok namun terlihat rapuh tanpa pertahanan. Sungguh pemandangan yang tak tertahankan. Ingin dia mencium menghisap lalu menggerogoti bagian itu sampai habis tak bersisa.

Tapi kekasih tercintanya meminta waktu genjatan senjata selama tiga hari dan batas itu akan berakhir sore nanti. Jadi dia memilih untuk membuat adik kecilnya menjadi lebih sabar sebelum bisa menggila nanti sore.

Kelas pagi sialan! Harusnya dia masih bisa bersantai di atas kasur sambil melingkarkan lengan di pinggang Xie Lian. Lebih baik lagi kalau mendapat beberapa kecupan.

Tak ingin pikiran iya-iya terus merecokinya di awal pagi hari, Hua Cheng hanya mendaratkan ciuman kecil di dahi Xie Lian sebelum keluar dari kamar.
.
.
.
Xie Lian sedang duduk santai di sofa ditemani secangkir teh dan toples berisi biskuit di sore hari yang cerah. Dia memang tidak punya banyak kegiatan omong-omong. Xie Lian merasa menjadi orang yang semakin malas dan tidak punya sesuatu untuk dikerjakan selain makan, mandi, tidur, dan uhuk menjadi bantal tidur. Ia sudah membuat satu permintaan dan tinggal menunggu waktu untuk mendapat persetujuan dari suam--- uhuk- Hua Cheng.

Matanya dengan serius membaca artikel tentang suami yang ideal di layar ponselnya. Itu tidak berarti dia sengaja mencari artikel dengan tema seperti itu. Judul itu hanya lewat saat dia sedang browsing untuk sesuatu yang dia perlukan. Tapi entah kenapa tangannya mengklik tautan itu.

Namun setelah membaca isinya, Xie Lian merasa kurang puas. Hal itu karena Hua Cheng hampir memenuhi semua kriteria.

Hei bukankah itu bagus jika ternyata Hua Cheng merupakan sosok suami yang ideal?

Entah apa yang ada di pikiran Xie Lian dengan rasa kurang puasnya itu.

Tampan
Seluruh orang dengan penglihatan normal juga bisa mengatakan bahwa Hua Cheng dari segi manapun jelas termasuk dalam kategori ini.

Setia
Hal ini juga sudah terbukti ketika mereka harus terpisah selama hampir satu tahun dan nyatanya Hua Cheng tidak saja tidak berpaling, namun cintanya semakin membuncah.

Jujur
Meskipun tidak selalu tidak menyembunyikan satu atau dua hal, namun ia selalu menjawab jujur jika Xie Lian bertanya.

Kerja keras dan bertanggung jawab
Poin kerja keras Xie Lian agak tidak terlalu jelas namun dia yakin Hua Cheng adalah orang yang bertanggung jawab.

Emosi yang stabil
Selama ini Hua Cheng tidak pernah membentak ataupun memarahinya. Tapi itu jelas tidak berlaku untuk orang lain selain dirinya.

Kuat
Hua Cheng jelas kuat secara fisik maupun mental. Dia tidak mudah terprovokasi selain dari tubuh milik Xie Lian.

Tidak posesif
Ini masih bisa dinegosiasikan.

Mengakui kesalahan dan meminta maaf
Selama ini dia juga sering mendengar permintaan maaf Hua Cheng. Yah walaupun sebagian besar permintaan maafnya karena berlebihan di atas ranjang.

Bukan pemaksa
Apa yang Hua Cheng bisa untuk memaksanya? Itu hanya sekedar trik kecil agar dia mau bergelung bersama di bawah selimut.

Membantu urusan rumah tangga
Bisa dibuktikan dengan Hua Cheng yang tanpa diminta memasakkan makanan untuk mereka. Apalagi masakannya standar hotel bintang lima. Dia juga mau untuk menyapu mengepel dan mencuci. Apalagi mencuci pakaian dalam. Itu adalah hal favoritnya. Uh rasanya Xie Lian malah menganggap Hua Cheng sebagai asisten rumah tangga?

Anti kekerasan
Hua Cheng memang tidak pernah main tangan kecuali untuk menjelajahi tubuhnya?

Romantis dan penyayang
Xie Lian tidak bisa menyebutkan banyak karena pada dasarnya Hua Cheng adalah sosok bucin sejati.

Karena sadar dalam hubungan mereka Hua Cheng lah yang menjadi pemimpin, maka Xie Lian juga membaca bagian kriteria uhuk istri yang sempurna.

Namun wajahnya cemberut saat ada beberapa bagian yang tidak sesuai dengan kriterianya.

Cantik
Xie Lian jelas tidak merasa dirinya cantik. Tapi entah dari sudut pandang Hua Cheng.

Setia
Jelas

Jujur
Jelas

Penyabar
Jelas

Pintar memasak
Jelas Xie Lian memiliki poin nol besar dalam hal ini.

Tidak manja
Jelas tapi kurang jelas?

Berpengetahuan luas
Terkadang Xie Lian merasa dirinya kurang begitu update tentang segala hal kekinian.

Rajin dan suka kebersihan
Ah dia seringkali bangun terlambat dan rumah sudah dalam keadaan rapi.

Xie Lian belum selesai membaca seluruh artikel saat Hua Cheng tiba-tiba memeluknya dari belakang dan mengambil ponsel yang sudah membuat istrinya terlalu fokus sampai tidak mendengar ketika dia pulang.

Setelah membaca sekilas, Hua Cheng berbisik di telinga Xie Lian, "Tak perlu jadi sempurna. Karena yang terpenting Gege selalu bisa membuatku bahagia."

Mendapati gombalan seperti itu, tentu saja Xie Lian merona.

Hua Cheng melepaskan pelukannya lalu berjalan ke depan Xie Lian kemudian berjongkok dan memintanya naik.

Xie Lian tanpa banyak bertanya menyamankan diri. Ia baik-baik saja digendong di punggung seperti ini. Tapi ketika menaiki tangga, tangan nakal Hua Cheng terus menerus meremas dua bongkahan pantatnya. Benar-benar rubah licik! Hilang sudah atmosfir romantis yang sempat terbentuk.

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca.
18/11/2020

FIRST THEMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang