First Celebrating Birth Day

2.5K 328 8
                                    

Suasana semangat di antara mereka masih belum memudar. San Lang makin merapatkan tubuh tanpa busana Xie Lian dalam rengkuhannya. Menarik selembar selimut untuk menutupi mereka lalu mencium sayang kepala kekasihnya, membuat pemuda yang sudah melayaninya di atas ranjang itu semakin menyamankan posisi.

Kali ini sedikit berbeda karena Xie Lian tidak langsung tidur kelelahan setelah sesi bercinta. Mungkin San Lang sedang dalam pengendalian diri yang bagus. Tidak mudah bagi Xie Lian untuk bisa lepas dari jeratan San Lang kalau bukan kekasihnya itu yang ekstra menahan diri.

"San Lang, apa kamu memiliki kebiasaan merayakan sesuatu seperti ulang tahun?" Xie Lian menanyakan hal yang sudah bersarang di pikirannya selama beberapa hari ini.

"Hm? Tentu saja tidak pernah Sayang."

Jawaban itu membuat rencana yang ada di kepala Xie Lian terpaksa dihilangkan. "Apa tidak ada hal yang kamu inginkan saat ini?"

"Apalagi? Aku sudah mendapatkanmu. Aku tidak membutuhkan apapun lagi di dunia ini."

Xie Lian memukul kecil lengan yang memeluknya. "Ish."

San Lang tertawa kecil, "Jangan mendengarkan ocehan-ocehan tidak jelas temanmu itu."

Xie Lian mendongakan kepala, "Kamu tahu?" Dia tidak menyangka San Lang mengetahui isi obrolan antara dirinya dengan Wei WuXian kemarin.

"Hm. Bagiku asal bersama denganmu, setiap hari selalu menjadi hari spesial."

Uh mengapa kekasihnya ini selalu berkata kalimat yang membuat hatinya berdesir dan wajahnya merona?

San Lang mengecup pipi merah muda sang kekasih, "Bukankah ulang tahun Gege juga sudah dekat? Hanya selisih dua hari. Apa Gege biasanya merayakannya?"

Xie Lian mengingat lagi rutinitas di hari kelahirannya di tahun-tahun sebelumnya. "Hanya perayaan sederhana bersama keluarga."

"Bagaimana kalau kita mengunjungi calon mertua?"

"Ah benarkah?" Matanya berbinar. "San Lang memang terbaik!" Dia mengecup kilat bibir pemudanya.

Tapi San Lang memberikan reaksi yang lain. Dia menggerakan badan dan kembali menindihnya. "Kalau begitu ayo kita lanjutkan bermain. Aku tahu Gege pasti akan menolakku ketika di rumah calon mertua."

Ah sepertinya malam ini tidak ada bedanya dengan sesi bercinta mereka yang sudah-sudah. Xie Lian masih akan ditekan sampai kelelahan dan tertidur. Lagipula kapan San Lang bisa menahan diri ketika menggenjotnya di ranjang? Hei frekuensi bercinta mereka hanya dua kali per minggu. Dua kali. Tidak lebih tapi boleh kurang. Itulah kesepakatan yang diajukan Xie Lian. Jadi untuk apa San Lang menahan diri kan?
.
.
.
Nyonya Xie begitu senang mendapat kabar jika putra dan calon menantunya besok akan ke rumah untuk makan malam di hari kelahiran putra satu-satunya. Sebagai seorang ibu, dia sempat cemas kalau setelah memiliki kekasih, putra tersayangnya itu akan melupakan mereka. Tapi dia sedikit lega. Setidaknya calon menantunya bukan orang egois yang suka memonopoli kekasihnya.

Dia menyuruh sang koki untuk menyiapkan hidangan yang selalu tersaji tepat di hari ini. Telur merah, roti persik, mie panjang umur, serta satu buah kue ulang tahun. Usia putranya kini telah mencapai angka dua puluh dua tahun. Dan mungkin tahun depan ia akan segera kehilangan sang putra yang akan menikah dengan kekasihnya. Putranya yang manis kini sudah dewasa dan akan menjadi milik orang lain. Hah memikirkan hal itu membuat Nyonya Xie agak sedih. Andai saja Xie Lian mau tinggal di sini setelah mereka menikah.

Putra dan calon menantunya tiba di rumah saat langit sudah menjadi senja. Dia dan suaminya menyambut mereka dengan suka cita. San Lang seperti biasa menghadiahi setiap orang sebuah bingkisan.

FIRST THEMEOnde histórias criam vida. Descubra agora