After all

1.8K 259 18
                                    

"San Lang apakah semua ini pantas?" Xie Lian bertanya dengan suara lemah. Seluruh tubuhnya sakit. Apalagi bagian belakang. Dia benar-benar telah dimakan sampai tulang belulang.

"Bukankah itu sebagai kompensasi selama sebelas bulan ini?" Jawab Hua Cheng santai. Ia masih semangat dan berenergi meskipun semalam suntuk sudah bekerja sangat keras membuat kekasihnya lumpuh pagi ini.

Xie Lian memalingkan wajah. Kekasihnya ini benar-benar bertambah licik setelah hampir satu tahun tidak bertemu.

"Setidaknya Gege tidak akan bisa bangun dalam satu hari ini. Jadi aku tidak khawatir jika Gege akan menghilang." Senyum penuh kepuasan terpancar di bibir Hua Cheng saat melihat hasil karyanya di atas tubuh yang semula putih bersih tanpa cela milik Xie Lian. Beberapa bagian berwarna merah bertebaran benar-benar kontras dengan warna kulit kekasihnya.

"Kamu!" Xie Lian memerah dan menutupi wajahnya. Semua bagian dari dirinya tidak luput dari pekerjaan tangan dan gigi Hua Cheng.

"Gege tidak bisa terlalu imut begitu. Atau San Lang akan kehilangan kendali dan menerkammu."

Xie Lian menarik tangan dari wajahnya dan melotot pada Hua Cheng. "Kamu masih berani!"

Mendapati ekspresi cemas di wajah sang kekasih, Hua Cheng tersenyum kecil dan mendekati Xie Lian yang masih berbaring di ranjang. "Tentu saja tidak berani. Biar aku membantu Gege mandi terlebih dulu."

Xie Lian tidak menolak saat Hua Cheng menggendong tubuh telanjang berbalut selimutnya ke kamar mandi.

Sementara kekasihnya sudah rapi, apa daya dia yang tidak bisa bangun dari tempat tidur. Siksaan Hua Cheng begitu liar. Dia dibolak balik entah berapa kali malam itu. Akibatnya kini pinggangnya serasa patah.

"Gege berendam dulu. Aku akan kembali sebentar lagi."

Hua Cheng mengambil selimut yang tadi digunakan untuk membalut tubuh penuh bercak milik Xie Lian dan keluar dari kamar mandi.

Tubuh Xie Lian menjadi lebih baik saat hangat air menerpa kulitnya. Ia tahu Hua Cheng pergi untuk membuang selimut dan sprei yang telah tercemar oleh keringat dan cairan mereka. Uh memikirkan itu wajahnya menjadi merah kembali.

Xie Lian berusaha mengenyahkan bayangan Hua Cheng yang seksi dan penuh stamina saat bercinta dengannya malam tadi.

Ia memutar kembali dalam ingatannya kejadian setahun belakangan.

Dia yang berakhir terbangun di dalam sebuah tempat tidur yang asing baginya. Lalu kemunculan Jun Wu yang dari awal diketahuinya sebagai orang yang akan mendampinginya untuk melanjutkan studi ternyata tidak lain adalah penculiknya.

Bagaimana dia masih bisa ingat wajah orang yang telah diselamatkannya lebih dari satu dasa warsa yang lalu kan?

Apalagi orang itu menjadi terobsesi dan ingin menjadikannya sebagai istri.

Dia sudah berkata berkali-kali bahwa dia tidak mau dan tidak akan pernah bersedia. Ia hanya mencintai San Lang dalam hatinya.

Untungnya Jun Wu tidak seperti bajingan. Dia memperlakukan Xie Lian dengan sangat baik. Sebenarnya dalam masa sebelas bulan ini Xie Lian tidak merasa bahwa dia sedang diculik, tetapi semua itu lebih seperti Jun Wu sedang menyembunyikannya dari Hua Cheng.

Sudah tak terhitung berapa kali dia berpindah tempat selama ini.

Ia juga mengetahui bahwa Jun Wu adalah orang yang sama dengan Bai WuXiang. Saat pertama kali kebenaran itu terungkap, dia tidak bisa tidak berteriak dan mengumpat orang itu dengan kata-kata yang baru pertama kali ia gunakan dalam dua puluh tahun lebih hidupnya.

FIRST THEMEOnde as histórias ganham vida. Descobre agora